Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku dirinya pernah ditanya mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengapa BPJS Kesehatan bisa berjalan lebih baik dibandingkan Obamacare. Namun, Jokowi mengatakan saat itu belum bisa memamerkan kinerja BPJS Kesehatan.
"Tadi cerita pak dirut, pernah berapa kali seingat saya dua tiga kali, Presiden Obama menanyakan kepada saya pada tahun tahun 2015, saat itu. Jadi saya belum bisa cerita sebangga ini," kata Jokowi saat groundbreaking Kantor BPJS Kesehatan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Jumat (1/3/2024).
Baca Juga
"Beliau bertanya kepada saya, kenapa BPJS, jaminan kesehatan di Indonesia bisa berjalan dengan baik? Secara Obamacare di Amerika tidak. Saya belum bisa membandingkan, tapi setelah sekian tahun saya ke lapangan, saya bisa melihat bahwa memang berbeda," sambungnya.
Advertisement
Menurut dia, pelayanan kesehatan Indonesia dimulai dari rujukan Puskesmas. Pasien yang kondisi kesehatannya terus memberat, usai berobat ke Puskesmas akan dirujuk rumah sakit. Hal inilah yang tak dimiliki Amerika Serikat.
"Di sini menurut saya, pertama, ada rujukan Puskesmas, di Amerika enggak ada Puskesmas. Langsung ke rumah sakit, sehingga beban semuanya langsung ke rumah sakit, di sini masih tahan di Puskesmas, baru kalau sudah berat masuk rumah sakit," jelasnya.
Bonus Demografi
Selain itu, kata Jokowi, adanya faktor aging dan bonus demografi di Indonesia. Banyaknya masyarakat usia produktif di Indonesia membuat beban BPJS Kesehatan menjadi lebih ringan dibandingkan di Amerika Serikat.
"Jadi dibandingin oh ini, ya? Berjalan karena dukungan-dukungan tadi," ucap Jokowi.
Dia pun senang saat ini tak ada lagi masalah defisit di BPJS Kesehatan, seperti pada tahun 2015-2016 lalu. Jokowi menuturkan hal ini menandakan pengelolaan BPJS Kesehatan semakin meningakat.
Tak hanya itu, Jokowi menilai pelayanan BPJS Kesehatan semakin berkualitas. Dia ingat banyak masyarakat yang mengeluhkan layanan BPJS Kesehatan pada tahun 2015-2017.
"Ngantrenya lama, komplainnya, saya kan kalau ke lapangan selalu saya kontrol, saya cek, komplainnya masih banyak. Tetapi setelah 2020 kesini saya mampir ke rumah sakit, cek ke rumah sakit, cek antrean di kedatangan, perubahannya sangat drastis sekali, sangat bagus sekali," tutur Jokowi.
"Dan yang paling penting juga tidak defisit, pak dirut sudah enggak ada, ya kita tidak rapat karena memang tidak ada defisit, kalau defisit itu dirutnya masih ingin rapat terus," imbuh dia.
Advertisement
Apresiasi
Di sisi lain, Jokowi mengapresiasi jumlah peserta BPJS yang terus meningkat. Saat ini peserta BPJS Kesehatan sudah mencapai 267 juta.
"Saya juga sangat mengapresiasi, sangat menghargai bahwa peserta sekarang sudah 267 juta peserta. 95,7 persen dari total penduduk kita," ucap Jokowi.