Bertemu Presiden Israel, Dosen Unusia Zainul Maarif Dinyatakan Langgar Etik dan Mundur

Dwi mengatakan Zainul Maarif telah mengkonfirmasi beberapa pertanyaan yang diajukan oleh Mahkamah Etik tentang seluruh aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan di Israel. Mulai dari pemberangkatan, kegiatan di Israel hingga pulang.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 20 Jul 2024, 14:34 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2024, 14:34 WIB
Ketua Umum PBNU Angkat Bicara Terkait Pertemuan Lima Kader NU dengan Presiden Israel
Gus Yahya menambahkan bahwa saat ini PBNU telah melakukan konfirmasi kepada lembaga otonom tempat pengabdian lima kader NU tersebut. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Mahkamah Etik Pegawai Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) telah menggelar sidang etik terhadap Zainul Maarif, usai melakukan kunjungan ke Israel dan bertemu Presiden Israel Isaac Herzog.

Hasil sidang menyatakan bahwa Zainul Maarif selaku Dosen Unusia terbukti melanggar etik dan mengundurkan diri dari jabatannya.

"Sidang memutuskan bahwa yang bersangkutan terbukti melakukan pelanggaran etik dan menyatakan mundur sebagai pegawai Unusia. Pernyataan mundur ini disampaikan secara tertulis oleh yang bersangkutan pada tanggal 19 Juli 2024," jelas Kepala Biro Hubungan Masyarakat Dwi Putri dikutip dari siaran persnya, Sabtu (20/5/2024).

Dia mengatakan Zainul Maarif telah mengkonfirmasi beberapa pertanyaan yang diajukan oleh Mahkamah Etik tentang seluruh aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan di Israel. Mulai dari pemberangkatan, kegiatan di Israel hingga pulang.

Mahkamah Etik Pegawai Unisia pun menyimpulkan bahwa aktivitas Zainul Maarif ke Israel merupakan undangan pribadi dan tidak memiliki sangkut paut sama sekali dengan Unusia. Adapun Zainul menggunakan atribut Unusia tanpa meminta dan mendapat persetujuan Pimpinan Unusia.

Selain itu, tindakan dan perbuatan Zainu ke Israel tidak mewakili sikap Unusia dan justru bertolak belakang. Dwi menyebut tindakan Zainul berdampak negatif terhadap Unusia sebagai institusi pendidikan tempat yang bersangkutan bekerja.

Ketiga, tindakan Zainul menunjukkan tidak adanya kepekaan dan sensibilitas terhadap kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel terhadap Palestina.

"Tindakan tersebut juga dapatdimaknai melegitimasi perbuatan rezim Israel terhadap warga Palestina, yang bertentangandengan sikap resmi Jam’iyah Nahdlatul Ulama yang mendukung perjuangan warga Palestina," tutur Dwi.

Sebelumnya, pertemuan lima pemuda Nahdliyin itu viral dan membuat heboh publik Tanah Air. Bukan tanpa alasan, Israel merupakan negara penjajah yang sampai saat ini masih melakukan pembantaian terhadap warga Palestina.

Foto pertemuan pemuda NU dengan Presiden Israel itu sempat viral di media social dan mendapat banyak kecaman publik

Diketahui, Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menegaskan pihaknya akan memanggil lima tokoh muda Nahdliyin yang bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog.

"Yang bersangkutan akan dipanggil untuk dimintai keterangan dan penjelasan lebih dalam tentang maksud tujuannya, latar belakang, dan siapa yang memberangkatkan, serta hal-hal prinsip lainnya," ujar Gus Ipul, Senin (15/7/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pesan Penting Ketua PWNU DKI Usai Kadernya Dipecat Akibat Bertemu Presiden Israel

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Syamsul Ma'arif, mengimbau kepada para kadernya agar tidak mudah termakan rayuan seseorang dengan iming-iming menebar kebaikan.

Hal itu berkaca dari kasus kadernya, Zainul Maarif, yang kedapatan berfoto dengan Presiden Israel Isaac Herzog, hingga akhirnya dipecat dari kepengurusan PWNU DKI Jakarta.

 "Ini penting berharga, tidak hanya untuk yang bersangkutan, tapi ini sangat berharga untuk semua generasi muda yang bisa jadi dirayu atau diiming-imingi atau apa pun bentuknya ketika ada tawaran itu jangan hanya sekedar 'wah mumpung ini'. Atau, 'kan ini saya juga ingin menyampaikan sesuatu yang baik'," kata Syamsul di gedung PWNU DKI Jakarta, Kamis (18/7/2024).

Syamsul meminta kepada para kadernya agar terlebih dulu untuk berkonsultasi dengan kiai bila ada ajakan yang dimaksud. Sebab, menurut dia, tidak semua ajakan memiliki niat baik.

Menurut Syamsul, pihaknya tidak pernah membatasi kader NU dengan adanya ajakan untuk sekadar bertukar pikiran. Namun di satu sisi perlu diperhatikan dampak dari agenda dialog tersebut.

"Tetapi gagasan yang kita sampaikan itu harus melihat kepentingan yang lebih besar. Kepada siapa kita sampaikan. Ada enggak pengaruh, dampaknya secara luas. Orang menyampaikan gagasan pikiran bertindak itu hak semua orang," tegas Syamsul.

Akan beda ceritanya jika gagasan-gagasan yang diutarakan tersebut justru menjadi bumerang. Maka alangkah baiknya bila ada ajakan itu terlebih dahulu berkonsultasi dengan para kiai. Apalagi apabila dialog tersebut berhubungan dengan isu Internasional.

"Jadi tidak hanya pikiran pribadi, tapi pikiran secara umum. Terutama saya meminta kepada dia (Zainul Maarif) untuk menyampaikan kepada kawan-kawan yang lain, seandainya ada orang lain yang ingin mengajak kegiatan yang sama, alangkah baiknya berkomunikasi dengan para kiai, tokoh, terutama pengurus inti sebuah organisasi tersebut. Sehingga nanti akan mendapatkan masukan-masukan," tuturnya.

"Tetapi sekali lagi saya ingin menyampaikan, bahwa sesuatu yang dianggap baik oleh pribadi kita masing-masing, belum tentu itu adalah sebuah kebenaran. Maka berhati-hatilah, apalagi ini kepentingan dunia internasional," sambungnya.


PWNU Jakarta Pecat Kadernya Usai Bertemu Presiden Israel

Sebelumnya PWNU Jakarta telah memberhentikan Zainul Maarif dari kepengurusan buntut dari pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog.

"Memutuskan bahwa beberapa orang yang terlibat langsung dan tidak langsung dalam keberangkatan anak NU ke Israel itu diberhentikan dari kepengurusan lembaga Bahtusul Masail PWNU DKI Jakarta," kata Ketua PWNU DKI Jakarta, Syamsul Ma'arif, dalam konferensi persnya di Jakarta Timur, Kamis (18/7/2024).

"Terutama terkait dengan keberangkatan saudara Zainul Maarif ke Israel," lanjutnya.

Pemberhentian itu, kata Syamsul, setelah pihaknya mengadakan rapat bersama jajaran Tanfidzayh dan Syuriah. Lalu meminta keterangan langsung dari Zainul Maarif.

Selain Zainul, ada tiga orang lain yang juga diberhentikan yakni Letua LBM NU Jakarta Mukti Ali, Roland Gunawan dan Sapri Saleh.

Pemberhentian itu dikarenakan mereka terlibat dalam organisasi Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (RAHIM) yang diduga terafiliasi dengan organisasi dukungan untuk Israel.


Ketua PWNU DKI Beberkan Alasan Pemecatan Zainul dari Kepengurusan

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta telah memberikan sanksi berupa pemecatan terhadap kadernya, Zainul Maarif, karena melakukan pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog.

"Alasannya karena memang terutama Pak Zainul Maarif ya, secara langsung ikut keberangkatan ke Israel dan menemui Presiden Israel. Itu yang jadi alasan pokok untuk Zainul Maarif," kata Ketua PWNU DKI Jakarta, Syamsul Ma'arif di kantornya Jakarta Timur, Kamis (18/7/2024).

Selain terhadap Zainul Maarif, Syamsul juga turut memecat tiga kader lainnya. Mereka adalah Ketua LBM NU Jakarta Mukti Ali, Roland Gunawan dan Sapri Saleh.

Ketiga orang tersebut diduga bergabung dengan organisasi Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (RAHIM) yang diduga terafiliasi dengan organisasi dukungan untuk negara zionis Israel.

Salah satu kesalahannya yakni dengan mencantumkan logo LBM NU ke dalam website RAHIM tersebut.

"Kalau yang lain adalah karena secara organisasi melakukan kesalahan yaitu mereka ini bergabung dalam organisasi yang namanya RAHIM. RAHIM itu salah satunya adalah memang pimpinannya Pak Mukti Ali, terus ada nama lain Sapri Saleh dan Pak Roland itu," jelas Syamsul.

Bagi Syamsul pemecatan terhadap keempat kadernya adalah hal yang lumrah dalam suatu organisasi. Kesalahan mereka juga menjadi konsekuensi yang tergabung dalam organisasi Islam besar di Indonesia.

"Karena untuk menjaga marwah Nahdlatul Ulama, menjaga marwah bangsa kita berorganisasi ya, ada konsekuensinya ketika melakukan kesalahan. Ya ada sanksi itu biasa, tetapi kesalahan itu kita meminta kepada mereka untuk menjadikan sebuah pelajaran penting bahwa tidak terjadi orang lain nanti yang melakukan hal yang sama," ujar Syamsul.

Bentuk sanksi yang diterapkan ke anak buahnya itu juga sekaligus bentuk keseriusan di mana masyarakat Indonesia yang telah secara terang-terangan mendukung penuh atas kebebasan rakyat Palestina dari penjajahan Israel.

"Kami mengambil sanksi keseriusan kami dalam menjaga marwah NU, marwah organisasi, marwah bangsa. Jadi kalau ada orang yang berspekulasi melakukan kegiatan yang dipahami secara umum itu bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, walaupun mungkin mereka punya keyakinan itu adalah baik, itu mestinya harus dipikirkan ulang dampak yang akan terjadi," kata Syamsul.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya