Rencana Pengunduran Mahfud Md Dinilai Pukulan Telak kepada Pemerintahan Jokowi

Setelah beberapa kali merasa dipermalukan oleh Cawapres 02 Gibran, rencana mundurnya Mahfud ini merupakan bentuk mosi tidak percaya terhadap independensi, netralitas, termasuk kredibilitas pemerintahan yang selama ini ia berada di dalamnya.

oleh Muhammad Ali diperbarui 24 Jan 2024, 13:02 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2024, 12:48 WIB
Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 03 Mahfud Md melakukan tanya jawab dengan pendukungnya dalam acara Tabrak Prof! di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (23/1/2024).
Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 03 Mahfud Md melakukan tanya jawab dengan pendukungnya dalam acara Tabrak Prof! di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (23/1/2024). (Tangkapan Layar YouTube EnamPlus)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Calon Presiden Mahfud Md mengungkapkan, dirinya dipastikan akan mengundurkan diri dari Menko Polhukam. Hal itu disampaikan Mahfud Md merespons pernyataan pasangannya, Capres Ganjar Pranowo yang meminta untuk mundur dari kabinet.

Menurut Dosen Ilmu Politik dan Internasional Studies Universitas Paramadina, Ahmad Khairul Umam, rencana Mahfud MD mundur dari jabatan Menkopolhukam merupakan pukulan telak kepada pemerintahan Jokowi yang semakin terang benderang mendukung kubu 02 Prabowo-Gibran.

"Setelah beberapa kali merasa dipermalukan oleh Cawapres 02 Gibran, rencana mundurnya Mahfud ini merupakan bentuk mosi tidak percaya terhadap independensi, netralitas, termasuk kredibilitas pemerintahan yang selama ini ia berada di dalamnya," kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (24/1/2024).

Sikap mosi tidak percaya Mahfud itu tergambar jelas melalui narasi dan basis argumen yang selama dua kali debat Cawapres. Secara kritis, Mahfud Md menyerang pilihan-pilihan kebijakan dan komitmen kerakyatan pemerintahan Jokowi.

"Sikap kritis Mahfud itu merepresentasikan sikap PDIP yang saat ini juga semakin keras kepada Jokowi," ujar Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) ini.

Jika mundur, Mahfud Md akan memiliki keleluasaan ruang dan narasi untuk mengonsolidasikan basis kekuatan dan dukungan baru di tiga minggu tersisa jelang Pilpres 14 Februari mendatang. Bila Mahfud masih berada di posisi pemerintahan saat ini, ia akan terkungkung oleh tanggung jawab jabatan dan terbatasi oleh protokoler.

"Sementara itu, jika benar-benar ingin tampil kompetitif untuk menahan rival terberatnya di kubu 02 yang menargetkan kemenangan satu putaran, kubu 03 membutuhkan akselerasi atau percepatan konsolidasi elektoral dari segmen undecided dan swing voters pada 3 minggu jelang Pemilu ini. Salah satu caranya, Mahfud memang sebaiknya membebaskan diri dari tanggung jawab lain dan harus benar-benar fokus dan fokus pada Pilpres 2024, supaya tidak menyesal nantinya," terang dia.

 


Jokowi Beri Lampu Hijau

Sementara itu, Umam mengungkapkan, respons Presiden Jokowi yang menyatakan dirinya "sangat menghormati keputusan" Mahfud MD untuk mundur dari jabatan KemenkoPolhukam, itu merupakan tanda lampu hijau.

"Artinya, Jokowi merasa tidak keberatan sama sekali, bahkan mungkin keputusan itu yang ia tunggu-tunggu pasca mencermati sikap, posisi, dan basis argumen Mahfud dalam debat Cawapres yang lebih mewakili karakter kuat oposisi ketimbang menjadi bagian dari pemerintahan itu sendiri," ujar dia.

Infografis Jelang Pendaftaran Capres-Cawapres, Mahfud MD Diumumkan Jadi Cawapres Ganjar. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jelang Pendaftaran Capres-Cawapres, Mahfud MD Diumumkan Jadi Cawapres Ganjar. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya