SBY: Kacau Sebuah Negara kalau Mataharinya Banyak

SBY menegaskan, bahwa matahari di Partai Demokrat hanya ada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

oleh Muhammad AliTim News diperbarui 09 Sep 2024, 13:37 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2024, 13:35 WIB
SBY
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung soal keberadaan 'matahari' di sebuah negara. Dia menilai, satu matahari saja sudah panas, apalagi ada dua hingga tiga matahari akan menimbulkan kekacauan.

Mulanya, SBY bercerita tentang transisi di Partai Demokrat usai dirinya tak menjabat sebagai ketua umum dan beralih kepada sosok yang lebih muda partai berlambang logo mercy itu masih tetap berdiri tegak.

Sehingga, dia menegaskan, bahwa matahari di Partai Demokrat hanya ada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Ada falsafah yang bagus, belajar dari tata surya, apa yang ada di alam semesta. Di alam ini hanya ada satu matahari, tidak ada lagi. Sama dengan Partai Demokrat yang kita cintai, hanya ada satu matahari, yaitu ketua umum kita," kata SBY, dalam acara syukuran ulang tahun Partai Demokrat, di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (9/9/2024).

Lebih lanjut, SBY menilai akan kacau sebuah negara jika terdapat matahari lebih dari satu.

"Akan kacau dalam sebuah negara, termasuk partai politik kalau mataharinya banyak, bisa dibayangkan, makin panas karena matahari satu sudah panas, lalu ada dua, ada tiga bagaimana," imbuh dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Curhat SBY

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), curhat soal keadaan partainya selama di luar pemerintahan. Hal itu dia sampaikan, saat syukuran ulang tahun ke-23 Partai Demokrat di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (9/9/2024).

"Masih ingat 23 tahun yang lalu ketika saya menggagas, membentuk dan sebenarnya mendirikan partai ini dan partai ini masih tegak berdiri, meskipun badai dan topan sering menerka," kata SBY.

Dalam 10 tahun masa kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) banyak rintangan yang harus dilalui. Berada di luar pemerintahan tidak lah mudah.

Terlebih, memang ada pihak yang tidak menginginkan Demokrat berada di dalam pemerintahan.

"Sepuluh tahun ini sebagaimana Ketua Umum, Bung AHY katakan tadi, bukanlah tahun yang mudah. Ten years menjadi partai di luar pemerintahan, karena memang ada pihak yang tidak meminginkan partai demokrat berada di pemerintahan, tidaklah mudah. Kami ingin do something untuk rakyat kita, jalannya juga tidak mudah," ungkap dia.

Kemudian, lima tahun terakhir ada pihak yang mencoba mengambil alih Partai Demokrat.

"Itu tidak mudah, menguras energi, pikiran, waktu, biaya yang tidak mudah kita dapatkan untuk menjaga kedaulatan partai demokrat," ujarnya.

"Ada yang gamblang di mata kita kejadian itu, bakal diambil alihnya pimpinan dan partai ini. Ada yang masih misterius, hanya Tuhan yang tahu. Oleh karena itu, saya salut atas keberanian, keteguhan, dan upaya gigih mempertahankan kedahulatan kita, rumah kita, hak milik kita. Lima tahun tersita sangat banyak untuk itu. Satu tahun terakhir juga tidak mudah," sambung SBY.

SBY pun berpesan agar strategi politik haruslah lentur dan pragmatis. Namun, janhan abaikan nilai-nilai demokratis.

"Politik memang harus pragmatis, saya tahu. Strategi politik haruslah lentur, saya tahu. Harus punya siasat bagaimana kita tidak kalah, tidak tercungkap dan tertindas, saya tahu. Tapi saya titip, di tengah-tengah pragmatisme, di tengah-tengah kelenturan dlm berpolitik, jangan abaikan nilai-nilai yang fundamental. Hormati pegang petuh konstitusi. Tegakkan nilai-nilai demokrasi. Tegakkan keadilan bagi semua," imbuh dia.

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com

Infografis Panas Dingin Hubungan NasDem dengan Demokrat dan PKS. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Panas Dingin Hubungan NasDem dengan Demokrat dan PKS. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya