Menko Hadi: Masalah Laut China Selatan Harus Ditangani Hati-Hati, Salah Perhitungan Bawa Konflik

Menurutnya, China merupakan mitra komprehensif strategis bagi Indonesia dan Asean, serta memiliki peran sentral dalam perdamaian dan stabilitas kawasan.

oleh Muhammad AliTim News diperbarui 22 Mar 2024, 00:19 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2024, 07:17 WIB
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto Sambangi Majelis Ulama Indonesia
Hadi Tjahjanto juga mengimbau semua elemen masyarakat berperan aktif untuk tetap menjaga keharmonisan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menko Polhukam Hadi Thahjanto meminta permasalahan Laut China Selatan (LCS) disikapi dengan hati-hati. Menurutnya, jika salah perhitungan bisa menyebabkan konflik yang merugikan bersama.

"Kita dapat melihat permasalahan di LCS melibatkan banyak pihak. Perlu kehati-hatian dalam menangani konflik dan menyikapi dinamika situasi yang berkembang. Salah perhitungan akan membawa pada situasi konflik yang akan merugikan bersama," kata Hadi Tjahjanto dalam diskusi 'menjaga kedaulatan dan mencari kawan di Laut China Selatan' yang disiarkan secara daring, Selasa (19/3/2024).

Menurutnya, China merupakan mitra komprehensif strategis bagi Indonesia dan Asean, serta memiliki peran sentral dalam perdamaian dan stabilitas kawasan.

"Dan penting untuk terus kita engage di semua lini, baik melalui dialog dan kerjasama praktis di Laut China Selatan," imbuhnya.

Hadi menjelaskan, dalam kerangka Asean, dialog dan kerja sama diwujudkan melalui upaya penyusunan dokumen Code of Conduct on South China Sea (COC) antara Asean dan RRT.

"COC ditujukan untuk mengelola tata perilaku negara di LCS guna menghindarkan terjadinya insiden dan sekaligus mengelola insiden, apabila terjadi," ujar Hadi.

Hadi mengatakan, proses perundingan COC melalui forum Asean-China Joint Working Group on COC sempat berjalan lambat. Namun, atas inisiatif dan dorongan Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2023 lalu, Asean dan China berhasil menyepakati percepatan perundingan COC.

"Kita menargetkan COC dapat difinalisasi dalam kurun waktu 3 tahun, yaitu pada tahun 2025. Kita semua berharap COC dapat menjadi sebuah dokumen yang efektif, substantif, dan actionable untuk menghindari eskalasi dan sekaligus meningkatkan mutual trust dan mutual confidence di antara negara-negara yang berkepentingan di LCS," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pengamanan Laut Natuna

Terkait pengamanan laut Natuna, pemerintah juga telah melakukan penguatan. Hal yang dilakukan adalah memperkuat alutsista TNI.

"Dalam merespons permasalahan LCS di bidang pertahanan dan keamanan, pemerintah telah mendorong program Major Project dalam upaya penguatan keamanan Laut Natuna melalui kecukupan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dan peningkatan Sarana dan Prasarana Satuan Terintegrasi TNI, sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024," ucapnya.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka.com

Infografis Klaim China Vs Indonesia Terkait Laut China Selatan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Klaim China Vs Indonesia Terkait Laut China Selatan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya