Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Masyarakat Koaksi Indonesia bersama Humanis menggelar diskusi menyambut peluncuran film soal iklim yang berjudul 'Climate Witness'. Direktur Program Koaksi Indonesia, Verena Puspawardani mengatakan film tersebut akan menceritakan aksi bagaimana masyarakat urban menjaga bumi dari bahaya krisis iklim yang kian nyata.
“Climate Witness mengisahkan aksi iklim lokal di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT),” kata Verena saat diskusi di Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers diterima, Senin (1/4/2024).
Baca Juga
Verena merasakan, tingginya antusiasme peserta diskusi menjadikan film berbasis aksi iklim lokal tersebut pemantik kampanye bersama. Salah satunya dari Koordinator Program Voices for just Climate Action (VCA), Ridwan Arif.
Advertisement
Dia menjelaskan, VCA memiliki beberapa program berupa pengembangan kapasitas, membangun narasi bersama, dan memperkuat masyarakat sipil untuk memengaruhi kebijakan.
“Salah satu aktivitas yang dilakukan Koaksi Indonesia, yaitu pembuatan film, mendokumentasikan dan mempublikasikan praktik baik. Memberi gambaran bahwa masyarakat lokal melakukan aksi-aksi iklim,“ jelas Ridwan.
Ridwan menyampaikan film “Climate Witness” akan disebarluaskan tidak hanya di NTT, tetapi di wilayah-wilayah lain di Indonesia. Dia berharap, kisah di dalam film dapat membangkitkan semangat nasional pegiat iklim.
“Film ini jadi pemantik semangat wilayah lain di Indonesia, kita kemas untuk bahan advokasi kebijakan terkait iklim di tingkat lokal dan nasional,” ungkap Ridwan.
Peran Besar
Ridwan percaya, masyarakat mempunyai peran besar terkait permasalahan iklim dan lingkungan, sebab setiap orang memiliki ekosistemnya sendiri yang harus dirawat.
“Urban dan rural berbeda, dampaknya pun berbeda-beda,” dia menandasi.
Diketahui, pada proses pembuatan film, “Climate Witness” Humanis bertindak sebagai produser eksekutif, sementara Koaksi Indonesia sebagai produser pelaksana.
Sementara itu, VCA atau Voices for just Climate Action adalah sebuah program yang ada di 7 negara, yaitu Bolivia, Paraguai, Brazil, Tunisia, Kenya, Zambia, dan Indonesia yang diisi oleh Koaksi dan diketuai oleh Yayasan Humanis.
Advertisement