Seraya Meminta Maaf, Jokowi Serahkan Tongkat Estafet Kepemimpinannya ke Prabowo Subianto

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menguncapkan selamat bertugas ke Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih dan penerusnya dalam memerintah Indonesia lima tahun mendatang.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 16 Agu 2024, 11:33 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2024, 11:33 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam pidato Sidang Tahunan MPR, DPR, DPD tahun 2024 di Gedung Parlemen Jakarta.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam pidato Sidang Tahunan MPR, DPR, DPD tahun 2024 di Gedung Parlemen Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Foto: Tangkapan layar Vidio.com).

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menguncapkan selamat bertugas ke Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih dan penerusnya dalam memerintah Indonesia lima tahun mendatang.

Adapun ini disampaikannya dalam pidato Sidang Tahunan MPR, DPR, DPD tahun 2024 di Gedung Parlemen Jakarta, Jumat (16/8/2024).

"Kepada Presiden Terpilih, Bapak Jendral TNI (Purn.) Prabowo Subianto, tahun depan, Insyallah, Bapak yang akan menyampaikan pidato kenegaraan. Nanti, pada tanggal 20 Oktober 2024, izinkan saya menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan ini kepada Bapak Prabowo Subianto," kata Jokowi di Ruang Sidang Paripurna Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Mantan Wali Kota Solo itu pun mengaku, akan menitipkan kepada Prabowo segala harapan dan cita-cita masyarakat Indonesia di seluruh wilayah baik di desa dan di kota.

"Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa memberikan petunjuk dan kemudahan bagi bangsa Indonesia dalam kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto pada pemerintahan periode mendatang," harap Jokowi.

Mendengar pesan dan mandat Presiden Jokowi, Prabowo pun berdiri dari bangku tempatnya duduk dan sikap hormat menerima mandat.

Sebagai penutup, Jokowi pun meminta maaf sembari menyadari dirinya tidak sempurna dan mengakui banyak harapan rakyat Indonesia yang belum bisa dia wujudkan meski sudah menjabat selama 10 tahun.

"Mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai," kata Jokowi.

 

 

Bekerja untuk Indonesia

Namun Jokowi mengklaim apa yang sudah dikerjakan selama 10 tahun sebagai kepala negara adalah yang terbaik untuk rakyat Indonesia.

"Sekali lagi, kami mohon maaf. Ini adalah yang terbaik, yang bisa kami upayakan bagi rakyat Indonesia, bagi bangsa dan negara Indonesia," kata dia.

Jokowi optimis, meski capaian cita-cita bangsa belum tuntas sepenuhnya, tetapi di era berikutnya Indonesia bisa menjadi lebih baik, lebih kuat dan mampu menggapai Indonesia Emas 2045.

"Saya yakin dan percaya dengan persatuan dan kerja sama kita, dengan keberlanjutan yang terjaga, Indonesia sebagai negara yang kuat dan berdaulat akan mampu melompat dan menggapai cita- cita Indonesia Emas 2045," pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, pemerintah Indonesia terus berusaha meningkatkan produktivitas nilai tambah dengan tidak lagi mengekspor bahan mentah.

Hal ini disampaikannya dalam pidato Sidang Tahunan MPR, DPR, DPD tahun 2024 di Gedung Parlemen Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Sidang Tahunan 2024, Jokowi: Kita Ingin Kekayaan Negeri Ini Dikelola untuk Kepentingan Rakyat

"Di sisi lain, kita juga telah mengambil Langkah besar untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah dengan tidak lagi mengekspor bahan mentah, tapi mengolahnya dulu di dalam negeri. Walau banyak negara lain menggugat, menentang, bahkan berusaha menggagalkan, tapi kita sebagai bangsa yang berdaulat,sebagai bangsa yang besar, kita tidak goyah, bahkan terus maju melangkah," kata Jokowi.

Dia pun mengungkapkan, langkah tersebut dimulai dari nikel, bauksit, dan tembaga yang akan dilanjutkan dengan timah, serta sektor potensial lainnya, sepertiperkebunan, pertanian, dan kelautan.

"Alhamdulillah, sampai saat ini telah terbangun smelter dan industri pengolahan untuk nikel, bauksit, dan tembaga yang membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara Rp158 triliun selama 8 tahun ini," jelas Jokowi.

"Kita ingin kekayaan yang ada di negeri ini, anugerah Allah SWT untuk negeri ini, dapat dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat, dapat dimanfaatkan semaksimalnya untuk kesejahteraan rakyat," ungkapnya.

Oleh sebab itu, Jokowi menegaskan, juga telah mengambil kembali aset Indonesia yang selama puluhan tahun dikelola oleh pihak asing sebagai langkah kelanjutannya.

"Yang selama puluhan tahun diambil manfaat besarnya oleh pihak asing, seperti Freeport, Blok Rokan, dan Newmont. Alhamdulillah, semua itu bisa kita ambil alih kembali," kata Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya