Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya memantau langsung, aksi jemput bola dari Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil atau Dukcapil dalam giat perekaman E-KTP. Dia menilai, aksi dengan mendatangi sekolah-sekolah sangat baik agar para pelajar memiliki identitas legalitas sebagai penduduk yang sudah memasuki usia 17 tahun.
“Jadi kalau bisa pas hari ulang tahun langsung mendapatkan notifikasi untuk mengambil KTP. Jadi, betul-betul harus dijemput bola,” kata Bima di SMA 34 Jakarta Selatan, Selasa (17/12/2024).
Baca Juga
Bima mendorong, kepada pelajar yang sudah memasuki usia 17 tidak menunda perekaman E-KTP. Sebab jika tidak merekam, bisa saja saat musim pemilihan tiba mereka tidak memiliki hak pilih.
Advertisement
“Segera dijemput bolanya, jangan menunggu hitungan bulan, hitungan tahun, jangan. Jadi jangan sampai ketika musim pemilihan tiba masih banyak pemilih pemula belum mendapatkan haknya. Jadi, itu poin pertamanya,” dorong Bima.
Poin berikutnya, Bima menambahkan, perekaman E-KTP kepada pelajar di sekolah menjadi simbol bahwa negara hadir terhadap semua lapisan masyarakat termasuk pelajar.
“Poin kedua, ini mengingatkan agar pemerintah selalu hadir di tengah-tengah warga dalam berbagai bentuk sosialisasi baik di saat susah, maupun saat bahagia dan hari ini kan saat bahagia untuk mereka yang 17 tahun tadi,” imbuh Bima.
Perbaiki Layanan Kependudukan
Bima meyakini, perekaman E-KTP menjadi bagian kecil dari langkah besar untuk memperbaiki layanan kependudukan di seluruh Indonesia. Dia mengamini banyak kritik dan saran terhadap pelayanan Dukcapil yang akan terus dibenahi.
“Kami sudah menerima banyak sekali keluhan, catatan tentang pelayanan, maka yang bagus harus menginspirasi bagi yang belum. Kita semangati, kita perbaiki seperti pengadaan blanko di beberapa daerah masih ada keluhan sehingga blanko tidak jadi masalah ke depan,” ungkap dia.
Sebagai penutup, Bima berpesan kepada para pelajar yang sudah mendapatkan E-KTP hari ini untuk menggunakan dengan bijak. Salah satunya, untuk mengurus surat izin mengemudi (SIM).
“Boleh urus SIM, tapi jangan buat nikah dulu ya, belajar dahulu siapa tahu ada yang jadi pemimpin lahir dari sekolah ini karena kalian ada di jalur yang benar menuju Indonesia emas,” dia menandasi.
Advertisement