Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Polres Bangkalan, Jawa Timur menetapkan tujuh tersangka dalam kasus ledakan mortir di Desa Banyu Ajih, Kamal, Bangkalan, Madura, Jawa Timur pada Jumat 29 Desember 2023 lalu.
"Sudah menetapkan tujuh tersangka dari peristiwa meledaknya mortir di Kecamatan Kamal," ungkap Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Heru Cahyo dikutip dari kanal YouTube Liputan6, Minggu (31/12/2023).
Advertisement
Baca Juga
Heru mengatakan, tujuh tersangka tersebut memiliki peran berbeda-beda dalam kasus ledakan mortir di Bangkalan, mulai dari penyelam yang mengambil mortir di dasar laut, pembeli mortir, dan pengepul barang rongsokan. Para tersangka diketahui berinisial MI, MH, MJ, MR, SG, AU, dan S.
Menurut Heru, satu mortir yang dijual oleh salah satu tersangka dihargai Rp600 ribu. Dari keterangan tersangka S, ledakan bermula saat ia mengelas sebuah baja.
Pengelasan dilakukan di atas mortir. Suhu panas yang ditimbulkan dari pengelasan diduga memicu peluru mortir itu meledak.
"Ketika mengelas menggunakan alat ini, malah mengeluarkan panas sehingga panas tersebut mengakibatkan ledakan," kata Heru.
Akibat perbuatannya, tujuh tersangka tersebut kini telah ditahan di Mapolres Bangkalan. Para tersangka dijerat dengan Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Darurat nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.
Sebelumnya, enam orang menjadi korban akibat ledakan mortir yang terjadi di Desa Banyu Ajih, Kamal, Bangkalan, Jawa Timur pada Jumat 29 Desember 2023 lalu. Satu orang meninggal dunia dan lima warga lainnya luka-luka.
Â
Kronologi Ledakan Mortir di Bangkalan
Kapolda Jawa Timur, Irjen Imam Sugianto mengungkapkan, peristiwa ledakan mortir tersebut terjadi di sebuah bengkel tempat pengumpul besi bekas pada Jumat 20 Desember 2023 sekira pukul 08.30 WIB.
Ketika itu, kata Imam, pemilik bengkel berupaya memotong mortir menggunakan gergaji. Saat dipotong, mortir mengeluarkan asap dan percikan api.
"Ledakan mortir. Bengkel itu tempat pengumpul besi bekas. Pemilik bengkelnya itu pada saat menggergaji mortirnya mungkin di dalam besi, kemudian digergaji, mungkin mau dipotong-potong. Tiba-tiba muncul percikan ada asap disiram asapnya masih mengepul tiba-tiba pemilihnya lari, begitu lari meledak," kata Imam dilansir dari Antara, Minggu (31/12/2023).
Ledakan mortir itu menyebabkan enam orang menjadi korban, satu di antaranya meninggal dunia. Lima rumah warga juga rusak serta satu unit mobil terbakar di lokasi.
Benda mirip mortir itu ditemukan sebanyak 3 buah dan dibeli dari salah satu warga yang diperolehnya dari dasar laut. Mortir tersebut diduga dari zaman perang yang berbentuk seperti mentimun.
"Makanya saya mengimbau masyarakat kalau ada temuan mortir, itu kan mortir bahan peledak yg masih aktif, kita tidak tahu apakah sudah diledakkan atau belum," katanya.
Advertisement