Cerita Veronica Tan Jadi Wamen PPA: Masuk 2 Minggu Awal Stres

Ada banyak laporan perihal pelecehan seksual, keras terhadap anak, KDRT, dan lain sebagainya.

oleh Tim News diperbarui 30 Nov 2024, 17:11 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2024, 17:11 WIB
Acara Empowerment Talk 'Perempuan Berdaya, Bangsa Berjaya: Menuju Indonesia Emas' yang diselenggarakan oleh PKB (Istimewa)
Acara Empowerment Talk 'Perempuan Berdaya, Bangsa Berjaya: Menuju Indonesia Emas' yang diselenggarakan oleh PKB (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPA) Veronica Tan mengungkapkan awal-awal memegang jabatannya bukan perkara mudah. Dia tidak menyangka beban kerja di Kemen PPA banyak sekali. 

Hal tersebut dia sampaikan di dalam acara Empowerment Talk 'Perempuan Berdaya, Bangsa Berjaya: Menuju Indonesia Emas' yang diselenggarakan oleh PKB.

"Saya pikir waktu masuk ke Pemberdayaan Perempuan pasti urusannya memberdayakan, mengajak stakeholder, ngajak NGO untuk bekerja sama, melatih lagi nih," kata Vero di Hotel Sultan, Sabtu (30/11).

"Enggak tahunya pas masuk 2 minggu, stres bu," sambung dia.

Kata Vero, tugas dirinya di Kemen PPA banyak sekali. Ada banyak laporan perihal pelecehan seksual, keras terhadap anak, KDRT, dan lain sebagainya. Belum lagi beberapa kasus besar yang melibatkan anak dan perempuan belakangan ini.

Selama dua bulan pertama, Vero sibuk belanja masalah. Ia juga mengungkapkan penyebab perempuan dan anak kerap kali menjadi korban.

"Jadi setelah kita menggali, semua itu kami berpikir permasalahan kita sebenernya apa sih? Itu karena perempuan-perempuan tidak berani speak up, perempuan tidak berani berbuat apapun, perempuan yang tidak teredukasi, punya anak jadi terbeban," beber dia.

 

Ekonomi Bergantung Suami

Perempuan, dikatakan Vero, tidak berani melawan tindakan kekerasan. Di saat yang bersamaan, anak juga terbebani dengan kondisi terdampak masalah kekerasan.

"Nah dari situ kami semua berpikir ujung tombak dari semua hal kenapa kita bisa begitu karena perempuan itu ekonominya enggak ada. Sehingga mereka itu harus bergantung, bergantung suamilah, atau apa," jelas dia.

 

Pemberdayaan Ekonomi

Menurutnya agar kaum perempuan tidak lagi menjadi korban kekerasan, harus ada pemberdayaan dari segi ekonomi.

"Kalau ekonomi perempuan ada, berdaya dia mandiri sendiri, saya yakin dia akan berani speak up, especially kalau kita sudah berdayakan perempuan, kita enggak usah pusing sama anak sih," tutupnya.

Sumber: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com

Infografis 1 dari 4 Perempuan Mengalami Kekerasan Fisik atau Seksual. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 1 dari 4 Perempuan Mengalami Kekerasan Fisik atau Seksual. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya