Liputan6.com, Jakarta - Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag Cecep Nurwendaya menjadi narasumber dalam seminar posisi hilal yang digelar di Auditorium H M Rasjidi Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Dia mengulas belum terlihatnya hilal di Indonesia berdasarkan Kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Menurutnya, hilal di Indonesia belum terlihat lantaran tidak menyentuh 3 derajat. Sementara, kriteria MABIMS menetapkan hilal di 3 derajat hingga 6,4 derajat.
"Tinggi hilal di Indonesia minus 0,33 derajat sampai dengan 0,8 derajat. Jadi tidak ada yang mencapai 0,9 atau di bawah 1 derajat, sehingga tidak masuk Kategori MABIMS 3 derajat," tutur Cecep kepada peserta Sidang Isbat, Minggu (10/3/2024).
Advertisement
Cecep menyebut, kondisi hilal di Indonesia saat ini masih sangat rendah yakni kurang dari 1 derajat. Sementara semakin ke barat angka derajat lebih tinggi lantaran matahari semakin terkambat terbenam sehingga memberikan kesempatan bulan untuk terlihat.
"Di Saudi misalnya lebih dari 2 derajat di Amerika, Pantai Timur dan Pantai Barat 7 sampai 8 derajat. Jadi memang dalam satu hari terbenam matahari berbeda-beda. Kita berpusat pada Republik Indonesia," jelas dia.
Meski hilal tidak dapat diamati dengan Kriteria MABIMS, Cecep menyatakan hal tersebut masih bersifat informatif. Sementara tentu konfirmasinya adalah dengan mengamati hilal secara langsung hari ini untuk menetapkan kepastian awal Ramadhan 1445 H.
"Ini sifatnya masih informatif. Saat inilah konfirmatifnya," Cecep menandaskan.
Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadan 2024 Dimulai, Dibuka Seminar Posisi Hilal
Kementerian Agama (Kemenag) memulai rangkaian Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1445 H pada hari ini, MInggu (10/3/2024). Acara dimulai dengan agenda seminar posisi hilal.
Pantauan Liputan6.com, Minggu (10/3/2024), telah hadir sejumlah tokoh, antara lain Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI Anwar Iskandar, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, serta sejumlah Duta Besar (Dubes) negara-negara sahabat.
Rencananya, anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag Cecep Nurwendaya akan menjadi narasumber dalam seminar yang digelar di Auditorium H.M Rasjidi Kementerian Agama, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat.
"Sidang Isbat ini merupakan salah satu layanan keagamaan bagi masyarakat untuk mendapat kepastian mengenai pelaksanaan ibadah," tutur Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kamaruddin Amin, Minggu (10/3/2024).
"Sidang isbat akan digelar secara hybrid, yaitu daring dan luring," imbuh dia.
Senada dengan itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag Adib menambahkan, Sidang Isbat akan melibatkan Tim Hisab dan Rukyat Kemenag, serta dihadiri para duta besar negara sahabat dan perwakilan ormas Islam.
Adib pun memastikan, sidang juga akan melibatkan perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan undangan lainnya.
"Kami juga mengundang pimpinan MUI dan Komisi VIII DPR RI untuk hadir dalam sidang," kata Adib.
Advertisement
Sidang Isbat Dibagi 3 Tahap
Adib menerangkan, Sidang Isbat akan dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1445 H berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi). Pemaparan dilakukan Tim Hisab dan Rukyat Kemenag mulai pukul 17.00 WIB.
"Sesi ini terbuka untuk umum dan akan disiarkan secara live di Channel Youtube Bimas Islam," ujar Adib.
Kedua, Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1445 Hijriah yang digelar secara tertutup setelah Salat Magrib. Selain data hisab (informasi), sidang isbat juga akan merujuk pada hasil rukyatulhilal (konfirmasi) yang dilakukan Tim Kemenag pada 134 lokasi di seluruh Indonesia.
"Tahap ketiga, konferensi pers hasil sidang isbat yang juga disiarkan melalui media sosial Kemenag," dia menandasi.