Liputan6.com, Jakarta - Cuaca besok, Senin 26 Februari 2024, seluruh wilayah di DKI Jakarta diprakirakan berawan pada pagi hari. Demikian prediksi cuaca besok.
Kemudian pada siang hari, langit Jakarta diprediksi cerah berawan dan cerah, hal ini sebagaimana dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Minggu (25/2/2024).
Baca Juga
Sementara untuk malam hari, seluruh wilayah di Jakarta juga diprakirakan cerah berawan.
Advertisement
Selanjutnya, untuk di wilayah penyangga Jakarta, seperti Bogor dan Depok diprakirakan cerah berawan, kecuali Tangerang yang diprediksi akan turun hujan dengan intensitas ringan.
Untuk siang harinya, semua wilayah penyangga dilaporkan cerah dan berawan.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Jakarta Pusat | Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Jakarta Selatan | Berawan | Berawan | Cerah Berawan |
Jakarta Timur | Berawan | Berawan | Cerah Berawan |
Jakarta Utara | Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Kepulauan Seribu | Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Bekasi | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Cerah Berawan |
Depok | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Cerah Berawan |
Kota Bogor | Cerah Berawan | Hujan Sedang | Cerah Berawan |
Tangerang | Hujan Ringan | Berawan | Berawan |
Hasil Kajian Iklim BRIN Periode 2021-2050, Cuaca Ekstrem Alami Peningkatan Signifikan
Sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan perubahan iklim menunjukkan cuaca ekstrem mengalami peningkatan signifikan khusus wilayah Benua Maritim Indonesia (BMI).
Pernyataan BRIN itu mengacu kepada hasil kajian perubahan iklim periode 2021-2050 dengan teknik dynamic downscaling resolusi tinggi dari tim periset, menunjukkan kekeringan dan hujan ekstrem mengalami peningkatan signifikan.
Menurut Peneliti Ahli Utama Klimatologi dan Perubahan Iklim, Pusat Riset Iklim dan Atmosfer-BRIN Erma Yulihastin menjelaskan bahwa kekeringan dan hujan ekstrem mengalami peningkatan signifikan, berdampak pada wilayah Sumatera bagian tengah dan selatan.
"Untuk Pulau Jawa, sebagian besar wilayah terancam mengalami suhu maksimum yang lebih tinggi dan suhu minimum yang lebih rendah khususnya untuk pantura Jawa Timur," ujar Erma dalam keterangan tertulisnya, Bandung, 1 Februari 2024.
Erma mengatakan kekeringan ekstrem di masa mendatang juga berdampak pada wilayah Kalimantan bagian tengah, timur dan selatan (termasuk IKN). Sedangkan, Kalimantan bagian barat diproyeksikan mengalami hari-hari yang lebih basah.
Advertisement
Hasil Kajian
Selain kajian proyeksi perubahan iklim tersebut, Erma menjelaskan kajian klimatologis terkini mengenai karakteristik hujan tahunan dan musiman di Indonesia juga diperlukan.
Hal ini sebagai bentuk validasi agar indikasi perubahan iklim yang terjadi secara aktual saat ini di Indonesia dapat dipetakan dengan lebih baik, khususnya dalam hal perubahan pada pola musim dan cuaca ekstrem.
"Kajian mengenai indikasi perubahan hujan diurnal menjadi kunci penting untuk memahami pola cuaca ekstrem yang terjadi di BMI selama dekade terkini sebagai dampak dari pemanasan global," kata Erma
Pada dasarnya terang Erma, pola hujan diurnal di BMI mengikuti pola umum hujan di darat yang dipengaruhi oleh angin darat-laut dan gelombang gravitasi sehingga fase kejadian hujan adalah sore hari di atas darat dan pagi hari di atas laut.
Namun demikian, lanjut Erma, terdapat variasi fase hujan diurnal sehingga hujan maksimum di darat terjadi pada dinihari dengan frekuensi yang signifikan setara dengan 20 persen untuk wilayah di utara Jawa bagian barat termasuk DKI Jakarta.
Hujan dini hari yang turun dengan intensitas tinggi atau ekstrem (P99th) tersebut bahkan telah dibuktikan merupakan penyebab banjir besar di Jakarta pada 2007, 2013, 2014, 2020.
"Hasil kajian kami menunjukkan karakteristik utama hujan dinihari yang terjadi di utara Jawa bagian barat, yaitu pertama hujan mengalami propagasi yang kuat dari laut menuju darat maupun sebaliknya, kedua keacakan dalam hal fase terjadinya hujan pada rentang waktu dinihari antara 01.00–04.00 WIB, ketiga hujan dini hari memiliki keterkaitan yang kuat dengan hujan ekstrem yang memicu banjir besar di DKI Jakarta," ucap Erma.