Jemaah Haji Indonesia Meninggal di Tanah Suci Bertambah Jadi 16 Orang

Jika dibandingkan dengan penyelenggaraan haji pada 2023, tahun ini jumlah kasus kematian jemaah Indonesia di Arab Saudi relatif menurun. Tahun lalu, angka kematian jemaah hingga hari ke-15 operasional haji berjumlah 26 orang.

oleh Nafiysul QodarTim News diperbarui 27 Mei 2024, 08:46 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2024, 08:46 WIB
Ilustrasi ambulans untuk jemaah haji di Bandara Madinah. KKHI Makkah akan mengevakuasi jemaah sakit yang akan dipulangkan ke Tanah Air menggunakan mobil ambulans. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)
Ilustrasi ambulans untuk jemaah haji di Bandara Madinah. KKHI Makkah akan mengevakuasi jemaah sakit yang akan dipulangkan ke Tanah Air menggunakan mobil ambulans. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci kembali bertambah. Hingga hari ke-15 operasional haji 1445 H atau Minggu, 26 Mei 2024, jumlah jemaah haji yang wafat berjumlah menjadi 16 orang.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) yang dikutip pada Senin (27/5/2024), 16 jemaah haji Indonesia tersebut meninggal dunia saat berada di Madinah, di Jeddah, dan di Makkah.

Kasus kematian ini didominasi jemaah haji lanjut usia (lansia). Seluruh jemaah haji yang meninggal juga termasuk dalam kategori kesehatan risiko tinggi (risti).

Jika dibandingkan dengan penyelenggaraan haji pada 2023, tahun ini jumlah kasus kematian jemaah di Arab Saudi relatif menurun. Tahun lalu, angka kematian jemaah hingga hari ke-15 operasional haji berjumlah 26 orang.

Upaya Pemerintah

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya menekan jumlah jemaah yang meninggal di Tanah Suci pada saat menjalankan rangkaian ibadah haji.

Pemerintah pun mewajibkan para calon haji melengkapi diri dengan surat keterangan sehat sebelum pelunasan biaya haji dilakukan.

Sebab berdasarkan evaluasi tahun lalu, total jemaah haji asal Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci mencapai 773 orang. Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia memberangkatkan jemaah haji.

Adapun faktor utama kasus kematian ini adalah, tingginya presentase jemaah haji asal Indonesia yang merupakan lansia, ditambah cuaca di Tanah Suci yang juga terik.

"Tahun ini kita evaluasi dengan DPR RI, kemudian pemerintah melakukan langkah-langkah agar jamaah yang meninggal bisa berkurang. Salah satunya dengan mensyaratkan isthithoah atau surat keterangan kesehatan sebelum pelunasan," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Minggu (12/5/2024).

 

Suhu Arab Saudi Capai 42 Derajat, Ini Imbauan untuk Jemaah Haji

Jemaah haji Indonesia sudah mulai berdatangan di Kota Makkah. Mereka disambut dengan cuaca panas yang mencapai suhu 30-45 derajat Celsius. (FOTO; MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)
Jemaah haji Indonesia sudah mulai berdatangan di Kota Makkah. Mereka disambut dengan cuaca panas yang mencapai suhu 30-45 derajat Celsius. (FOTO; MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Jemaah haji Indonesia saat ini sudah mulai memadati Kota Makkah. Berdasarkan laporan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, hingga Sabtu, 25 Mei 2024, sebanyak 52.482 jemaah haji Indonesia memasuki Makkah.

Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah PPIH Arab Saudi, Khalilurrahman mengingatkan jemaah haji agar senantiasa menjaga kesehatan diri setibanya di Makkah. Mengingat, saat ini kondisi cuaca di Kota Makkah cukup panas dibandingkan di Indonesia dan jemaah masih memiliki masa tunggu yang cukup panjang hingga puncak haji.

"Cuaca di Makkah cukup ekstrem. Jika siang, bahkan suhunya menembus 42 derajat celcius. Jangan banyak melakukan aktivitas di luar saat siang hari. Jaga kesehatan hingga hari Arafah nanti. Karena haji adalah Arafah," pesan Kadaker Makkah Khalilurrahman, Sabtu 25 Mei 2024, seperti dikutip dari Kemenag.go.id.

Senada dengan Khalilurrahman, Kasi Kesehatan Daker Makkah Nurul Jamal menyampaikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan jemaah saat beraktivitas di tengah cuaca panas Makkah.

"Pertama, jangan lupa membawa dan menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti payung, topi, kacamata, dan masker saat beraktivitas di luar ruangan pada siang hari," kata Jamal saat ditemui di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah.

Kedua, minum air yang cukup. "Jangan tunggu haus. Minum sesering mungkin. Kalau perlu minum oralit agar elektrolitnya cepat terganti," tutur Jamal.

Ketiga, bawa semprotan air bila beraktivitas di luar ruang. Gunakan ini untuk membasahi bagian tubuh yang terpapar sinar matahari langsung.

"Keempat, ini yang penting juga, jangan beraktivitas berlebihan terutama jalan kaki di siang hari," pesan Jamal.

Jemaah haji juga diimbau tidak memaksakan diri umrah di siang hari. "Ini bisa berakibat fatal jika dipaksakan," tandas Jamal.

RI Siapkan Fasilitas Kesehatan Haji di Arab Saudi

Seorang jemaah haji menjalani perawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. Kasus penyakit pneumonia atau radang paru pada jemaah melonjak pasca-puncak haji di Armuzna.
Seorang jemaah haji menjalani perawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. Kasus penyakit pneumonia atau radang paru pada jemaah melonjak pasca-puncak haji di Armuzna. (Foto: MCH PPIH Arab Saudi)

Sementara itu, Pemerintah RI melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah mempersiapkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk jemaah haji Indonesia di Arab Saudi.

Kemenkes RI menyebut bahwa tim kesehatan telah disebar di 16 sektor, yaitu 11 di Makkah dan 5 di Madinah. Tiap sektor memiliki tenaga kesehatan, termasuk dokter, perawat, dan tenaga promosi kesehatan.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI, Liliek Marhaendro Susilo menjelaskan bahwa Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang kesehatan di Arab Saudi menyediakan pos kesehatan di bandara, sektor, dan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah dan Madinah. Total tenaga kesehatan berjumlah 287 orang.

Untuk mempermudah akses layanan kesehatan, Puskes Haji Kemenkes mendirikan pos kesehatan satelit di tiap hotel di Makkah. Hotel-hotel besar yang digunakan Indonesia selama musim haji menyediakan fasilitas ini.

Dijelaskannya bahwa setiap klinik kesehatan satelit dikelola oleh tim kesehatan yang terdiri dari 10 dokter dan 20 perawat

 

Klinik Satelit untuk Jemaah Haji

KKHI Makkah melakukan skrining dan identifikasi jemaah haji sakit yang bisa mengikuti layanan safari wukuf di Arafah. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)
KKHI Makkah melakukan skrining dan identifikasi jemaah haji sakit yang bisa mengikuti layanan safari wukuf di Arafah. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Klinik kesehatan satelit mulai dioperasikan sejak ibadah haji tahun 2023 dan kembali beroperasi pada tahun 2024. Sebelum ada klinik satelit, petugas kesehatan melayani jemaah di kamar mereka sendiri.

Kini, klinik satelit menyediakan ruang periksa dan tempat tidur untuk jemaah yang sakit, seperti dikutip dari Sehat Negeriku pada Minggu, 26 Mei 2024.

Klinik kesehatan satelit ditempatkan strategis di jalur lalu-lalang jemaah dari hotel ke masjid. Jemaah yang merasa kurang sehat sebelum keluar atau setelah kembali ke hotel dapat memeriksakan diri di klinik ini.

"Kami rekomendasikan jemaah yang merasa tidak enak badan untuk memeriksa diri dulu ke klinik sebelum keluar hotel," kata Liliek.

Klinik satelit ramai dikunjungi jemaah, terutama setelah subuh, zuhur, dan isya. Antusiasme jemaah untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan ini sangat tinggi.

Infografis Cara Dapatkan Asuransi Jiwa dan Kecelakaan Jemaah Haji Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cara Dapatkan Asuransi Jiwa dan Kecelakaan Jemaah Haji Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya