BMKG Sebut Gempa Megathrust di Indonesia Tinggal Tunggu Waktu, Peta Zona Bahayanya?

Daerah mana saja di Indonesia yang berpotensi dilanda Gempa Megathrust?

oleh Jonathan Pandapotan PurbaAdy AnugrahadiWinda Nelfira diperbarui 15 Agu 2024, 00:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2024, 00:00 WIB
Banner Infografis BMKG Sebut Gempa Megathrust di Indonesia Tinggal Tunggu Waktu.
Banner Infografis BMKG Sebut Gempa Megathrust di Indonesia Tinggal Tunggu Waktu. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti Indonesia bakal mengalami gempa bumi dahsyat atau disebut dengan megathrust. Bahkan potensi terjadinya megathrust hanya tinggal menunggu waktu saja.

Hal itu berdasarkan dari kejadian gempa besar yang menimpa kota Nankai, Jepang dengan besara mencapai 7,1 Magnitudo pada Jumat, 8 Agustus 2024 lalu. Pusat titik gempanya berada di Pulau Kyushu Shikoku dan Kinki di Jepang Selatan yang merupakan zona Megathrust.

Gempa megathrust sendirian artinya adalah bagian dangkal suatu lajur pada zona subduksi yang mempunyai sudut tukik yang landai. Gempa bumi pada lajur atau zona megathrust disebut juga gempa bumi interplate.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan potensi terjadinya di gempa megathrust di Indonesia sangat bisa saja terjadi. Sebab adanya dua lempengan di Indonesia yang hingga kini belum memiliki tanda mengeluarkan gempar besar.

Gempa megathrust ini disebabkan zona sumber gempa potensial tetapi belum terjadi gempa besar dalam masa puluhan hingga ratusan tahun terakhir atau disebut dengan zona 'Seismic Gap'.

"Seismic Gap Megathrust Selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai-Suberut (M8,9). Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," kata Daryono dalam keterangannya, Senin, 12 Agustus 2024.

Selain adanya zona Seismic Gap, kata Daryono, juga bisa disebabkan dengan adanya proses akumulasi di lempengan bumi sehingga menimbulkan tegangan/stress pada kerak bumi. Tentunya bila terjadi gempa megathrust dipastikan terjadinya deformasi batuan skala besar. Di saat yang bersamaan juga tentunya juga berpeluang terjadi tsunami yang dahsyat.

"Karena setiap gempa besar dan dangkal di zona megathrust akan memicu terjadinya patahan dengan mekanisme naik (thrust fault) yang dapat mengganggu kolom air laut (tsunami)," ucap Daryono.

Zona Bahaya

Mentawai (BMKG)

Profesor Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Danny Hilman Natawidjaja, mengatakan diskusi mengenai gempa megathrust di Indonesia sebetulnya sudah lama, bahkan sejak 20 tahun lalu.

"Tsunami Aceh 2004 itu kan termasuk megathrust. Kita tahu sendiri betapa bahayanya itu. Nah itu juga yang memotivasi kemudian Indonesia membuat tsunami early warning system sejak 2007. Kemudian yang menjadi penanggung jawab utamanya BMKG," ucap Prof Danny kepada Liputan6.com, Rabu (16/8/2024).

Ia menjelaskan, ada wilayah megathrust yang sudah dipetakan dan diteliti dengan sangat baik. Ada yang cukup, dan ada juga yang belum sama sekali.

"Contoh yang sudah diteliti dan sudah dipetakan sangat baik ya megathrust Mentawai, Sumatera itu sudah diidentifikasi dengan sangat baik. Dan kita sudah sering mendengar itu, sudah ada warning. Terus selain Sumatera yang lain sudah diidentifikasi misalnya Selat Sunda."

Sementara Selatan Jawa, kata dia, belum dipelajari dengan baik. Tapi di situ potensinya besar, kalau terjadi gempa dengan magnitudo 9, efeknya bisa lebih mematikan dari Aceh.

"Tapi masalahnya seberapa besar sih kemungkinan terjadinya untuk 30 tahun mendatang, itu yang kita belum tahu."

Kemudian, lanjut Danny, ke arah timur ada megathrust di Selatan Bali, kemudian di utaranya Bali juga ada, yang kemungkinan tsunami juga, meskipun bukan megathrust tapi backthrust dan efeknya bisa sama.

"Kemudian, Maluku wah lebih banyak lagi itu ada megathrust juga terus yang seperti megathrust atau yang bisa menyebabkan efek seperti megathrust di Maluku itu banyak sekali. Sejarah gempa tsunaminya pun sudah banyak di masa lalu. Nah tapi kalau ditanyakan wilayah mana di Maluku yang kemungkinan bahayanya sangat besar dan beberapa puluh tahun ke depan, itu yang kita belum tahu."

Kalau terjadi itu pasti, ujar Danny, namun kita belum tahu seberapa besar yang akan keluar nanti apakah magnitudo 8, 8,5, 9, atau 9,5. Kemudian di utara Sulawesi juga ada zona megathrust.

"Terus di Papua juga mungkin ada juga seperti megathrust ya. Jadi yaitu banyak zona-zona megathrust atau seperti megathrust yang bisa juga menimbulkan tsunami di Indonesia," pungkasnya.

Banner Infografis BMKG Sebut Gempa Megathrust di Indonesia Tinggal Tunggu Waktu.
Banner Infografis BMKG Sebut Gempa Megathrust di Indonesia Tinggal Tunggu Waktu. (Liputan6.com/Abdillah)

Tingkatkan Riset

Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (Istimewa)

Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, mengatakan, dalam konteks kesiapan dan antisipasi gempa megathrust di Indonesia, jika menggunakan Jepang sebagai referensi, maka hal pertama yang harus ditingkatkan adalah kapasitas riset.

"Jadi kemudian memahami gempa di zona megathrust itu perlu data penelitian dan untuk membuat detail mengenai potensinya, maka riset harus dibikin detail. Nah itu yang kita rasakan sebetulnya belum maksimal. Yang pertama perlu dilakukan risetnya pun harus lebih baik," kata Irwan kepada Liputan6.com, Rabu (16/8/2024).

"Nah kemudian yang harus kita improve kapasitas untuk melakukan pengamatan. Jadi dalam konteks operasional mengamati gempa kita sekarang sudah jauh lebih baik dari beberapa tahun terakhir, tetapi untuk bisa memberikan peringatan dini adanya gempa bumi, maka jaringannya pun harus selalu dirapat."

Kemudian yang ketiga peran pemerintah bersama-sama dengan stakeholder yang lainnya untuk melakukan upaya mitigasi untuk mengurangi resiko bencana di masa depan. Termasuk dalam konteks kebijakan, tata ruang, dan pembuatan bangunan tahan gempa.

"Jadi lebih penting dari itu bottom linenya adalah meningkatkan pengetahuan bersama. Jadi literasi dari adanya potensi gempa pengetahuan meningkat. Meningkatkan potensi gempa menjadi dasar dari itu semua. Nah kemudian kita harus meningkatkan literasi akan adanya gempa ini kepada seluruh stakeholder baik untuk masyarakat tetapi juga termasuk di dalamnya untuk pengambilan kebijakan," ucapnya.

Daftar 13 Segmen Megathrust Ancam Wilayah RI

<p>Peta Megathrust (BMKG)</p>
<p> </p>

Mengacu pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017, berikut daftar 13 segmen megathrust yang mengancam Indonesia:

1. megathrust Mentawai-Pagai dengan potensi gempa M8,9

2. megathrust Enggano dengan potensi gempa M8,4

3. megathrust Selat Sunda dengan potensi gempa M8,7

4. megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah dengan potensi gempa M8,7

5. megathrust Jawa Timur dengan potensi gempa M8,7

6. megathrust Sumba dengan potensi gempa M8,5

7. megathrust Aceh-Andaman dengan potensi gempa M9,2

8. megathrust Nias-Simelue denga potensi gempa M8,7

9. megathrust Batu dengan potensi gempa M7,8

10. megathrust Mentawai-Siberut dengan potensi gempa M8,9

11. megathrust Sulawesi Utara dengan potensi gempa M8,5

12. megathrust Filipina dengan potensi gempa M8,2

13. megathrust Papua dengan potensi gempa M8,7.

Antisipasi BMKG

Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Pihak BMKG sendiri juga telah melakukan langkah antisipasinya dengan menyiapkan system monitoring, prosesing dan diseminasi informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami yang semakin cepat dan akurat.

Salah satunya dengan cara mengedukasi masyarakat melalui kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG), BMKG Goes To School (BGTS) dan Pembentukan Masyarakat Siaga tsunami (Tsunami Ready Community).

Daryono mengatakan di kegiatan tersebut masyarakat akan diberikan edukasi, pelatihan mitigasi, drill, evakuasi dan lain sebagainya khususnya kepada masyarakat Indonesia bagian Utara.

"Dapat kita pantau secara realtime dan kita analisis dengan cepat termasuk memodelkan tsunami yang bakal terjadi dan dampaknya menggunakan system InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System), sehingga BMKG akan segera menyebarluaskan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami di seluruh wilayah Indonesia," imbuh dia.

"Semoga upaya kita dalam memitigasi bencana gempabumi dan tsunami dapat berhasil dengan dapat menekan sekecil mungkin risiko dampak bencana yang mungkin terjadi, bahkan hingga dapat menciptakan zero victim," pungkas Daryono.

Potensi Gempa Palung Nankai, Megathrust yang Hantui Warga Jepang

<p>Palung Nankai terletak di batas antara dua lempeng tektonik. Palung Nankai membentang sekitar 700 kilometer dari Teluk Suruga di lepas Prefektur Shizuoka hingga Laut Hyuganada di lepas Prefektur Miyazaki (Japan Meteorological Agency).</p>

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan tentang potensi gempa Megathrust di Indonesia. Prediksi gempa Megathrust di Indonesia ini didasarkan pada analisis zona seismik gap di beberapa wilayah, termasuk Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan bahwa gempa Megathrust di Indonesia hanya tinggal menunggu waktu untuk terjadi.

Tak hanya Indonesia, sebelumnya Badan Meteorologi Jepang (JMA) telah mengeluarkan peringatan khusus pertamanya mengenai kemungkinan gempa Palung Nankai. Pihak JMA mengatakan bahwa kemungkinan terjadinya gempa besar di daerah tersebut saat ini lebih tinggi dari biasanya.

JMA memprediksi, jika gempa besar terjadi di daerah tersebut, maka kerusakannya diperkirakan akan sangat dahsyat.

Misalnya, tinggi tsunami yang dipicu oleh gempa diprediksi lebih dari 30 meter. JMA juga menghimbau warga Jepang untuk bersiap menghadapi kemungkinan ancaman Megathrust tersebut, dikutip dari laman Japan News Yomiuri, Rabu (14/8/2024).

Palung Nankai terletak di batas antara dua lempeng tektonik. Palung Nankai membentang sekitar 700 kilometer dari Teluk Suruga di lepas Prefektur Shizuoka hingga Laut Hyuganada di lepas Prefektur Miyazaki.

The government’s Headquarters for Earthquake Research Promotion atau Markas Besar Promosi Penelitian Gempa Bumi memperkirakan bahwa ada peluang sebesar 70 hingga 80 persen terjadinya gempa bumi berkekuatan magnitudo 8 hingga 9 di Palung Nankai dalam 30 tahun ke depan.

Peringatan tsunami juga dikeluarkan untuk Prefektur Niigata, Toyama, Yamagata, Fukui, dan Hyogo, juga di sepanjang Pantai Laut Jepang. (Kyodo News via AP)Jika gempa di Palung Nankai terjadi maka hal ini juga akan memaksa air laut naik ke daratan, yang menghasilkan gelombang tsunami. Menurut perkiraan pemerintah, pulau-pulau di Tokyo, Prefektur Shizuoka, dan Prefektur Kochi dapat dilanda tsunami setinggi lebih dari 30 meter.

Jika tsunami terjadi, maka air dapat mencapai wilayah Prefektur Shizuoka hanya dalam waktu dua menit, Prefektur Wakayama hanya dalam waktu tiga menit, dan Prefektur Kochi hanya dalam waktu lima menit.

Ketika masyarakat di wilayah tersebut merasakan getaran, maka mereka diimbau untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi secepat mungkin.

Dalam skenario terburuk, maka 231.000 orang diprediksi bisa meninggal dan kerugian ekonomi bisa mencapai 207,8 triliun yen.

Gempa bumi itu bahkan bisa menjerumuskan Jepang ke dalam krisis.

Untuk mengantisipasi bencana tersebut, pemerintah Jepang menetapkan 707 kotamadya di 29 prefektur termasuk Tokyo sebagai daerah yang disiapkan dalam tindak pencegahan bencana.

Pemerintah Jepang menyerukan warganya untuk mengembangkan fasilitas tanggap bencana dan melakukan persiapan lainnya.

Peringatan potensi Gempa Bumi Megathrust mengharuskan penduduk di daerah terkait untuk memastikan bahwa mereka siap menghadapi gempa bumi, setidaknya selama satu minggu dan siap untuk mengungsi jika diperlukan.

Ketika Peringatan Gempa Bumi Megathrust dikeluarkan, orang-orang yang membutuhkan bantuan tambahan yang mungkin lambat mengungsi jika terjadi tsunami akan diminta untuk mengungsi lebih awal sebagai tindakan pencegahan.

 

Mitigasi Saat Gempa Bumi

Gempa Indonesia
Ilustrasi gempa (Istimewa)

Mengutip dari situs resmi BMKG terdapat beberapa antisipasi yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi. Melalui artikel ini akan menyebutkan beberapa mitigasi ketika terjadi gempa bumi.

1. Ketika di dalam bangunan

Ketika Anda berada di dalam bangunan maka lindungi badan dan kepala dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja dan tempat aman lainnya. Pastikan untuk menemukan tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan.

Jika masih memungkinkan untuk evakuasi ke luar ruangan segera untuk pergi keluar dan jika berada di dalam gedung pastikan untuk tetap di dalam lalu berlindung di tempat aman dan jangan gunakan lift ketika gempa terjadi.

2. Ketika di luar bangungan atau area terbuka

Jika Anda berada di luar bangunan atau area terbuka pastikan berdiri di tempat yang aman dan hindari bangunan yang ada di sekitar seperti gedung, tiang listrik, pohon, dan lain-lain. Perhatikan juga tempat berpijak hindari jika terjadi rekahan tanah.

3. Ketika saat mengendarai mobil

Ketika berada di dalam mobil dan gempa terjadi pastikan untuk berhenti di tempat aman dan keluar dari mobil. Kemudian menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran dan kemudian ikuti antisipasi nomor 2 sebelumnya.

4. Ketika berdasarkan tempat tinggal

Jika Anda berada atau tinggal di dekat pantai pastikan untuk segera menjauhi pantai dan pergi ke tempat lebih tinggi untuk menghindari bahaya tsunami.

Jika Anda berada atau tinggal di daerah pegunungan pastikan untuk hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Infografis 16 Zona Gempa Megathrust di Indonesia

Banner Infografis 16 Zona Gempa Megathrust di Indonesia.
Banner Infografis 16 Zona Gempa Megathrust di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya