Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi I DPR Lodewijk F Paulus usul Kominfo dan BSSN bekerja sama dengan FBI untuk mengatasi serangan ransomware terhadap PDNS 2.
Menurutnya, FBI punya banyak cara untuk bisa membuka data digital yang terkunci.
Baca Juga
"Dkatakan oleh pakar bahwa ada 7.000 kunci yang dimiliki FBI terkait dengan brain cipher ransom termasuk pengembangan baru dari Lockbit 3.0 ini," kata Lodewijk dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI dengan Kominfo dan BSSN, di Jakarta, Kamis (26/7/2024).
Advertisement
Lodewijk mempertanyakan apakah Kominfo dan BSSN sudah bekerja sama dengan FBI. Dia berharap, FBI masih bisa membuka data yang sudah kunci oleh hacker.
"Pertanyaan saya sejauh mana kerjasama dengan FBI ini ya. sambil kita kerja artinya kita bisa berharap data yang sudah di encrypt oleh hacker ini masih kita berharap bisa dibuka karena kunci yang punya dia (FBI)," ucapnya.
Lodewijk memahami risikonya memang besar jika meminta bantuan ke FBI. Dia mengembalikan opsi ini ke Kominfo.
"Mungkin itu juga ya memang ada risiko kalau kita minta otomatis kita juga akan membocorkan ke dia. Tetapi apakah kita mau buka atau mau menunggu dengan back up ini kita apa isitlahnya entry ulang," pungkasnya.
BSSN Pastikan Data PDNS 1 Aman Pasca Serangan Ransomware di PDNS 2
Usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya diserang Ransomware, Ketua Badan Siber dan Sandi Negara, Hinsa Siburian menyatakan kalau data di PDNS 1 masih aman.
"Kami sudah mengecek keamanan data di PDNS 1 yang terletak di Serpong serta data Full Side Backup di Batam, hasilnya sampai saat ini masih aman," ucap Hinsa mengenai PDNS(Pusat Data Nasional Sementara ) 1 saat konferensi pers pada Rabu (26/6/2024).
Sebagai informasi, sebagaimana yang dijelaskan oleh Hinsa, PDNS terdiri dari tiga pusat data, yakni PDNS 1 yang terletak di Serpong, Jakarta. Kemudian, PDNS 2 di Surabaya, dan Full Side Backup, sebagai data cadangan, terletak di Batam.
Untuk mencegah penyebaran ransomware lebih lanjut, pada PDNS 1 dan Full Side Backup, BSSN beserta Kominfo dan Telkom Sigma telah memutus sambungan kedua pusat data tersebut dari PDNS 2.
"Telkom Sigma telah memutus sambungan PDNS 1 dan Backup Data di Batam dari PDNS 2, supaya Ransomware tidak ke sistem yang lain," ucapnya.
Tak hanya itu, ketiga lembaga tersebut akan berkomitmen untuk menguatkan sistem keamanan dari PDNS 1 di Serpong dan Backup Data di Batam.
"Ini kita sudah kita lakukan penguatan dan tim BSSN kita on site di sana," ujar Hinsa. "Pemulihan data yang terdampak kini sedang dilakukan oleh Kominfo dan Telkom," tuturnya.
Advertisement
Data yang Dicuri Tak Bisa Kembali?
Meski telah dilakukan pemulihan data, Direktur Network & IT Solution Telkom, Herlan Wijanarko mengatakan, data yang telah diretas kemungkinan tidak bisa diambil lagi oleh pemerintah.
"Beberapa data yang dienkripsi sudah enggak bisa di-recovery lagi," ucapnya.
Meski data yang diambil tidak bisa diambil lagi, Herlan menyebut beberapa data dari tenant Pusat Data Nasional itu masih memiliki backup.
"Kita mengidentifikasi masih ada 44 tenant yang di-backup," ujarnya. "Kami berupaya untuk mengaktifkan kembali layanan yang terdampak," tuturnya menambahkan.Â
Tak hanya itu, Herlan juga mengatakan Kementerian Kominfo bersama Telkom Sigma dan BSSN telah mengontak tenant yang terdampak.
"Kami menghubungi tenant yang terdampak untuk memastikan mereka memiliki data backup," ucap Herlan.
Mengantisipasi data yang sudah tidak bisa di-backup, Herlan mengungkapkan, kementerian Kominfo beserta BSSN dan Telkom Sigma akan membuat ulang PDNS yang baru.
"Kami akan membuat enviroment baru jika data tenant yang terdampak tidak bisa dikembalikan," ujarnya menutup pernyataan.
Â
Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com