Indonesia Didorong Ambil Langkah Strategis, Demi Jaga Kestabilan Ekonomi

Saat ini ketegangan geopolitik turut memengaruhi sistem keuangan internasional, dengan sanksi ekonomi yang memperumit perdagangan global.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 11 Des 2024, 07:59 WIB
Diterbitkan 10 Des 2024, 19:09 WIB
Komisaris Independen Indonesia Re, Reza Y. Siregar (Istimewa)
Komisaris Independen Indonesia Re, Reza Y. Siregar (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Komisaris Independen Indonesia Re, Reza Y. Siregar memaparkan tantangan serta strategi mitigasi risiko yang relevan bagi industri asuransi dan perekonomian Indonesia. 

Beliau menyoroti dampak ketegangan geopolitik global terhadap stabilitas ekonomi dan perdagangan. Sejarah menunjukkan krisis energi bukan hanya berdampak pada harga minyak, tetapi juga meningkatkan inflasi global.

Reza Y. Siregar mengatakan saat ini ketegangan geopolitik turut memengaruhi sistem keuangan internasional, dengan sanksi ekonomi yang memperumit perdagangan global.

“Indonesia harus mengambil langkah strategis untuk menjaga kestabilan ekonominya," kata Reza dalam keterangan diterima.

Reza juga menekankan, sektor asuransi memiliki peran penting dalam mengantisipasi risiko geopolitik, termasuk dalam mendukung stabilitas rantai pasok strategis, seperti pangan dan energi. Senada dengan itu, Komisaris Utama Indonesia Re, Julian Noor menggarisbawahi perencanaan yang baik adalah setengah dari keberhasilan. Mengacu konteks tata kelola risiko perusahaan, perencanaan yang efektif harus berbasis asumsi yang realistis dan relevan terhadap kondisi bisnis.

"Industri asuransi adalah bisnis padat modal yang bergantung pada pengelolaan risiko yang matang. Perusahaan asuransi harus menyeimbangkan antara pertumbuhan pendapatan dan efisiensi biaya,” catat Julian.

Julian yakin, dengan manajemen risiko yang proaktif, tidak hanya meminimalkan risiko, tetapi juga menciptakan peluang baru di tengah tantangan global. “Budaya sadar risiko memungkinkan perusahaan menjadi lebih fleksibel dalam menghadapi tantangan baru, sekaligus meminimalkan potensi kerugian dan melindungi reputasi perusahaan,” dia menandasi.

 

Penguatan

Sebagai informasi, Indonesia Re terus mendorong penguatan budaya sadar risiko di semua level organisasi dengan memanfaatkan teknologi. Salah satu inisiatif utamanya adalah melalui penerapan Sistem Informasi Manajemen Risiko atau SIMRI.

Diketahui, SIMRI menjadi alat penting untuk melaporkan dan memantau risiko secara terstruktur, transparan, dan efisien. Dengan partisipasi aktif dalam melaporkan risiko melalui SIMRI, semua dapat menjadi bagian dari budaya kerja yang lebih aman dan produktif dengan manajemen risiko yang efektif dan penerapan teknologi yang tepat.

Infografis Progres Pembangunan IKN Nusantara Capai 61,7 Persen
Infografis Progres Pembangunan IKN Nusantara Capai 61,7 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya