DPR Dukung Langkah Erick Thohir Jadikan Terminal 2F Bandara Soetta untuk Pelayanan Haji

Anggota Komisi V DPR RI, Sudjatmiko, memberikan apresiasi Erick Thohir atas langkah cepatnya menjadikan Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta sebagai terminal khusus untuk keberangkatan dan kedatangan jemaah haji dan umrah.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 05 Jan 2025, 04:29 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2025, 04:29 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meninjau progres pengembangan Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang direncanakan menjadi terminal khusus untuk jamaah umrah dan haji.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan menjadikan Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai terminal khusus untuk jamaah umrah dan haji.

Anggota Komisi V DPR RI, Sudjatmiko, memberikan apresiasi Erick Thohir atas langkah cepatnya menjadikan Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta sebagai terminal khusus untuk keberangkatan dan kedatangan jemaah haji dan umrah.

Langkah ini dinilai sebagai wujud nyata komitmen pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah haji, sekaligus mendukung kelancaran ibadah umat Islam.

“Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah, khususnya Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir, serius dalam meningkatkan pelayanan haji dan umrah. Terminal khusus ini tidak hanya akan memberikan kenyamanan bagi jemaah, tetapi juga mempermudah proses keberangkatan dan kedatangan,” ujar Sudjatmiko dalam keterangannya, Sabtu (4/1/2025)

Dia menuturkan, pentingnya infrastruktur yang memadai untuk mendukung peningkatan kuota haji yang terus berkembang. Ia menyampaikan Indonesia mendapatkan kuota sebanyak 229.000 jemaah Tahun 2023.

Untuk Tahun 2024 Kuota meningkat menjadi 241.000 jemaah, yang merupakan kuota terbesar dalam sejarah penyelenggaraan haji di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 213.320 jemaah adalah haji reguler dan 27.680 jemaah adalah haji khusus.

Sementara itu, Tahun 2025 Indonesia telah mengajukan kuota sebesar 250.000 jemaah kepada Pemerintah Arab Saudi. Namun, kuota resmi yang ditetapkan sementara adalah 221.000 jemaah, ditambah 2.210 petugas haji.

 

Bisa Terus Berkoordinasi

Sudjatmiko berharap, dengan adanya terminal khusus ini, pemerintah dapat terus berkoordinasi untuk memastikan layanan terbaik bagi jemaah, termasuk dalam mengantisipasi peningkatan jumlah jemaah haji di masa mendatang.

“Keberadaan Terminal 2F sebagai terminal khusus harus disertai dengan fasilitas terbaik, mulai dari ruang tunggu, akses transportasi, hingga layanan imigrasi yang cepat dan nyaman. Dengan begitu, pengalaman ibadah haji dan umrah akan semakin berkesan bagi jemaah,” tambahnya.

Terminal khusus ini diharapkan dapat mendukung pelaksanaan ibadah haji dan umrah yang lebih efisien, terutama bagi Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah jemaah haji terbanyak di dunia. Sudjatmiko juga mendorong kementerian terkait untuk terus meningkatkan sinergi dalam pelayanan, baik dari sisi transportasi darat, udara, maupun proses administrasi di dalam negeri dan Arab Saudi.

“Semoga ini menjadi langkah awal menuju pelayanan haji dan umrah yang lebih profesional, modern, dan sesuai harapan umat,” tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya