BMKG Ingatkan Waspada Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Selat Malaka

Stasiun Meteorologi Maritim Belawan, Medan, Sumatera Utara (Sumut) mengingatkan semua pihak agar waspada potensi terjadinya gelombang tinggi 1,25 hingga 2,5 meter yang dapat terjadi di Selat Malaka bagian Utara.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 22 Jun 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2024, 16:00 WIB
Waspada Cuaca Buruk dan Gelombang Tinggi di Perairan Banten
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau tiga bibit siklon tropis berada di wilayah Indonesia, yaitu 91S, 94S dan 93P. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Stasiun Meteorologi Maritim Belawan, Medan, Sumatera Utara (Sumut) mengingatkan semua pihak agar waspada potensi terjadinya gelombang tinggi 1,25 hingga 2,5 meter yang dapat terjadi di Selat Malaka bagian Utara.

"Kondisi yang sama juga dapat terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, hingga Kepulauan Mentawai, Samudera Hindia barat Aceh hingga Pulau Enggano," ujar Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Belawan BMKG Rizki Fadhillah, melansir Antara, Sabtu (22/6/2024).

Dia mengingatkan perahu nelayan, kapal tongkang, kapal feri, dan kapal berukuran besar lainnya seperti kapal kargo dan kapal pesiar akan waspada gelombang tinggi tersebut untuk memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran.

"Kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi, juga diharapkan agar tetap selalu waspada," papar Rizki.

Ia menyebut, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat daya - barat dengan kecepatan angin berkisar 8 - 25 knot.

"Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur - tenggara dengan kecepatan angin berkisar 8 - 25 knot," ucap Rizki.

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Laut Banda bagian Selatan, dan Laut Arafuru," jelas dia.

 

Gempa M 5,7 Guncang Jayapura Papua, BMKG: Dipicu Deformasi Batuan Kerak Bumi

Cuaca Buruk, Nelayan Tradisional Libur Melaut
Sejumlah perahu saat bersandar di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Senin (26/12/2022). Akibat angin barat dan gelombang tinggi menyebabkan nelayan tradisional di Muara Angke libur melaut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, gempa magnitudo 5,7 menggucang wilayah Jayapura Papua, Jumat 21 Juni 2024, pukul 07.11.19 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa Jayapura ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,5. Lokasi gempa berada pada koordinat 3,59° LS ; 139,95° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Jayapura, Papua pada kedalaman 86 km.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi batuan kerak bumi.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," kata Daryono.

Daryono juga mengatakan, gempa berdampak dan dirasakan di daerah Wamena dengan skala intensitas II-III MMI, daerah Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura dengan skala intensitas II MMI.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami," ucap dia.

Hingga pukul 07.30 WIB tadi, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Meski begitu warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

 

Sebagian Besar Wilayah Sulut Dilanda Cuaca Ekstrem, Warga Diminta Waspada

Cuaca Ekstrem Tenggelamkan Kapal di Perairan Maluku, 14 Tewas
Ilustrasi cuaca ekstrem sebabkan gelombang tinggi di perairan.

Warga di Sulut diminta untuk mewaspadai cuaca ekstrem. Ini menyusul Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian besar wilayah Sulut berpotensi cuaca ekstrem hingga beberapa hari ke depan.

"BMKG mengeluarkan peringatan dini hingga 20 Juni 2024," ungkap Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben A Molle pada, Minggu 16 Juni 2024.

Ben mengatakan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang diperkirakan terjadi di sebagian besar kabupaten dan kota yang ada di provinsi tersebut.

"Kami berharap, warga berhati-hati dan mengantisipasi terjadinya banjir dan tanah longsor yang berpotensi terjadi saat cuaca ekstrem," ujarnya.

Ben mengatakan, cuaca ekstrem di tanggal 18 Juni akan terjadi di wilayah Kota Tomohon, Kota Kotamobagu, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten Kepulauan Talaud.

 

Wilayah Selanjutnya

Waspada Cuaca Buruk dan Gelombang Tinggi di Perairan Banten
Cuaca ekstrem yang mungkin terjadi berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada 19 Juni kondisi cuaca serupa diperkirakan terjadi di Kota Tomohon, Kota Manado, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, dan Kabupaten Kepulauan Talaud.

Sedangkan, pada 20 Juni berpeluang melanda wilayah Kota Tomohon, Kota Bitung, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, dan Kabupaten Minahasa Tenggara.

Lalu Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kabupaten Kepulauan Sangihe.

"BMKG akan terus memutakhirkan kondisi cuaca ekstrem di masing-masing kabupaten dan kota melalui kanal informasi yang terverifikasi," ujar Ben.

Infografis Jakarta hingga Papua Terancam Banjir Rob dan Gelombang Tinggi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Jakarta hingga Papua Terancam Banjir Rob dan Gelombang Tinggi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya