Liputan6.com, Jakarta - Resimen Mahasiswa (Menwa) siap mengerahkan 5 ribu personelnya untuk membantu misi kemanusiaan TNI di Gaza, Palestina.
Hal tersebut disampaikan Komandan Menwa Jayakarta, Raden Umar sebagai respons atas situasi krisis yang semakin memburuk di Gaza dan kesiapan TNI berperan dalam misi perdamaian di Palestina.
"Banyak warga sipil Gaza membutuhkan bantuan mendesak. Personel Menwa yang terlatih dalam berbagai keterampilan kemanusiaan siap berkolaborasi dengan TNI untuk memberikan bantuan medis, logistik, serta dukungan moral kepada penduduk yang terdampak konflik," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (26/6/2024).
Advertisement
Partisipasi Menwa dalam misi kemanusiaan ini, menurutnya, mengingatkan pada sejarah kontribusi Resimen Mahasiswa dalam misi internasional di masa silam.
"Pendahulu Menwa menorehkan sejarah emasnya dengan terlibat aktif pada misi internasional, terutama pada kontingen Garuda VIII di Sinai sebanyak 2 rotasi pada tahun 1978 dan 1979," tutur Umar.
Ia melanjutkan, pada masa itu, Menwa turut serta dalam operasi penjaga perdamaian yang dipimpin oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Timur Tengah.
"Peran anggota Menwa yang tergabung dalam pasukan PBB saat itu membantu menjaga stabilitas dan keamanan di wilayah yang dilanda konflik," ucap Umar.
Tunggu Respons Menhan dan Panglima TNI
Sementara, Kepala Staf Komando Nasional (Konas) Resimen Mahasiswa Indonesia, Arwani Deni menegaskan, dengan kembali berpartisipasi dalam misi kemanusiaan Gaza, menunjukkan komitmen dan solidaritasnya dalam membantu para korban krisis perang Gaza.
"Misi ini bukan hanya tentang memberikan bantuan fisik, tetapi juga menunjukkan semangat gotong royong dan nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi dasar tekad pendirian Menwa," tegasnya.
Ia berharap, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dapat merespons itikad baik ini.
"Semoga Bapak Menhan dan Pimpinan TNI dapat merespons itikad kesiapan Menwa dalam memberikan dampak positif bagi penduduk Gaza, serta memperkuat peran Indonesia sebagai negara yang peduli dan aktif dalam upaya perdamaian dan kemanusiaan internasional," kata Arwani memungkasi.
Advertisement
Panglima TNI: Warga Sipil Bisa Ikut Bantu ke Gaza
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan, masyarakat sipil berpeluang bergabung dengan pasukan perdamaian untuk membantu warga Palestina yang menjadi korban perang di Gaza.
"Kemenlu yang akan mengatur ya," kata Panglima TNI Agus Subiyanto saat ditemui di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (14/6/2024) kemarin, seperti dikutip dari Antara.
Menurut Agus, salah satu satuan pasukan perdamaian yang akan dikirim TNI yakni Batalyon Zeni. Mereka akan bertugas membangun berbagai fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah, hingga tempat rehabilitasi.
Tempat-tempat tersebut nantinya akan diisi oleh para tenaga ahli di bidangnya untuk melayani warga Palestina. Agus pun mencontohkan tempat rehabilitasi yang membutuhkan tenaga ahli di bidang pengobatan trauma atau trauma healing untuk para korban perang.
Siapa Warga Sipil yang Bisa Ikut Misi Perdamaian ke Gaza?
Masyarakat sipil yang mempunyai keahlian di bidang psikologi bisa mengisi fasilitas tersebut.
"Nah untuk rehabilitasi butuh personel yang punya kemampuan psikologi untuk trauma healing. Mungkin bisa juga dari sipilnya," kata Agus.
Namun demikian, Agus tidak menjelaskan secara rinci prosedur apa yang harus dilewati masyarakat sipil untuk bisa bergabung dalam pasukan perdamaian itu.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini juga tidak menerangkan secara rinci persyaratan apa yang harus dipenuhi masyarakat sipil untuk bisa ikut bersama pasukan TNI ke Gaza.
Sebagai informasi, TNI sudah menyiapkan 1.394 personel pasukan perdamaian untuk melaksanakan misi perdamaian di Gaza.
Pasukan tersebut nantinya akan bertugas di bidang pengamanan, pembangunan fasilitas umum hingga tenaga medis.
Advertisement