Lewat Kerja Bakti Massal Mangrove Bali, Gus Ipul mau Buat Perubahan Berbasis Masyarakat

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, atau yang kerap disapa Gus Ipul menegaskan akan membuat legacy pemberdayaan berbasis masyarakat.

oleh Fachri pada 24 Feb 2025, 20:35 WIB
Diperbarui 24 Feb 2025, 20:31 WIB
Mensos Gus Ipul.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) berdialog dengan berbagai pihak di pendopo kawasan Tahura pada Senin (24/2/2025). (Foto: Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, atau yang kerap disapa Gus Ipul menegaskan akan membuat legacy pemberdayaan berbasis masyarakat. Salah satu langkahnya adalah dengan merevitalisasi Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali.

"Kerja Bakti ini bukan hal baru, kami ingin menguatkan kolaborasi, ingin menguatkan kebersamaan. Sesuatu kalau dilakukan bersama-sama terpadu dan berkelanjutan akan kelihatan hasilnya. Ada bedanya before after," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, kerja bakti di Tahura Ngurah Rai akan menjadi kali ketiga Kementerian Sosial mengadakan upaya revitalisasi sungai sekaligus memberdayakan masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai.

Gus Ipul pun menegaskan, akan terus melakukan aktivitas serupa secara berkelanjutan di berbagai titik di Indonesia dan bukan sekadar formalitas semata.

"Besok saya tidak ingin formal tapi berkelanjutan, untuk menbuat lingkungan di sini bersih dan masyarakatnya punya kesadaran. Kita ingin bikin langkah-langkah kecil dari satu desa atau tempat mana pun untuk bikin perubahan berbasis masyarakat," tegasnya.

Dalam mengatasi krisis sampah yang melanda Tahura Ngurah Rai, Kemensos merangkul berbagai pihak untuk berkolaborasi. Tak hanya melibatkan pemerintah setempat, Kemensos juga melibatkan pilar-pilar sosial, desa adat, pemerintah daerah dan juga organisasi lingkungan hidup seperti Sungai Watch.

Dijalankan Secara Berkelanjutan

Gus Ipul.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) berdialog dengan berbagai pihak di pendopo kawasan Tahura pada Senin (24/2/2025). (Foto: Istimewa)... Selengkapnya

Gus Ipul pun berpesan kerja bakti yang dilakukan supaya tidak dijalankan satu kali saja. Ia menilai, dibutuhkan upaya pembersihan berkesinambungan untuk menangani krisis sampah dan permasalahan sosial yang turut timbul.

"Saya berharap (kerja bakti) ini akan berkelanjutan. Kalau perlu, pakai ekskavator," ujarnya.

Sementara itu, Manajer Lapangan Sungai Watch, I Made Dwi Bagiasa mengungkapkan bahwa kolaborasi berbagai pihak dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut.

"Kami dari Sungai Watch tidak bisa sendiri, tentu membutuhkan semua pihak," ungkapnya.

"Empat tahun lalu, kondisi Tahura menyerupai bukit sampah, dengan kolaborasi berbagai pihak untuk merevitalisasi Tahura, keadaannya kini membaik, meski masih banyak sampah yang harus dibersihkan," jelas I Made Dwi Bagiasa.

 

(*)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya