Pekan Depan, Dinkes DKI Sebar 1.400 Ember Isi Telur Nyamuk Ber-Wolbachia di Jakbar

Pengendalian DBD melalui nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia sudah dilakukan di empat kota lainnya yang dipilih Kementerian Kesehatan (Kemenkes), meliputi Bandung, Kupang, Semarang, dan Bontang pada 2023.

oleh Winda Nelfira diperbarui 18 Sep 2024, 11:04 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 11:04 WIB
Nyamuk Berbakteri Wolbachia Tak Hanya Turunkan Kasus Dengue tapi Juga Zika hingga Chikungunya
Nyamuk Berbakteri Wolbachia (jcomp from Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta bakal menyebar total 1.400 telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia di wilayah Kembangan Utara, Jakarta Barat pada 27 September 2024. Hal ini dilakukan sebagai implementasi pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD).

Hal ini disampaikan oleh Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Maryati Kasiman, M.K.K.K. dalam 'Podcast Rabu Belajar'.

"Insyaallah di Jakarta Barat kita akan melakukan implementasi dan rilis nyamuk ber-wolbachia ini di tanggal 27 September," kata Maryati dalam podcast di laman YouTube Pemprov DKI Jakarta, dikutip Rabu (18/9/2024).

Maryati mengatakan, pengendalian DBD melalui nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia sudah dilakukan di empat kota lainnya yang dipilih Kementerian Kesehatan (Kemenkes), meliputi Bandung, Kupang, Semarang, dan Bontang pada 2023.

Menurut Maryati, sebelum telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia disebar, pihaknya akan melakukan mapping area dengan ukuran 50 x 50 meter. Satu area bakal diletakkan satu ember berisi telur nyamuk serta pakannya.

"Contoh di Kembangan Utara itu kalau di mapping itu dihitung ada sekitar 1.400 grid gitu. Artinya ada 1.400 ember berisi telur-telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia yang ditempatkan," jelasnya.

Evaluasi

Nantinya, setiap dua minggu sekali perkembangbiakan dari telur nyamuk bakal dilihat dan dievaluasi. Proses pemantauan akan berlangsung selama lebih kurang enam bulan.

Maryati bilang, diperlukan peran orang tua asuh untuk memantau telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia. Orang tua asuh adalah orang yang bersedia lahan atau rumahnya ditempati ember-ember berisi telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia.

"Karena kita tahu bahwa ember kadang-kadang kalau di lapangan atau di luar, di depan rumah itu bisa ketendang, bisa karena hujan terus jatuh. Maka kita butuh nih orang tua asuh untuk bisa ditempatkan ember-ember berisi telur berwolbachia ini," ucapnya.

Provinsi Bebas DBD

Maryati berharap, melalui implementasi ini, populasi nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia menjadi banyak. Sehingga, Jakarta bisa menjadi provinsi yang bebas dari kasus DBD.

"Ketika kita dikatakan berhasil, populasi nyamuk yang ber-wolbachia itu menjadi 60 persen dibandingkan yang lainnya. Nanti ada ahlinya dari entomolog yang akan melihat, mengecek nyamuk gitu ya, diperiksa PCR apakah ini ber-wolbachia atau tidak," kata dia.

Infografis Heboh Pelepasan Nyamuk Wolbachia Tekan Kasus DBD. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Heboh Pelepasan Nyamuk Wolbachia Tekan Kasus DBD. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya