Dinilai Sukses Turunkan Stunting, Pemprov Jateng Kantongi Insentif Fiskal Rp6,45 Miliar dari Pemerintah Pusat

Penjabat Gubernur (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengungkapkan, insentif yang diperoleh akan digunakan untuk menuntaskan penanganan stunting yang masih tersisa di Provinsi Jateng.

oleh Fachri pada 04 Sep 2024, 22:11 WIB
Diperbarui 04 Sep 2024, 22:13 WIB
Pemprov Jateng.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana pada acara Rakornas Percepatan Penurunan Stunting di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta pada Selasa, 4 September 2024. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dianggap berhasil menurukan angka stunting oleh Pemerintah Pusat. Atas keberhasilan itu, Pemprov Jawa Tengah mendapatkan insentif fiskal sebesar Rp6,45 miliar.

Insentif fiskal yang didapatkan di tahun 2024 ini lebih besar dibandingkan tahun 2023 lalu. Pasalnya pada tahun lalu, Pemprov Jateng mendapatkan insentif fiskal sebesar Rp5,97 miliar.

Penjabat Gubernur (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengungkapkan, insentif yang diperoleh akan digunakan untuk menuntaskan penanganan stunting yang masih tersisa di Provinsi Jateng.

"Sasaran adalah beberapa lokasi ataupun kabupaten/kota yang tingkat stuntingnya masih tinggi," ungkapnya usai acara Rakornas Percepatan Penurunan Stunting di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Selasa (4/9/2024).

Di sisi lain, Nana membeberkan bahwa Pemprov Jateng menganggarkan Rp194,6 miliar untuk percepatan penaganan stunting.

"Anggaran itu diberikan dalam bentuk bantuan keuangan kepada kabupaten/kota, terutama yang kasus stuntingnya masih tinggi," bebernya.

Kolaborasi dengan Berbagai Pihak

Pemprov Jateng
Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana usai Rapat Koordinasi Kesiapan Penyelenggaraan Pilkada Serentak Wilayah Jawa, di Hotel Royal Ambarukmo, pada Rabu (21/8)/Istimewa.

Nana menuturkan bahwa prevalensi stunting Jateng berdasarkan rilis Survey Kesehatan Indonesia (SKI) pada Maret 2024 di tahun 2023 sebesar 20,7% atau turun 0,1% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 20,8%.

"Langkah percepatan penurunan stunting Jateng berkolaborasi dengan banyak pihak, baik pemerintah, BUMN, BUMD, perguruan tinggi, swasta hingga tokoh agama dan tokoh masyarakat," tuturnya.

"Jadi memang perlu ada suatu kolaborasi untuk menangani stunting ini. Kita tidak hanya bisa sendiri, artinya juga ada keterlibatan tokoh agama, tokoh masyarakat juga ini kita libatkan," jelas Nana.

Di sisi lain, Nana mengatakan, intervensi spesifik dan sensitif dilakukan untuk menangani stunting. Ia menyebut, intervensi sensitif yang dilakukan salah satunya dengan memastikan kelayakan air yang dikonsumsi masyarakat.

"Sementara contoh intervensi spesifik dilakukan melalui kolaborasi dan sinergi dengan banyak pihak, selain itu juga memberikan edukasi kepada calon pengantin dan remaja putri," katanya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya