Di Sela Kesibukan, Mensos Risma Ajak Warga Pegunungan Bintang Papua Bangun Sekolah yang Dibakar

Disela kesibukannya menjadi Menteri, Risma berusaha menyempatkan waktu memonitoring puluhan warga yang sedang berlatih melalui video call.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 26 Agu 2024, 20:33 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2024, 20:33 WIB
Mensos
Sejumlah warga asal Pegunungan Bintang belajar membuat pembangunan rumah knock down yang diberikan Kementerian Sosial. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

 

 

Liputan6.com, Papua - Puluhan warga tampak serius mendengarkan arahan dari Menteri Sosial, Tri Rismaharini melalui video call. Kementerian Sosial memberikan pelatihan membangun rumah knock down kepada puluhan warga asal Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, di lokasi pelatihan pembuatan rumah knock down, Koya Timur, Jayapura, Papua. Disela kesibukannya menjadi Menteri, Risma berusaha menyempatkan waktu memonitoring puluhan warga yang sedang berlatih melalui video call.

“Bapak-bapak, nanti saya minta tolong ya, bantu bangun sekolah yang dibakar,” ujar Risma melalui sambungan video call, Senin (26/8/2024).

Tidak hanya itu, Risma meminta warga untuk serius belajar membangun rumah knock down, untuk dibangun kembali di daerah asalnya. Risma akan berusaha membantu warga untuk pengadaan listrik.

“Bapak-bapak saya siapin listriknya juga, nanti nggak perlu bayar karena pakai solar cell, saya siapin peralatannya,” ucap Risma.

Risma pun meminta warga yang telah memahami membangun rumah knock down, turut membantu pembangunan fasilitas umum di kampungnya. Warga dapat membangun sekolah untuk pendidikan anak.

“Nanti Bapak-bapak tolong saya dibantu, bangunkan sekolah yang dibakar ya, kasihan tuh anak-anak. Terima kasih Bapak-bapak,” jelas Risma.

Sementara, Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa pada Kementerian Sosial, Don Rozano Sigit Prakoeswa mengatakan, sejumlah warga diberikan pembelajaran membangun rumah knock down. Warga yang sudah memahami pembangunan rumah knock down, dapat membantu membangun sekolah.

“Nanti mereka dapat membantu membangun sekolah, kita waktu itu ada sekolah di Pegunungan Bintang yang dibakar,” ujar Don.

Don menjelaskan, Kementerian Sosial berkomunikasi tokoh agama Pegunungan Bintang terkait siswa yang belajar usai sekolahnya dibakar. Tokoh agama setempat meminjamkan aula gereja untuk pembelajaran siswa.

“Sesuai arahan Bu Menteri (Risma), akhirnya kita menggunakan rumah knock down,” jelas Don.

 

Konsep Sederhana Rumah Knockdown

Diketahui, rumah knockdown merupakan rumah dengan konsep sederhana dan bisa dibongkar pasang. Umumnya, pembangunan rumah knock down merupakan rumah yang biasanya digunakan dalam upaya merespon bencana gempa.

“Di sini mereka belajar untuk membuat pondasi, mereka belajar membuat knockdown, sampai mereka meyakini bahwasanya mereka bisa melakukan itu,” kata Don.

Rencananya, Kementerian Sosial akan membangun 50 rumah knockdown untuk warga yang mengikuti pembelajaran. Warga akan membangun rumah dengan menggunakan sistem gotong royong dengan estimasi waktu selama satu pekan.

“Kita tanamkan rasa gotong-royong, jadi tadi kita memperhitungkan selama tujuh hari, rasanya kita bisa menyelesaikan 50 rumah itu,” ungkap Don.

Don menuturkan, sesuai arahan Menteri Sosial, warga ikut membantu membangun sekolah. Menurutnya, sekolah merupakan gerbang atau jembatan emas untuk menuju ke masyarakat yang lebih baik.

“Kalau sekolahnya dibakar bagaimana mereka belajar, menimba ilmu, bersosialisasi dengan rekan yang lainnya,” tutur Don.

Kementerian Sosial akan melibatkan pengurus gereja untuk membantu mengawasi dan terlibat pada pembangunan rumah knockdown. Keterlibatan tersebut untuk meyakinkan pembangunan  knockdown untuk kepentingan bersama.

“Jadi bukan untuk kepentingan satu pihak, tapi ini untuk kepentingan masyarakat kedepannya lebih baik lagi,” pungkas Don.

Infografis Jurus Kelola Sampah ala Risma
Infografis Jurus Kelola Sampah ala Risma (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya