BPBD Jakarta Siapkan Langkah Mitigasi Hadapi Cuaca Ekstrem

BPBD Jakarta telah mengambil langkah mitigasi untuk menghadapi cuaca ekstrem akibat fenomena La Nina dan seruak udara dingin dari Siberia.

oleh Winda Nelfira diperbarui 08 Des 2024, 08:11 WIB
Diterbitkan 08 Des 2024, 08:03 WIB
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, melaporkan ada dua kejadian pohon tumbang usai wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya dilanda hujan dan angin kencang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, melaporkan ada dua kejadian pohon tumbang usai wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya dilanda hujan dan angin kencang, Sabtu (9/11/2024). (Foto: BPBD Jakarta).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah menyiapkan serangkaian langkah mitigasi untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem di wilayah Jakarta. Langkah ini diambil untuk melindungi warga dan meminimalisir risiko kerugian akibat bencana yang mungkin terjadi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan bahwa fenomena La Nina dan seruak udara dingin dari Siberia akan meningkatkan curah hujan hingga 20 persen. Kondisi ini juga berpotensi memicu angin kencang di wilayah Jabodetabek, sehingga meningkatkan risiko bencana.

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, menyatakan bahwa pihaknya telah mengaktifkan Posko Siaga Bencana yang beroperasi 24 jam di seluruh kantor wali kota dan bupati di Jakarta.

"BPBD DKI Jakarta memperkuat koordinasi dengan PPSU, FKDM, LMK, RT/RW, dan Tagana untuk memastikan kesiapan wilayah dalam menghadapi cuaca ekstrem," ujarnya dikutip Sabtu 7 Desember 2024.

Sebagai bagian dari langkah mitigasi, BPBD bekerja sama dengan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta untuk melakukan pemantauan dan pemotongan dahan serta pohon yang berisiko tumbang di area rawan.

Selain itu, BPBD juga telah menyiapkan buffer stock berupa paket pangan dan sandang untuk kebutuhan darurat bagi korban bencana. Berbagai peralatan penyelamatan seperti perahu evakuasi, pelampung, dan perlengkapan lainnya telah didistribusikan ke kelurahan dan kecamatan yang rawan banjir di Jakarta.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan mengurangi dampak negatif dari cuaca ekstrem yang diperkirakan akan melanda.

 

 

 

 

Waspada Cuaca Ekstrem hingga April 2025

Cuaca Ekstrem Melanda Jakarta
Pejalan kaki menggunakan payung saat hujan deras mengguyur kawasan Jalan Thamrin, Jakarta, Selasa (31/5/2022). Potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia pada hari ini dipengaruhi oleh kemunculan bibit siklon tropis 92S di Samudera Hindia selatan Jawa Barat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk memperbarui informasi prakiraan cuaca secara berkala selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Langkah ini penting untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu kelancaran perjalanan lintas moda transportasi.

"Seperti kata pepatah, sedia payung sebelum hujan. Kami meminta masyarakat untuk terus memantau prakiraan cuaca melalui aplikasi InfoBMKG yang selalu diperbarui. Peringatan dini akan disampaikan sepekan, tiga hari, hingga tiga jam sebelum potensi cuaca ekstrem," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati kepada wartawan, Kamis (5/12/2024).

BMKG memprediksi cuaca ekstrem akan berlangsung hingga Maret-April 2025, dipengaruhi oleh fenomena La Nina Lemah yang meningkatkan curah hujan sebesar 20 persen. Selain itu, dinamika atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Cold Surge dari Siberia diproyeksikan aktif selama libur Nataru. Kedua fenomena ini dapat memperkuat intensitas dan volume hujan di berbagai wilayah.

"Kondisi ini rawan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, atau longsor. Informasi cuaca berkala sangat penting untuk mendukung keselamatan selama perjalanan atau kunjungan ke destinasi wisata," tambah Dwikorita.

BMKG juga mengingatkan bahwa survei Kementerian Perhubungan memproyeksikan 110,67 juta orang akan melakukan perjalanan selama Nataru, mayoritas menggunakan kendaraan pribadi yang lebih rentan terhadap dampak cuaca buruk.

Untuk mendukung masyarakat, BMKG menyediakan fitur Digital Weather for Traffic (DWT) dalam aplikasi InfoBMKG. Fitur ini memberikan informasi cuaca untuk jalur darat, laut, udara, serta pelabuhan dan penyeberangan."Pengguna dapat mengecek peringatan dini, cuaca jalur mudik, hingga informasi gelombang dan penerbangan melalui aplikasi ini," jelas Dwikorita.

Sejumlah Wilayah Masuki Puncak Musim Hujan

Waspada, Cuaca Ekstrim Ancam Jabodetabek
Pengendara terjebak banjir yang menggenangi jalan Bayangkara Pusdiklat, Kota Tangerang Selatan, Banten, Selasa (2/11/2021). Ada potensi hujan lebat dengan intensitas lebih dari 50 milimeter (mm) per hari. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, menambahkan bahwa beberapa wilayah Indonesia kini tengah memasuki puncak musim hujan, meningkatkan potensi hujan lebat. Sirkulasi siklonik di Laut Natuna, Samudra Hindia barat daya Banten, Perairan Barat Aceh, dan Laut Arafuru turut memperkuat dinamika atmosfer yang mendukung hujan deras.

"Wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi menghadapi risiko tinggi terhadap banjir, longsor, atau banjir lahar hujan di sekitar gunung berapi aktif. Hindari aktivitas di area rawan bencana dan pantau terus informasi cuaca," tegas Guswanto.

BMKG menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat dalam mengantisipasi dampak cuaca ekstrem selama periode libur panjang. Upaya mitigasi dan koordinasi berbagai pihak diharapkan dapat mengurangi risiko dan menjaga keselamatan selama perjalanan Nataru.

Infografis

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya