Liputan6.com, Banyuwangi Desa Kemiren, Kecamatan Glagah yang dikenal sebagai Desa Wisata Adat Osing Kemiren meraih juara 2 Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 dalam Kategori Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) dari Kementerian Pariwisata, Selasa (19/11/2024).
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Banyuwangi, Sugirah bersyukur bahwa desa-desa di Banyuwangi terus bangkit dengan keanekaragaman potensi. A
Advertisement
Baca Juga
Hebat, Pelajar Banyuwangi Sukses Raih Medali Emas di Olimpiade Matematika dan Sains Tingkat Asia
Rayakan Keberagaman Budaya, Pemkab Banyuwangi Gelar Festival Kebangsaan Bertema 'Kembang Setaman Harmoni Nusantara'
Banyuwangi Jadi Tuan Rumah Olimpiade Sains dan Matematika Tingkat Asia, Diikuti 136 Peserta
"Ada yang maju di sektor pertanian, ada yang tata kelola pemerintahanya, ada pula yang menonjol pariwisatanya, termasuk Desa Kemiren ini yang sudah berulang kali mendapat penghargaan," ujarnya.
Advertisement
"Kami ucapkan terima kasih atas kerja keras teman-teman di desa. Semoga prestasi Desa Kemiren bisa menjadi inspirasi bagi desa wisata yang lain di Banyuwangi untuk terus bangkit dan berbenah,” imbuh Sugirah.
Sementara itu, Kepala Desa Wisata Adat Kemiren, M. Arifin, menjelaskan bahwa desanya meraih penghargaan ADWI 2024 karena dinilai berhasil memperkuat ekosistem pemberdayaan SDM di desanya untuk meningkatkan lapangan kerja dan perekonomian warga. Ia pun menyebut, Desa Kemiren dinilai memiliki komitmen kuat mendukung kesetaraan gender.
"Hal itu dibuktikan melalui berbagai program yang telah dijalankan oleh desa, di antaranya, pendampingan legalitas lembaga, pelatihan peningkatan produksi UMKM, dan pelatihan energi terbarukan (biogas)," jelasnya.
“Kami juga memberikan pelatihan manajemen tata kelola pariwisata bagi para pemilik homestay dan pelaku usaha pariwisata yang lain, dengan harapan usaha yang mereka jalankan bisa terus tumbuh dan berkelanjutan,” imbuh Arifin.
Libatkan Seluruh Warga
Arifin mengungkapkan, dengan berbagai program yang dijalankan, di Desa Kemiren telah berdiri 40 homestay. Ia pun menyebut bahwa jumlah UMKM yang terlisensi (mengantongi PIRT, SNI, dan sertifikasi halal) semakin bertambah dan peran perempuan terus meningkat.
"Pengembangan desa ini juga melibatkan warganya, banyak homestay yang didirikan warga lokal dengan arsitektur osing dan keramahan warganya membuat nyaman terasa di kampung sendiri," ungkapnya.
"Selain juga didukung amenitas yang baik, mulai toilet umum hingga pelayanan publiknya berbasis digital melalui aplikasi Smart Kampung," jelas Arifin.
Dirinya pun membeberkan, jika wisatawan datang ke desa ini, akan disajikan dengan daya tarik wisata yang beragam seperti edukasi, kuliner dan budaya. Adanya pasar kampoeng osing, warung makan Pesantogan Kemangi dan kawasan rumah adat osing, untuk memanjakan wisatawan.
"Di desa ini keberadaan Gandrung begitu melekat, karena selain maskot pariwisata dan tari selamat datang, tak lepas dari kiprah maestro gandrung Temu yang asli Desa Kemiren dan ada juga, burdah, angklung paglak dan mocoan lontar yusup sebagai salah satu warisan budaya tak benda," beber Arifin.
Advertisement
Bersaing dengan 6.016 Desa Wisata
Untuk mendapatkan penghargaan tersebut, Desa Wisata Adat Kemiren harus bersaing dengan 6.016 desa wisata se-Indonesia. Setelah melalui rangkaian kurasi, terpilih 300 besar desa wisata, yang kemudian dikerucutkan menjadi 100 Besar dan setelahnya, terpilih menjadi 50 besar desa wisata terbaik hasil kurasi para dewan kurator dan dewan juri.
Sebagaimana diketahui, Desa Wisata Adat Osing Kemiren merupakan destinasi yang lengkap. Desa yang menjadi basis Suku Osing (masyarakat asli Banyuwangi) tersebut memiliki keindahan alam, kesenian yang menawan, kebudayaan yang terus dijaga turun temurun.
Pada 2021 silam, Desa wisata tersebut telah memperoleh sertifikasi sebagai Desa Wisata Berkelanjutan dari Kemenpar.
(*)