Liputan6.com, Jakarta - Forum Bisnis Indonesia-Brasil (FBIB) berhasil merampungkan 5 (lima) nota kesepakatan (MoU) kerjasama antara korporasi Indonesia dan korporasi Brasil senilai 2,65 miliar dolar AS.
Turut menyaksikan penandatanganan MoU yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Utusan Khusus Presiden/Ketua Dewan Penasihat Kadin Indonesia Hashim S Djojohadikusumo, dan Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Ketum Kadin Indonesia) Anindya Bakrie.
Advertisement
Baca Juga
Acara 'Forum Bisnis Indonesia-Brasil Bersama Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto' ini digelar di sela-sela penyelenggaraan KTT G20, di Istana Copacabana, Rio De Janeiro, Brasil, Minggu siang waktu setempat 17 November 2024 atau Senin jelang pagi (18/11/2024).
Advertisement
"Forum ini menekankan komitmen Indonesia untuk mendorong pembangunan berkelanjutan lewat kemitraan dengan negara-negara seperti Brasil. Kami menyadari bahwa kedua negara sama-sama kaya akan sumber daya alam dan biodiversitas, sehingga memiliki peluang kerja sama tidak hanya terkait perdagangan tetapi juga dalam mewujudkan agenda pembangunan global," ujar Presiden Prabowo, melalui keterangan tertulis, Senin (18/11/2024).
"Melalui kerja sama pada isu-isu utama seperti energi terbarukan, agrikultur berkelanjutan, dan pengurangan emisi karbon, kita bisa mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi kedua negara dan berkontribusi pada capaian tujuan pembangunan global," sambung dia.
Penandatanganan MoU mencakup berbagai sektor dan menandai besarnya investasi yang nantinya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan hubungan bisnis antar-kedua negara yang berkomitmen atas kemitraan yang berkelanjutan.
Apresiasi Penandatanganan MoU
Sementara itu, Ketua Dewan Penasihat Kadin Indonesia Hashim S Djojohadikusumo mengapresiasi penandatanganan MoU antar-perusahaan besar kedua negara.
"Saya ingin menyebutkan hari ini, karena ini adalah forum bisnis, bahwa Indonesia terbuka untuk bisnis," ucap Hashim.
Dia menambahkan, Indonesia akan segera menjadi anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) dimana Brasil adalah salah satu anggota pendirinya. Hashim mengaku diberitahu penambahan keanggotaan BRICS akan diproses dengan cepat.
"Indonesia beruntung menjadi negara khatulistiwa. Kita berbagi hak istimewa dengan Brasil dan anggota lain dari Global South untuk memiliki sumber daya hutan yang besar yang dapat kami tawarkan kepada semua paru-paru bumi," jelas Hashim.
Kemudian, Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie menyebut, penandatanganan MoU ini membuka babak baru kerjasama Indonesia dan Brasil.
"Hari ini kita menandatangani MoU yang merepresentasikan babak baru dari kolaborasi kita (Indonesia-Brasil), utamanya di sektor vital seperti energi terbarukan, agrikultur, dan teknologi. Kadin Indonesia bangga menjadi bagian dari kerja sama transformatif ini," kata Anindya.
Advertisement
Fokus dari FBIB
Sebagai informasi, FBIB digelar dalam konteks berbagi komitmen di antara kedua negara untuk pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi. Indonesia dan Brasil sama-sama merupakan rumah dari hutan hujan tropis terbesar dunia, dan berperan penting bagi regulasi iklim dan pelestarian biodiversitas.
FBIB juga fokus mengeksplorasi peluang-peluang kolaborasi baru, utamanya terkait perdagangan, investasi, energi, dan pembangunan berkelanjutan, yang sekaligus menjadi tema utama dari Presidensi G20 di Brasil 'Building a just world and a sustainable planet'.
Usai penandatanganan MoU, FBIB menghadirkan CEO Dialogue dengan peserta gabungan antara CEO Indonesia dan Brasil, dan Presiden Prabowo Subianto turut hadir dan membawakan pidato kunci.
"Brasil dan Indonesia merupakan negara yang sama-sama didorong oleh semangat inovasi, pertumbuhan, dan keberlanjutan. Kemitraan yang dibangun saat ini menjadi fondasi untuk era baru kolaborasi bagi kedua negara. Melalui kemitraan ini, kita membuka jalan bagi pertumbuhan yang tidak hanya menguntungkan secara bisnis, tetapi juga berkontribusi ke tujuan lebih besar seperti pengurangan emisi karbon, mempromosikan praktik-praktik berkelanjutan, dan menciptakan lapangan pekerjaan," kata Presiden Brazilian National Confederation of Industry (CNI) Ricardo Alban.
Menurut dia, dengan memanfaatkan kekuatan ekonomi masing-masing dan keahlian di industri kunci seperti agribisnis, biofuel, dan pertambangan, maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi sambil berbagi tanggung jawab untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi generasi akan datang.
Harap Bisa Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Managing Director RGE Anderson Tanoto menambahkan, Brasil merupakan pasar utama bagi RGE, dan kami antusias melihat kolaborasi dengan Brasil bertumbuh.
Kesepakatan yang ditandatangani, terutama signifikan bagi sektor biofuel, yang memegang peranan penting dalam transisi energi global
"Komitmen bersama terkait keberlanjutan ini membuat kerjasama ini memainkan langkah penting dalam meningkatkan upaya-upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dan promosi solusi energi bersih," kata Anderson.
Lalu, International Advocacy Caucus B20 2024 Brasil sekaligus Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kadin Indonesia, Shinta Kamdani menyebut, FBIB menjadi contoh bagaimana pengaruh kemitraan internasional dalam menciptakan solusi nyata untuk mengatasi tantangan global.
"Tidak hanya memperkuat ikatan bisnis, tetapi juga membangun aliansi untuk mendorong inovasi dan keberlanjutan di berbagai sektor dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan," ucap dia.
"Hari ini diskusi dan penandatanganan MoU menunjukkan komitmen kedua negara dalam mengatasi tantangan kunci seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan energi terbarukan," tandas Shinta.
Advertisement