Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di wilayah Kabupaten Garut, Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung, dan sekitarnya mewaspadai potensi bencana longsor dan banjir bandang usai gempa bumi magnitudo 6,5 yang berpusat di Garut, Jawa Barat.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, getaran yang terjadi akibat gempa sangat mungkin mengakibatkan lereng-lereng di wilayah terdampak menjadi retak atau rapuh.
Baca Juga
Kondisi tersebut menjadi berbahaya apabila terjadi hujan. Sebab air hujan yang meresap dikhawatirkan akan mendorong massa tanah atau batuan sehingga menyebabkan longsor.
Advertisement
"Kepada masyarakat kami mengimbau untuk tenang, namun tetap waspada apabila turun hujan baik dengan intensitas sedang hingga lebat. Secara khusus, masyarakat yang bertempat tinggal di lereng-lereng bukit, perbukitan, gunung, ataupun pegunungan dan daerah aliran sungai karena berpotensi terjadi longsor dan banjir bandang," kata Dwikorita.
Seperti dilansir Antara, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
Dwikorita meminta masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan, baik rusak sebagian, atau miring akibat terdampak gempa agar tidak menempatinya untuk sementara waktu. Mereka diimbau tinggal di tempat yang lebih aman.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal apakah cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan, sebelum kembali ke dalam rumah," kata Kepala BMKG.
Jenis Gempa Bumi di Garut
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Gempa Nasional BMKG, Daryono menyatakan, gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 6,2 yang mengguncang Kabupaten Garut dan sekitarnya adalah gempa utama.
Hasil analisis BMKG menyimpulkan, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat, atau yang populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intraslab earthquake).
"Gempa semalam adalah langsung gempa utama -mainshock-, kemudian amblas dan energi habis atau lepas total. Tidak ada gempa pembuka dan miskin susulan. Hingga pukul 23.55 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan -aftershock- dengan magnitudo 3.1," kata Daryono.
Sementara itu, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Adapun episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,39° LS ; 107,11° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 156 Km arah Barat Daya Kabupaten Garut Jawa Barat pada kedalaman 70 km.
Advertisement
Gempa Garut Terasa hingga Jakarta
Sebelumnya diberitakan, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5 mengguncang wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2024), pukul 23.29 WIB. Getaran gempa tersebut dilaporkan terasa hingga ke Jakarta dan Bandung.
"Aku di lantai 18 apartemen goyangannya terasa kencang banget, air di galon berguncang, pintu dan jendela berderit karena goyangan," ujar Shinta, seorang karyawati swasta di Jakarta Barat.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), titik gempa berada di 8,42 Lintang Selatan, 107,26 Bujur Timur, tepatnya di 151 Barat Daya Kabupaten Garut.Â
Gempa dengan kedalaman hingga 10 Km itu dinyatakan BMKG tidak berpotensi tsunami. Namun masyarakat diimbau untuk tetap waspada. Hingga berita ini ditulis, belum dilaporkan dampak dari gempa tersebut. Â
110 Bangunan Rusak, 8 Orang Luka
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan total rumah yang rusak akibat bencana gempa Garut menjadi berjumlah 110 unit. Sementara korban luka akibat gempa juga bertambah menjadi 8 orang.
"Hingga Minggu (28/4) pukul 14.00 WIB, total rumah yang terdampak mencapai 110 unit dari yang sebelumnya hanya 27 unit," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dikutip dari siaran pers, Minggu (28/4/2024).
Adapun rincian berdasarkan tingkat kerusakannya meliputi 3 unit rumah rusak berat (RB), 21 unit rumah rusak sedang (RS), 34 unit rumah rusak ringan (RR), 11 unit rumah terdampak, dan 41 unit rumah rusak.
Dari jumlah tersebut, kerusakan paling banyak terjadi di Kabupaten Garut sebanyak 41 unit rumah, Kabupaten Bandung 24 unit rumah, Kabupaten Sukabumi 17 unit rumah, Kabupaten Tasikmalaya 7 unit rumah, dan Kita Tasikmalaya 5 unit rumah.
Sementara itu, korban jiwa terdampak dari gempa juga mengalami penambahan. Hingga siang ini, korban luka akibat gempa berjumlah 8 orang dan 75 kepala keluarga (KK) terdampak, yang mana jumlah tersebut bertambah dari sebelumnya hanya 27 KK.
 Â
Advertisement