Jajanan China Buat Anak di Sukabumi Keracunan, BSN-YLKI Gelar Edukasi SNI untuk Lindungi Konsumen

Edukasi mengenai SNI menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memilih produk berstandar.

oleh Tim News diperbarui 21 Okt 2024, 19:03 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2024, 16:06 WIB
BSN-YLKI
Badan Standardisasi Nasional (BSN) bersama Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dalam acara Edukasi SNI kepada Komunitas Konsumen di Kantor BSN, Jakarta, Kamis 17 Oktober 2024. (Ist).

Liputan6.com, Jakarta - Kasus produk makanan impor yang tidak memenuhi standar keamanan telah meresahkan masyarakat, terutama terkait kesehatan anak-anak.

Baru-baru ini, jajanan dari China menyebabkan keracunan massal siswa di Sukabumi, mengakibatkan pusing, mual, dan muntah setelah mengonsumsinya. Kasus serupa menunjukkan bahwa produk-produk tidak berstandar yang masuk ke Indonesia dapat mengancam kesehatan.

Hal ini menegaskan pentingnya kesadaran konsumen untuk memilih produk yang telah berstandar, seperti Standar Nasional Indonesia (SNI). Dengan memilih produk ber-SNI, konsumen dapat memastikan keamanan, kualitas, dan kesehatan produk yang dikonsumsi, sekaligus mendukung upaya perlindungan konsumen dan peningkatan daya saing industri dalam negeri.

Edukasi mengenai SNI menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memilih produk berstandar. Badan Standardisasi Nasional (BSN) bersama Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menegaskan hal ini dalam acara Edukasi SNI kepada Komunitas Konsumen di Kantor BSN, Jakarta, Kamis 17 Oktober 2024. 

Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN, Zakiyah, menekankan bahwa SNI sebagai satu-satunya tanda mutu di Indonesia dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk memastikan keamanan dan kualitas produk.

“Edukasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada konsumen agar lebih selektif dalam memilih produk ber-SNI, sehingga terlindungi dari barang-barang yang tidak berkualitas,” ujar Zakiyah dalam keterangannya, Senin (21/10/2024).

Sementara itu, Plt Ketua YLKI Indah Suksmaningsih, juga menggarisbawahi pentingnya SNI sebagai upaya negara melindungi masyarakat.

“Dapat disimpulkan, 2 keistimewaan SNI adalah untuk menyelesaikan persengketaan antara produsen juga konsumen dimana standar sebagai rujukannya, sekaligus SNI sebagai bukti kehadiran negara untuk melindungi masyarakatnya,” katanya.

Pada sesi edukasi yang disampaikan Tintin Prihatiningrum, Analis Standardisasi Ahli Madya BSN, dijelaskan bahwa SNI tidak hanya berfungsi sebagai standar kualitas, penerapan SNI membantu produsen memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi kriteria keselamatan, kesehatan, dan kelayakan yang ditetapkan, sekaligus melindungi konsumen dari risiko produk yang tidak terjamin kualitasnya.

 

SNI Beri Kejelasan Bagi Konsumen

Selain itu, SNI juga memberikan kejelasan dan kepastian bagi konsumen dalam memilih produk yang aman dan berkualitas.

Kegiatan ini diikuti antusias oleh berbagai organisasi perempuan dan komunitas seperti Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Jakarta; Organisasi Aisyiyah; Kelompok Senam Wanita; Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kranji; LSM Wanita Al-Irsyad; Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat (KOPMAS); Kongres Wanita Indonesia (KOWANI); Organisasi Perempuan Minang; Rukun Keluarga Kecamatan Lubuk Basung (RKKL) Minang; juga Kelompok Menjahit,berjalan lebih menyenangkan dengan kehadiran edugames “Detektif SNI”.

Peserta diajak bermain edugames untuk lebih memahami informasi terkait SNI untuk Perlindungan konsumen yang telah disampaikan. Edugames melalui aplikasi online ini dipandu oleh Chalid Alonto, Analis Standardisasi Ahli Muda BSN bersama Ratih Paramithasari, Analis Standardisasi Ahli Pertama BSN yang memandu games interaktif tersubut dengan sangat seru. Harapannya peserta akan semakin mengingat informasi yang telah disampaikan.

Infografis

Infografis Keracunan Obat Biang Kerok Kasus Gagal Ginjal Akut Anak
Infografis Keracunan Obat Biang Kerok Kasus Gagal Ginjal Akut Anak (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya