Liputan6.com, Jakarta - Seekor orangutan menampakkan diri di antara semak dan rerimbunan pepohonan di Semenggoh Nature Reserve, Sarawak, Malaysia. Di ujung pohon, terdapat seutas tambang sepanjang 10 meter yang menghubungkan kawasan hutan Semenggoh, Sarawak, Malaysia, dengan pohon lainnya.
Liputan6.com berkesempatan menyaksikan tingkah lucu orangutan ini atas undangan Sarawak Tourism Boad (BTS) dan AirAsia. Dengan lincahnya, orangutan yang bernama Minah tersebut berpose layaknya model. Di tambang, dia bergelantungan dengan satu kaki dan satu tangan, berjumpalitan kaki di atas dan kepala di bawah hingga beratraksi bak sirkus. Orangutan berusia 36 tahun itu seolah mengerti kalau dirinya menjadi objek perhatian ratusan wisatawan.
Advertisement
Tak lama berselang, muncul dua orangutan berukuran sedang dan kecil. Kedunya bernama Annuar, 26 tahun dan Anaku, 17 tahun. Dua orangutan ini pun berpose seperti Minah. Bercengkerama di dahan dan tali, keduanya saling berpautan dan berbagi makanan sambil meniti tali yang dibuat vertikal dan horizontal.
Atraksi orangutan tersebut menjadi pemandangan yang dinanti para wisatawan yang datang dari mancanegara. Segala bentuk lensa, baik dari kamera profesional maupun handphone, merekam aksi hewan yang memiliki kecerdasan tinggi ini. Para pelancong memotret orangutan tanpa suara dan sorak sorai. Wisatawan diminta untuk tidak berisik agar orangutan merasa nyaman dan tidak kembali lagi ke dalam hutan. Suasana di lokasi sunyi senyap. Pelancong pun bebas mengabadikan momen langka ini.
Mengapa disebut langka? Hal ini lantaran orangutan tersebut tak bisa diprediksi untuk keluar hutan. Ketika musim buah, orangutan bakal mendekam berbulan-bulan lantaran makanannya berlimpah di dalam hutan Semenggoh Serawak seluas 605 hektare ini. Hutan tersebut banyak ditumbuhi pohon buah seperti jambu, rambutan, duku, dandurian.
"Itu bisa 2-3 bulan mereka tidak keluar hutan. Ada 27 orangutan yang tinggal di Semenggoh ini," kata petugas pusat kehidupan liar Semenggoh, Stanly di lokasi, Sabtu 29 Juni 2024 lalu.
Pusat Rehabilitasi Orangutan
Namun saat hutan tak musim buah, orangutan ini keluar untuk menghadiri jamuan dari para ranger. Ada dua waktu yang menjadi momen feeding time (waktu makan), yaitu pukul 09.00 dan 15.00. Orangutan ini disuguhkan makanannya di sejumlah titik, yaitu beragam buah diletakkan di atas papan besar seperti panggung.
Makanan sudah bersiap, para ranger memanggil orangutan untuk turun dengan meniti tambang yang terpasang antarpohon. Satu per satu mereka menuju meja makannya. Usai mendapatkan makanan berupa buah-buahan, orangutan ini berpencar. Ada yang kembali ke atas pohon dan ada pula mencari tempat nyaman untuk menyantap makanannya.
Kawasan hutan Semenggoh dikenal sebagai pusat rehabilitasi orangutan di Malaysia. Pusat rehabilitasi orangutan ini berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi orangutan yang telah diselamatkan dari perburuan liar atau kehilangan habitatnya akibat deforestasi.
Advertisement