Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 12 anak asuh yang diduga menjadi korban pelecehan seksual di panti asuhan Darussalam An Nur di Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, masih berada di Rumah Perlindungan Sosial (RPS) Dinas Sosial setempat.
Pj Wali Kota Tangerang, Nurdin pun memastikan, ke-12 anak asuh tersebut dalam keadaan sehat. Hal ini berdasarkan hasil cek darah yang sudah dilakukan Dinas Kesehatan.
Advertisement
Baca Juga
"Alhamdulillah anak-anak semua tidak ada indikasi sakit," kata Nurdin.
Advertisement
Sementara, untuk laporan mengenai kondisi psikologis 12 anak-anak tersebut, Nurdin belum bisa menyampaikan hasilnya lantaran tim psikolog belum melaporkannya.
"Belum ada laporan dari tim psikolog kami, masih terus didalami. Tadi pagi diberikan pendampingan oleh Tim Tagana," jelasnya.
Selain soal kesehatan, Nurdin mengaku, pihaknya memastikan juga data kependudukan ke-12 anak asuh tersebut. Meski lokasi panti asuhan berada di Kota Tangerang, namun ternyata, penghuninya berasal dari berbagai daerah.
"Yang memiliki NIK (nomor induk kependudukan) warga kota Tangerang sebanyak 6 anak, 2 anak luar daerah. Lalu, yang diberikan NIK (Kota Tangerang) 4 anak, yakni 2 anak dari Kota Tangerang dan 2 anak dari luar daerah," tuturnya.
Diungsikan ke RPS
Sebelumnya, sebanyak 12 anak dari Panti Asuhan Darussalam An Nur, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, diungsikan ke Rumah Perlindungan Sosial (RPS) Dinas Sosial setempat, karena diduga menjadi korban pelecehan seksual pemilik dan pengasuh panti asuhan tersebut.
Mirisnya, kasus dugaan pelecehan tersebut diduga terjadi sudah lama. Namun, setelah mengumpulkan bukti dan prosedur, baru Kamis malam, 3 Oktober 2024, belasan anak penghuni panti asuhan tersebut dievakuasi oleh Pemkot Tangerang.
"Ini adalah proses yang panjang mulai dari bulan Juli ada laporan dari 2 anak, namun prosesnya kita terus menelusuri, melengkapi bukti-bukti, kemudian ada prosedur yang harus kita lewati,"ujar Nurdin, PJ Wali Kota Tangerang, Jumat (4/10/2024).
Advertisement