Jelang Puncak Haji, 300 Jemaah Lansia dan Disabilitas Dipindah Hotel untuk Safari Wukuf

300 jemaah haji lansia dan disabilitas ini diikutkan dalam program safari wukuf setelah proses seleksi berdasarkan kriteria yang telah dirumuskan.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 13 Jun 2024, 15:20 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2024, 15:20 WIB
Jelang Puncak Haji, 300 Jemaah Lansia dan Disabilitas Dipindah Hotel untuk Safari Wukuf
Sebanyak 300 jemaah haji lansia dan disabilitas non-mandiri dipindahkan ke hotel transit untuk persiapan mengikuti safari wukuf di Arafah. (Foto: Kemenag)

Liputan6.com, Jakarta - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tahun ini kembali menggelar safari wukuf bagi jemaah haji Indonesia kategore lanjut usia (lansia) non-mandiri. 

Tercatat sebanyak 300 jemaah haji lansia dan disabilitas non mandiri dipindahkan dari pemondokan di sektor menuju hotel transit di wilayah Aziziyah. Adapun Proses pelayanan safari wukuf jemaah lansia dan disabilitas non-mandiri akan berlangsung dari 12 – 19 Juni 2024.

“Sebagai persiapan, kami secara bertahap memindahkan jemaah haji lansia dan disabilitas non mandiri yang akan mengikuti safari wukuf ke hotel transit. Hotel dipilih berlokasi di wilayah Aziziyah, agar dekat dengan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Makkah,” kata Kepala Bidang Layanan Jemaah Lansia dan Disabilitas Slamet Sodali dalam keterangan tertulis, Kamis (13/6/2024).

“Kami sudah melakukan pendataan, ada 300 jemaah lansia dari 11 sektor pemondokan yang akan dipindahkan ke hotel transit untuk persiapan mengikuti safari wukuf,” sambungnya.

Menurut Slamet, 300 jemaah lansia dan disabilitas diikutkan dalam safari wukuf setelah proses seleksi berdasarkan kriteria yang telah dirumuskan. Ada lima kriteria jemaah haji lansia dan disabilitas yang bisa mengikuti safari wukuf lansia non-mandiri, yaitu:

Pertama, Jemaah haji lansia dan disabilitas yang tidak mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti makan, minum, mandi, dan mobilisasi.

Kedua, jemaah haji lansia dan disabilitas yang tidak bisa berjalan atau menggunakan kursi roda karena sakit dan memerlukan perawatan lebih lanjut.

Ketiga, jemaah haji lansia dan disabilitas yang memiliki komorbid penyakit kronis seperti jantung, hipertensi, stroke (sedang-berat).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Disiagakan Petugas Lintas Unsur hingga Obat-obatan

Jelang Puncak Haji, 300 Jemaah Lansia dan Disabilitas Dipindah Hotel untuk Safari Wukuf
Sebanyak 300 jemaah haji lansia dan disabilitas non-mandiri dipindahkan ke hotel transit untuk persiapan mengikuti safari wukuf di Arafah. (Foto: Kemenag)

Keempat, jemaah haji lansia dan disabilitas yang pulang setelah mendapat perawatan dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan masih dalam kondisi lemah.

Kelima, jemaah haji lansia dan disabilitas sesuai dengan kriteria risiko tinggi yang ditentukan petugas kloter.

“Pemindahan ke hotel transit sengaja dilakukan lebih awal agar tidak terburu-buru dan jemaah lebih nyaman. Fasilitas hotel juga kita buat senyaman mungkin seperti di rumah, konsepnya mirip apartemen," lanjut Slamet.

Menurut Slamet, pihaknya telah menyiapkan sejumlah petugas untuk mendampingi jemaah selama di hotel transit. Mereka terdiri atas unsur PKP3JH (Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji), Pembimbing Ibadah (Bimbad), dan tusi layanan Lansia dan Disabilitas.

“Kita siapkan juga obat-obatan yang diperlukan, termasuk masker dan popok dewasa bagi lansia. Disiapkan juga kain ihram dan mukena untuk diberikan kepada jemaah yang membutuhkan,” papar Slamet.

 


Prosesi Safari Wukuf

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memfasilitasi ratusan jemaah yang sakit untuk melakukan safari wukuf di Arafah
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memfasilitasi ratusan jemaah yang sakit untuk melakukan safari wukuf di Arafah. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Diketahui, pemerintah Arab Saudi telah menetapkan 1 Zulhijjah bertepatan dengan 7 Juni 2024. Karenanya, Wukuf di Arafah bertepatan dengan 15 Juni 2024. Jemaah akan diberangkatkan dari hotel transit menuju Arafah dengan bus yang disiapkan secara khusus pada sekitar pukul 11.00 waktu Arab Saudi.

“Kami rencananya akan menyiapkan sekitar 10 bus. Di setiap bus, kita akan siapkan enam petugas untuk mendampingi para jemaah lansia dan disabilitas non mandiri menjalani safari wukuf,” kata Slamet.

“Proses safari wukuf dilakukan setelah masuk waktu Zuhur, diawali dengan khutbah, dilanjutkan salat jamak takdim Zuhur dan Asar yang tetap dilakukan di atas kendaraan. Setelah itu, jemaah diberi kesempatan untuk berzikir sebelum kembali di antar ke hotel transit,” sambungnya.

Selesai wukuf, lanjut Slamet, jemaah akan kembali dan tinggal di hotel transit hingga selesai prosesi Mabit di Mina.

Beragam kegiatan telah disiapkan untuk mengisi hari-hari jemaah lansia dan disabilitas selama di hotel transit, mulai dari senam lansia hingga pemeriksaan kesehatan berkala. Untuk pelaksanaan ibadah lainnya, baik lontar jumrah maupun tawaf Ifadlah, akan dibadalhajikan oleh para petugas.

“Jemaah lansia dan disabilitas ini akan kami kembalikan ke pemondokan masing-masing pada 19 Juni 2024, saat para jemaah lainnya yang dalam satu kloter sudah kembali ke hotel masing-masing,” tandasnya.

Infografis Alur Layanan Safari Wukuf Lansia Non-Mandiri
Infografis Alur Layanan Safari Wukuf Jemaah Haji Lansia Non-Mandiri. (Foto: Kemenag)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya