Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menyampaikan selamat pada Ketua Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang telah resmi kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Selamat, beliau layak untuk masuk menjadi kabinet. Wajahnya ganteng, ya kan, anaknya presiden, wajahnya bagus, fisiknya juga oke, kesehatannya oke, istrinya juga oke, cantik," katanya kepada wartawan, dikutip Kamis (22/2/2024).
Baca Juga
Terkait isu yang menyebutkan bahwa pengangkatan AHY sebagai menteri hanya merupakan bentuk politik balas budi Jokowi, Nusron menilai tak ada masalah dengan politik balas budi.
Advertisement
"Politik sudah biasa balas budi, kalau balas budi kenapa ini? Berpolitik itu saling mendukung, biasa, ya kan. Diangkat ya boleh, prerogatif presiden, enggak diangkat juga itu prerogatifnya presiden. Ya nggak ada masalah soal mau diangkat, nggak ada masalah," kata Nusron.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan reshuffle atau perombakan kabinet Indonesia Maju, Rabu (21/2/2024). Jokowi melantik Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).
Pelantikan dilakukan di Istana Negara Jakarta, pukul 11.00 WIB. Mantan Panglima TNI itu menggantikan posisi Mahfud Md yang mengundurkan diri sebagai Menko Polhukam pada awal Februari lalu.
Hadi sebelumnya menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Posisi Hadi sebagai Menteri ATR/Kepala BPN kemudian diisi oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Â
Tak Ragu Pilih AHY Jadi Menteri ATR, Jokowi: Dia Alumni Akmil dan Lulusan Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan dirinya tak ragu memilih Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Menurut dia, AHY memiliki kemampuan untuk menduduki jabatan tersebut.
"Saya kira, saya tidak ragu memberikan tempat untuk Kementerian ATR/BPN karena ini urusan manajemen saya kira beliau akan sangat siap," kata Jokowi usai pelantikan AHY menjadi Menteri ATR/BPN di Istana Negara Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Dia mengatakan, AHY merupakan alumni Akademi Militer (Akmil) dan lulusan luar negeri ternama. Sehingga, Jokowi menilai putra sulung Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu cocok menjabat sebagai Menteri ATR/BPN.
"Kita tahu beliau ini ketua umum partai demokrat, pertama. Beliau juga alumni Akademi Militer, Akmil. Juga pendidikan di Nanyang University, Harvard University, di Webster Universty," jelasnya.
AHY menggantikan posisi Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto yang diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).
Â
Advertisement
Hadiah untuk Demokrat dan AHY?
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai dilantiknya AHY sebagai menteri Jokowi sebagai bentuk dari politik rekonsiliasi. Hal ini terkait dengan hubungan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengalami pasang-surut selama lebih dari satu dekade.
Karena masalah hubungan dua mantan Presiden RI itulah, selama hampir 9 tahun terakhir ini Partai Demokrat memilih untuk berada di luar kekuasaan. Namun, dengan masuknya AHY ke Kabinet Indonesia Maju, membuat politik menjadi cair.Â
"Jelas ini politik rekonsiliasi dengan Demokrat yang selama ini 9 tahun belakangan ini saling berhadap-hadapan. Itu artinya di politik kita sangat begitu cair. Dulu lawan sekarang kawan," kata Adi kepada Liputan6.com.
Selain itu, Jokowi melantik AHY menjadi menteri juga dinilai Adi sebagai hadiah karena Partai Demokrat telah mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka hingga menang Pilpres 2024 versi Quick Count sejumlah lembaga survei.
"Ini semacam reward kepada Demokrat dan AHY yang telah memberikan dukungan politik pada Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 ini. Apapun judulnya paslon nomor 2 adalah jagoan Jokowi."
Menurut Adi, keputusan AHY menerima pinangan Jokowi sebagai menteri karena dianggapnya tak ada cara lain bagi Partai Demokrat untuk mengorbitkan AHY dan merawat karir politiknya untuk masa depan. "Dan sangat mungkin AHY akan jadi menteri lagi di era Prabowo-Gibran mengingat Demokrat dukung penuh paslon 2 ini. Menteri adalah momen pembuktian apakah AHY layak jadi calon pemimpin nasional atau tidak."
Penunjukan AHY sebagai menteri juga mengindikasikan bahwa Jokowi tak perlu lagi berkomunikasi dengan PDIP sebagai partainya. Ini dinilainya sebagai efek dari memburuknya hubungan Jokowi dan PDIP.
"Karenanya Jokowi menunjukkan dirinya tak terikat siapapun soal reshuffle dan ngajak oposisi bergabung. Tapi saya menduga PDIP tak akan keluar hanya karena AHY gabung kabinet," jelas Adi.