MHM: Even Olahraga untuk Rayakan Keanekaragaman Budaya, Bukan Melecehkan Simbol Agama

MHM menegaskan kembali sikap menolak segala bentuk pelecehan terhadap simbol-simbol suci agam

oleh Tim News diperbarui 29 Jul 2024, 13:28 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2024, 09:18 WIB
Imam Besar Masjid Al Azhar Syeikh Ahmed Al-Tayeb.
Imam Besar Masjid Al Azhar Syeikh Ahmed Al-Tayeb. (Vincenzo PINTO/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Hukama Muslimin (MHM) yang juga Grand Syekh Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb mengecam keras salah satu penampilan pada pembukaan Olimpiade 2024 di Paris yang diduga menghina Yesus Kristus. Penampilan itu mencerminkan pelecehan terhadap kenabian yang suci dan agung dan tidak menghormati keyakinan orang-orang beragama yang percaya pada nilai moral kemanusiaan yang luhur.

"MHM menegaskan kembali sikap menolak segala bentuk pelecehan terhadap simbol-simbol suci agama," tegas Grand Syekh Ahmed Al Tayeb melalui siaran pers, Minggu (28/7/2024).

Ketua MHM menyatakan bahwa even olahraga seharusnya menjadi ajang untuk merayakan keanekaragaman budaya dan mempromosikan sikap saling menghormati antara bangsa yang satu dan bangsa-bangsa lainnya.

MHM mengingatkan bahwa memanfaatkan even seperti olimpiade untuk menganggap normal pelecehan agama atau mempropagandakan penyakit sosial yang merusak dan keluar dari fitrah manusia, seperti perilaku LGBT, dan memaksakan pola hidup yang bertentangan dengan fitrah suci manusia, adalah tindakan yang berbahaya.

"Dokumen Persaudaraan Manusia yang ditandatangani oleh Grand Sheikh Al-Azhar/Ketua Majelis Hukama Muslimin Ahmed Al-Tayeb dan Pemimpin Gereja Katolik Sri Paus Fransiskus di Abu Dhabi pada 2019 menyerukan kepada para pemimpin dunia, para pembuat kebijakan, para pemikir, filsuf, cendekiawan, pemuka agama, seniman, dan awak media di seluruh dunia untuk melawan segala bentuk dekadensi budaya dan moral," sebutnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Temukan Nilai Persaudaraan

"Mereka diminta untuk menemukan kembali nilai-nilai keadilan, kebaikan, kedamaian, persaudaraan manusia, dan kehidupan bersama secara rukun dan damai dan menegaskan pentingnya nilai-nilai itu semua sebagai pelampung penyelamat bagi kehidupan masyarakat. Mereka juga diminta untuk menyebarluaskan nilai-nilai luhur itu kepada masyarakat luas di seluruh dunia," tandasnya.

Infografis 20 mubalig versi Kementerian Keagamaan
Infografis 20 mubalig versi Kementerian Keagamaan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya