Gus Yahya: Kredibilitas Kader NU yang Bertemu Presiden Israel Terciderai

Gus Yahya menegaskan, PBNU tidak pernah turut serta terhadap lobi-lobi yang dilakukan Israel melalui segala bentuk caranya. Termasuk dengan lembaga non-pemerintah atau sejenisnya yang berasal dari Israel dan bertindak sebagai lobbyist.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 16 Jul 2024, 19:52 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2024, 19:52 WIB
Ketua Umum PBNU Angkat Bicara Terkait Pertemuan Lima Kader NU dengan Presiden Israel
Gus Yahya menilai, tindakan kelima orang yang melakukan hubungan dengan Israel tidak patut. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf menilai, kredibilitas kader NU yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog di Israel sudah terciderai. Menurut dia, citra Israel tidak menjadi lebih baik usai pertemuan tersebut di mata publik Indonesia.

“Memangnya dengan berangkatnya lima orang ini citra Israel jadi lebih baik di Indonesia? kan enggak! malah sebaliknya, justru orang-orang yang dibawa itu mengalami kerugian karena kredibilitas mereka kemudian menjadi terciderai,” kata pria yang karib disapa Gus Yahya tersebut saat jumpa pers di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Selasa, (16/7/2024).

Gus Yahya menegaskan, PBNU tidak pernah turut serta terhadap lobi-lobi yang dilakukan Israel melalui segala bentuk caranya. Termasuk dengan lembaga non-pemerintah atau sejenisnya yang berasal dari Israel dan bertindak sebagai lobbyist.

“Kegiatan dari lobi Israel di berbagai tempat di seluruh dunia ini terkadang tidak sensitif terhadap konteks realitas setempat, sehingga inisiatif yang dilakukan tidak membantu apa-apa (guna menyudahi invasi ke Palestina),” kritik Gus Yahya.

Dia mencontohkan, salah satu lembaga yang turut menyeret NU tanpa pemberitahuan resmi bernama Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian.

    

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Lambang NU Dicatut

Ketua Umum PBNU Angkat Bicara Terkait Pertemuan Lima Kader NU dengan Presiden Israel
Gus Yahya menambahkan bahwa saat ini PBNU telah melakukan konfirmasi kepada lembaga otonom tempat pengabdian lima kader NU tersebut. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gus Yahya melihat, lembaga itu menggunakan lambang NU di dalam situsnya, sementara tidak pernah ada kerja sama untuk hal itu.

“Saya sudah melakukan klarifikasi, ternyata tidak ada (kerja sama) maka kepada lembaga atau organisasi yang bersangkutan untuk men-takedown ini (lambang NU) karena kita tidak menginginkan ada klaim (membawa nama PBNU),” ucap Gus Yahya.

Gus Yahya menegaskan, PBNU tidak terlibat terhadap agenda terkait Israel dan tidak mau NU dilibatkan sebagai sebuah organisasi resmi. Maka dari itu, kepada anggotanya saat ada hal yang hendak membawa nama NU harus dihitung kepekaannya.

“Jadi saya minta dalam hal ini khususnya yang berada dibawah wewenang saya, saya minta lakukan secara resmi kelembagaan dengan mempertimbangkan sensitifitas yang ada,” katanya menandasi.


Heboh 5 Kader NU Bertemu Presiden Israel

Lima Tokoh Muda NU Berkunjung ke Israel Tuai Kecaman Publik
Potret lima tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) saat bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog. (Istimewa via NU Online)

Diberitakan sebelumnya, sebanyak lima orang berlatar Nahdlatul Ulama (NU), melakukan kunjungan pertemuan dengan Presiden Isaac Herzog di Israel.

Mereka adalah Gus Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.

Pertemuan tersebut diketahui usai unggahan foto mereka viral di sosial media dan menuai kecaman.

Sebab, sebagai bagian dari Ormas Islam terbesar di Indonesia, mereka dinilai tidak berempati dengan situasi invasi Israel terhadap rakyat Palestina.

Infografis DK PBB Setujui Resolusi Gencatan Senjata Palestina-Israel. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis DK PBB Setujui Resolusi Gencatan Senjata Palestina-Israel. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya