Dorong Hilirisasi Industri, Ekonom UI Ingatkan Prinsip Berkeadilan dan Berkelanjutan

Hilirisasi yang dilakukan di suatu negara dapat berdampak besar terhadap perekonomian domestik.

oleh Fachri pada 26 Des 2023, 13:10 WIB
Diperbarui 26 Des 2023, 13:05 WIB
Harita Nickel di Pulau Obi sudah menggelontorkan investasi lebih dari USD 1 miliar untuk membangun industri hilirisasi nikel
hilirisasi nikel (dok: Ilyas)

Liputan6.com, Jakarta Hilirisasi yang dilakukan di suatu negara dapat berdampak besar terhadap perekonomian domestik. Pasalnya, melalui hilirisasi, Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara akan meningkat serta kegiatan ekspor dan impor pun akan berkontribusi besar terhadap pemasukan negara.

Berkaitan dengan itu, Pakar ekonomi pembangunan Universitas Indonesia (UI), Teguh Dartanto mendukung pemerintah untuk mendorong hilirisasi industri dalam negeri yang dapat menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat dan negara. Ia pun menilai, hilirisasi dalam industri kebijakan adalah bagaimana mendorong perekonomian agar tidak hanya didominasi oleh sektor pertanian dan sektor primer, tapi juga bergerak ke industri manufaktur.

“Kalau dalam konteks itu hilirisasinya harus kita dorong. Artinya kita dorong bagaimana dari raw material ini diproses dalam negeri untuk menjadi nilai tambah. Harusnya, konteks industrial policy, artinya lebih komprehensif, jadi hilirisasinya tidak sepotong-potong,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Senin (25/12/2023).

Teguh menegaskan bahwa pemerintah harus serius menggarap hilirisasi industri dengan membangun roadmap. Dirinya mengungkapkan, hal itu agar hilirisasi tidak selalu diasosiasikan pada industri pertambangan seperti nikel tapi juga industri pertanian yang memiliki potensi sangat besar seperti CPO (Crude Palm Oil) hingga UMKM yang perlu diberdayakan.

"Hilirisasi juga harus memberikan dampak dan manfaat bagi warga sekitar industri. Oleh karena itu, perlu kebijakan dari pemerintah untuk membangun hilirisasi industri yang berkeadilan dan berkelanjutan," tegasnya.

“Sehingga jangan sampai kalau barang sudah habis, masyarakat nanti yang ditinggalkan sengsara, sehingga kita harus mendorong yang namanya berkelanjutan, artinya daerah tambangnya ditata dengan baik, lingkungannya juga harus diperhatikan, mendorong keberlanjutan kehidupan masyarakat di sana," jelas Teguh.

Jadi Negara Maju

Harita Nickel di Pulau Obi sudah menggelontorkan investasi lebih dari USD 1 miliar untuk membangun industri hilirisasi nikel
Industri hilirisasi nikel (dok: Ilyas)

Teguh menjelaskan, jika pemerintah sukses mengembangkan industri hilirisasi, bukan tidak mungkin Indonesia akan naik kelas menjadi negara maju. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) ini mengatakan, tidak semua negara sukses menerapkan sistem industri hilirisasi tersebut.

“Kalau itu tidak didorong industri berkelanjutannya atau tahap ketiganya ya kita hanya menjadi eksportir barang setengah jadi lagi. Itu yang seharusnya didorong sebuah kebijakan yang komprehensif dan konsisten serta persisten," jelasnya.

"Membangun ekosistem industrinya harus jalan, misal nikel ekosistemnya harus dibangun kalau nggak dibangun nanti kita ekspor dari raw material pindah menjadi barang setengah jadi. Intinya kalau mau naik kelas ya kita harus next level ya membangun ekosistem industri dari produk hilirisasi itu,” ungkap Peraih gelar doktor dari Nagoya University tersebut.

Teguh mengatakan, jika pemerintah telah memiliki roadmap yang jelas terhadap industri hilirisasi tersebut maka bukan tidak mungkin investor asing akan menanamkan modalnya di Indonesia seperti yang pemerintah harapkan.

“Itu kan akan memberikan sinyal kepada investor akan datang dan invest. Kalau itu clear, semua orang tahu petanya dan itu bisa dijual dan dikomunikasikan dengan baik oleh investor, menurut saya ini akan menjadi daya tarik,” katanya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya