Pengamat Puji Sikap Prabowo Serukan Upaya Perdamaian dan Bantuan di Gaza

Dinna mendukung pernyataan Prabowo yang berkomitmen bahwa Indonesia siap mengupayakan beberapa aspek bantuan untuk rakyat Palestina yang tengah menghadapi bencana kemanusiaan di Gaza.

oleh Tim News diperbarui 12 Jun 2024, 20:34 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2024, 17:00 WIB
Pertemuan Menteri Pertahanan se-ASEAN
Prabowo mengatakan Indonesia terus membuka komunikasi dengan banyak pihak untuk mencari resolusi atas serangan ke Gaza. Dia menegaskan Indonesia terus mengedepankan pentingnya koridor kemanusiaan bagi para warga sipil di Gaza. (AP Photo/Dita Alangkara, Pool)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Hubungan Internasional Dinna Prapto Raharja sekaligus pendiri Synergy Policies mendukung langkah Menteri Pertahanan (Menhan) dan Presiden Terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, untuk menyerukan upaya perdamaian dan bantuan di Gaza.

Hal ini disampaikan Prabowo dalam acara konferensi tingkat tinggi (KTT) "Call for Action: Urgent Humanitarian Response for Gaza", di Amman, Yordania, Selasa waktu setempat.

Dinna juga mendukung pernyataan Prabowo yang berkomitmen bahwa Indonesia siap mengupayakan beberapa aspek bantuan untuk rakyat Palestina yang tengah menghadapi bencana kemanusiaan di Gaza.

“Kalau bisa Prabowo, menekan AS, untuk jangan menjadikan KTT dan gencatan senjata ini sebatas memenuhi kepentingan politik mereka saja, tetapi untuk perdamaian yang lebih permanen,” ujar Dinna, Rabu (12/6/2024).

Dinna menambahkan tidak hanya dari Amerika, gencatan senjata juga harus mau diterima oleh pihak Israel sebagai pihak yang melakukan agresi ke Gaza. Indonesia sudah berkomitmen untuk mengirimkan pasukan perdamaian dan tenaga medis untuk membantu mengevakuasi warga Gaza.

Indonesia, kata Dinna, sudah mengirimkan bantuan lewat airdrop atau menerjunkan bantuan lewat udara, sementara untuk jalur darat perlu adanya persetujuan dari Israel.

“Bagaimana kontribusi Indonesia mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza ? Itu sangat tergantung dari Israel. Kita sudah memberikan bantuan kemanusiaan lewat udara, tetapi kalau lewat darat perlu ada persetujuan dari Israel,” bebernya.

Lebih lanjut, Dinna menyampaikan, bantuan Indonesia tidak berarti jika tanpa persetujuan Israel, sebab situasi di Gaza sudah tidak menentu pasca diserang Israel, infrastruktur jalan, listrik, air sangat tidak memadai untuk menyalurkan bantuan baik dari sisi tenaga medis maupun pasukan perdamaian.

“Mengoperasikan rumah sakit di Gaza. Saya tidak tahu apa yang terjadi sekarang, tetapi sudah tidak mungkin mengoperasikan rumah sakit di sana karena semua infrastruktur, listrik, air dan sebagainya sudah tidak ada. Kecuali kalau rumah sakit terapung. Itu pun kapasitasnya terbatas,” jelasnya.

Sementara itu, kata Dinna, pihak Hamas sudah mau menerima gencatan senjata, namun yang masih tanda tanya besar adalah dari pihak Israel, pasalnya tetap melakukan gempuran ke Gaza sampai tawanan mereka dilepaskan.

“Hamas sudah menerima resolusi itu tetapi Israel tidak jelas karena dalam sidang dewan keamanan PBB itu Israel tetap menegaskan akan melanjutkan perang hingga semua tawanan lepas,” bebernya.

 

Upayakan Gencatan Senjata Secara Pendek

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony John Blinken, di Amman, Yordania, Selasa (11/6/2024).
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony John Blinken, di Amman, Yordania, Selasa (11/6/2024). (Foto: Tim Media Prabowo Subianto).

Dinna menyebut, gencatan senjata diprediksi berlangsung secara pendek, tetapi untuk mengupayakan gencatan senjata secara permanen perlu kerja keras lagi.

“Mungkin bisa gencatan senjata bisa terjadi untuk jangka pendek, tetapi untuk berlangsung lama atau bahkan menjadi permanen, itu perlu kerja keras lagi, seperti yang dikhawatirkan Rusia,” ungkapnya.

Dinna menyampaikan pentingnya bekerja keras tidak hanya seruan di momen KTT tetapi juga berkelanjutan untuk menciptakan perdamaian di Gaza.

“Rusia mencurigai seruan resolusi untuk gencatan senjata yang "berlangsung lama" dalam teksnya, terlalu samar dan terbuka untuk interpretasi, yang berpotensi memungkinkan Israel untuk tetap melanjutkan operasi mereka di Gaza,” katanya.

“Meskipun abstain, Rusia menekankan pentingnya bekerja menuju gencatan senjata yang komprehensif dan permanen, serta menganjurkan upaya berkelanjutan untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut,” pungkasnya.

 

Wakili Jokowi di KTT

Sebelumnya, Prabowo Subianto Menteri Pertahanan RI sekaligus Presiden Terpilih 2024 diminta untuk mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) “Call for Action: Urgent Humanitarian Response for Gaza" atau “Seruan untuk Bertindak: Tanggap Darurat Kemanusiaan untuk Gaza” di Yordania.

Hal ini disampaikan Prabowo usai bertemu Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (6/6/2024).

"Kemudian ditugaskan saya untuk berangkat ke Yordania menghadiri KTT masalah Gaza dan beliau juga instruksi kepada saya untuk berusaha mampir dulu di Arab Saudi," kata Prabowo.

Selain itu, Prabowo juga mengaku diinstruksikan langsung oleh Jokowi untuk mengirim tenaga kesehatan dan mengoperasikan rumah sakit di Gaza.

Prabowo juga menyebut, Indonesia bersedia mengevakuasi 1.000 pasien untuk dirawat di rumah sakit Indonesia dan akan dikembalikan ke Gaza setelah pulih dan situasi di Gaza kembali normal. Indonesia pun siap menyediakan perawatan pasca trauma dan pendidikan bagi anak-anak Gaza dan akan dikembalikan saat situasi kembali stabil.

"Kami juga bersedia mengevakuasi anak-anak dan anak yatim piatu untuk diberikan perawatan pasca trauma dan sekolah. Dan untuk kembali ke Gaza ketika situasi menjadi normal," ungkap Prabowo.

Infografis Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Diubah Jadi Makan Bergizi Gratis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Diubah Jadi Makan Bergizi Gratis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya