Deru Mesin di Sirkuit Mandalika Memacu Ekonomi Warga Lokal dan Industri Pariwisata

Kehadiran Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika turut memacu roda perekonomian masyarakat lokal Mandalika hingga industri pariwisata Indonesia.

oleh Gilar Ramdhani pada 26 Sep 2024, 14:19 WIB
Diperbarui 17 Okt 2024, 18:30 WIB
Deru Mesin di Sirkuit Mandalika Memacu Ekonomi Warga Lokal dan Industri Pariwisata
Presiden Jokowi naik ke podium untuk menyerahkan trofi kepada para pemenang MotoGP Mandalika.

Liputan6.com, Jakarta Kehadiran Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika turut memacu roda perekonomian masyarakat lokal Mandalika hingga industri pariwisata Indonesia.

Ramlah, salah satu penjual bensin eceran dan Sayuk Wibawati, penjual oleh-oleh khas Lombok menceritakan bagaimana dampak pembangunan sirkuit Mandalika dan berbagai event internasional yang digelar di sirkuit kebanggaan masyarakat Indonesia.

Di bibir jalan, Ramlah menemui pelanggan. Wanita berhijab hitam itu menghampiri empat bule yang sudah memarkir tiga motor matik di atas aspal. Tangan kiri menenteng corong lebar, tangan kanan memegang botol kaca berisi bensin. Wanita paruh baya itu langsung menyodorkannya kepada bule berkaus putih yang terus menebar senyum.

Tak seperti hari yang sudah-sudah, siang itu penjual bensin eceran ini tak menuangkan bensin ke tangki motor pelanggannya. Dia cuma diam, menyaksikan si bule menggerojokkan minyak sendiri ke corong. Wanita itu tak sadar bahwa sang pelanggan adalah orang top: pembalap Moto2 asal Spanyol, Marcos Ramirez.

Ramlah baru tahu bule yang membeli sebotol bensin itu orang beken setelah videonya viral di media sosial. Marcos Ramirez yang kala itu akan menggeber motor di lintasan Pertamina Mandalika International Street Circuit memang mengunggah rekaman momen membeli bensin itu ke Instagramnya pada 11 Oktober 2023.

“Saya tidak tahu itu siapa. Baru saya tahu setelah ramai di di handphone, itu saya dikasih tahu sama anak saya,” kata Ramlah.

Warga Desa Kuta, Punjut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), itu memang sudah biasa didatangi pelanggan bule di kiosnya. Maklum saja, sejak daerahnya dipermak oleh pemerintah, kian banyak turis asing yang datang, terutama sejak balapan MotoGP digelar.

Ramlah mengaku kerap mendapat pembeli bule di kiosnya. Meski begitu, dia tidak membeda-bedakan pelanggan. Ramlah tetap menjual bensinnya Rp12 ribu perliter. Biasanya dia dibayar lebih, bisa sampai Rp50 ribu untuk seliter bensin.

“Mungkin karena kasihan melihat saya,” kelakar Ramlah.

Presiden Jokowi Resmikan Sirkuit Mandalika

Deru Mesin di Sirkuit Mandalika Memacu Ekonomi Warga Lokal dan Industri Pariwisata
Presiden Jokowi saat meresmikan Sirkuit Mandalika. (©BPMI Sekretariat Presiden)

Sejak diresmikan Presiden Joko Widodo pada 12 November 2021, sirkuit Mandalika telah beberapa kali menghelat ajang balapan motor kaliber dunia. Lintasan 4,31 meter ini sudah tiga kali menggelar ajang World Superbike. Sirkuit dengan 17 kelokan ini juga sudah menggelar ajang Moto2 dan MotoGP pada 2022 dan 2023. Ajang serupa juga dihelat 29 September 2024.

Ajang MotoGP jadi magnet. Penonton dari penjuru dunia tumplek blek, datang langsung ke Mandalika. Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mencatat, ajang itu dihadiri langsung oleh 102.801 penonton pada 2022. Tahun berikutnya disaksikan langsung oleh 102.929 orang, melebihi target 80.000 penonton. Tahun ini, target 110 ribu penonton hadir langsung.

Itu baru yang datang. Jutaan pasang mata dari sekujur dunia juga melihat MotoGP Mandalika dari layar kaca. Data ITDC mencatat gelaran MotoGP di sirkuit Mandalika tahun lalu disiarkan langsung di 200 negara dengan penonton terverifikasi mencapai hampir 500 juta orang. Tentu ini menjadi promosi masif bagi Mandalika dan Indonesia.

Balapan kelas dunia ini tentu tidak sekadar putaran roda kuda besi di atas trek. Laju motor-motor balap di atas lintasan itu telah membonceng ekonomi warga NTP. Lihat saja Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid yang selalu padat saat penyelenggaraan balapan. Tahun ini, lapangan terbang itu bahkan bakal buka 24 jam. Bisnis penerbangan dan biro travel pasti sibuk. Bisa jadi tak pernah tidur.

Bisnis hotel dan kuliner juga ketiban rezeki. Rombongan pembalap dan penonton pasti butuh tempat menginap dan makan selama di Mandalika. Tahun lalu, tingkat hunian hotel berbintang di kawasan Mandalika mencapai 100 persen saat gelaran MotoGP 2023. Demikian juga dengan hotel kelas melati dan homestay.

“Itu disampaikan kepada saya oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), juga asosiasi perhotelan yang ada di sekitar Mandalika,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Jamalludin Maladi.

Roda-roda Motor Menggerakkan Perekonomian UMKM

Deru Mesin di Sirkuit Mandalika Memacu Ekonomi Warga Lokal dan Industri Pariwisata
Presiden Jokowi di Sirkuit Mandalika. (c) Biro Pers Sekretariat Presiden

Ajang MotoGP telah mendukung konsep sport tourism di Mandalika. Selain balapan yang sukses, pariwisata dan ekonomi juga ikut terpacu. ITDC mencatat 300 lebih UMKM NTB terlibat dalam perhelatan MotoGP 2023.

“Kami optimistis dampak ekonomi nasional dari perhelatan MotoGP dapat melebihi capaian tahun lalu, yakni lebih dari Rp4,5 triliun,” ujar Direktur Utama ITDC, Ari Respati.

Putaran roda-roda para pembalap itu telah menggerakkan perekonomian, baik pelaku bisnis besar maupun mereka yang menjalankan usaha skala mikro. Deru mesin di lintasan telah mengepulkan dapur warga Mandalika, termasuk usaha kecil seperti Ramlah.

Dengar pula kisah sukses Sayuk Wibawati. Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) oleh-oleh khas Lombok itu merasakan langsung berkah pembangunan Mandalika. Usaha kue kering berbahan biji-bijian khas Lombok meningkat drastis, bahkan kini dikenal hingga ke luar negeri. Titik balik Sayuk terjadi saat WSBK dan MotoGP pertama kali digelar.

“Saat MotoGP, omzet mencapai Rp500 juta selama event itu digelar. Nah sejak saat itu usaha saya terus meningkat dan produk kami semakin dikenal sebagai oleh-oleh khas Lombok,” ungkap Sayuk saat diterima tim Kedeputian I Kantor Staf Presiden di Gedung Bina Graha Jakarta, Rabu 8 Mei 2024.

Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika

Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika
Sirkuit Mandalika dukung sports tourism di wilayah tersebut. (c) Wonderful Indonesia

Tapi Mandalika bukan cuma balapan. Sirkuit itu hanya bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang ditetapkan sejak 2014. Mandalika juga menjadi satu dari lima destinasi super prioritas yang menjadi fokus pengembangan, bersama Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Likupang di Sulawesi Utara.

Menghampar 1.035,67 hektare, KEK Mandalika punya segudang pesona. Menghadap langsung ke Samudera Hindia, kawasan ini punya pantai yang membentang 7,2 kilometer. Destinasi dengan hamparan pantai berpasir putih dan perbukitan elok ini diharapkan menjadi akselerator pariwisata NTB.

Sirkuit itu memang dikepung oleh berbagai destinasi yang indah. Sebut saja Bukit Merese, Bukit Seger, Desa Wisata Sade dan Ende, Pantai Kuta, Pantai Mandalika, Pantai Tanjung Aan, dan Pantai Seger.

Kawasan yang diresmikan Jokowi pada Oktober 2017 ini memiiliki konsep pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan dengan pembangunan obyek-obyek wisata. Pembangunan infrastruktur pun dilakukan, termasuk sirkuit balap kelas dunia itu. KEK Mandalika diproyeksikan menarik investasi sebesar Rp28,63 triliun pada 2030 dan menyerap tenaga kerja sebanyak 587 ribu hingga 2025.

Sejak pembangunan KEK Mandalika, jumlah kunjungan wisatawan lokal dan asing meningkat. Pada 2014, kunjungan wisatawan ke NTB tercatat 1.629.122. Pada 2015 melonjak menjadi 2.210.527. Setahun berselang kembali naik menjadi 3.094.437. Angka itu kembali bertambah pada 2017, menjadi 3.761.686. Namun, angka itu menurun pada 2018, menjadi 2.812.379, karena musibah gempa.

Kunjungan wisatawan kembali melonjak pada 2019 dengan angka 3.706.352. Namun saat pandemi Covid-19 menghantam pada 2020, angkanya terjun bebas hingga 400.595. Pada 2021 perlahan membaik menjadi 964.036. Pada 2022 seiring membaiknya kondisi pandemi dan penyelenggaraan MotoGP, kunjungan wisatawan ke NTB menjadi terkerek ke angka 1.376.295. Sedangkan pada 2023 meningkat menjadi 1.576.564.

Angka-angka kunjungan wisatawan itulah yang turut mengerek perekonomian, termasuk pelaku usaha semacam Sayuk yang datang ke Kantor Staf Presiden untuk berbagi cerita sukses atas dampak pembangunan KEK Mandalika itu. Menurut Sayuk, KEK Mandalika berdampak pada pertumbuhan ekonomi, terutama sektor UMKM lokal. Founder Nutsafir Cookies ini yakin tanpa KEK Mandalika usahanya tidak akan berkembang seperti sekarang.

“Sebab produk saya erat kaitannya dengan pariwisata. Saya berharap pengembangan KEK Mandalika terus dilakukan dan banyak event kelas internasional digelar,” ujar Sayuk.

Presiden Jokowi di Sirkuit Mandalika
Presiden Jokowi di Sirkuit Mandalika. (c) Biro Pers Sekretariat Presiden

Warga lain asal Lombok yang bersyukur dengan pembangunan Mandalika adalah Ely Solihin. Dia menyebut pembangunan kawasan ini, terutama sirkuit balap, telah mengangkat perekonomian daerah. Belasan tahun lalu dia tak pernaah membayangkan Mandalika berubah menjadi kawasan yang menyedot perhatian.

“Ini merupakan suatu kebanggaan dan tak pernah kami bayangkan akan berubah menjadi seperti ini, lahan yang tandus dan tidak produktif kemudian disulap menjadi tempat yang sangat menarik magnet seluruh dunia,” kata Solihin.

Imbas ekonomi, seperti dirasakan Ramlah dan Sayuk itulah yang diharapkan dari pembangunan KEK Mandalika. Pembangunan itu telah mengerek kehidupan rakyat, sebagaimana harapan Jokowwi saat meresmikan kawasan ini tujuh tahun silam.

“Kita ingin ini menjadi kawasan besar bagi pariwisata Indonesia yang akan memberikan dampak kepada NTB,” tegas Jokowi.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya