Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan Komisi XII DPR RI, Bambang Haryadi mengatakan, terjadi penurunan yang cukup drastis terhadap pembeli Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pertamina. Hal ini disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan sejumlah pimpinan perusahaan BBM di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
"Tapi intinya salah satu yang kita dalami temen-temen adalah terkait skema penentuan RON ini, bagaimana sistem verifikasinya. Karena semalaman ini isu ini cukup seksi dan saya tanya juga kepada Pertamina terjadi penurunan yang cukup drastis," kata Bambang dalam rapat, Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Baca Juga
"Jangan sampai trust publik atas kasus hukum yang sedang berproses silahkan saja, kami sangat mendukung penegakan hukum silahkan," sambungnya.
Advertisement
Kendati demikian, politikus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ingin agar publik harus tahu bagaimana dalam penentuan Research Octane Number (RON).
"Tapi, kami juga ingin bahwa publik juga harus tahu bagaimana penentuan RON itu. Kalau seandainya memang RON itu bisa dipalsukan, saya sih menyakini banyak kendaraan-kendaraan bermasalah," ujarnya.
Oleh karenanya, dalam waktu dekat ini pihaknya akan mengundang sejumlah perusahaan mobil. Sehingga, tidak ada lagi isu yang bias.
"Makanya, mungkin dalam waktu yang tidak lama kami akan undang industri-industri mobil. Astra kaya gitu, kita ingin mendapat penjelasan apakah selama ini pernah ada kendala-kendala di kendaraan tersebut adanya korosi atau sejenisnya ya kan," ungkapnya.
"Sehingga, tidak menjadi satu isu yang liar di masyarakat gitu," pungkasnya.
Â
7 Tersangka
Sebelumnya, Kejaksaan Agung (Kejagung) resmi menetapkan tujuh tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina, subholding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023. Kerugian negara dalam perkara tersebut ditaksir mencapai Rp193,7 triliun.
"Kerugian keuangan Rp193,7 triliun yang bersumber dari berbagai komponen," tutur Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung Abdul Qohar di Kejagung, Jakarta Selatan, Senin (24/2).
Qohar merinci komponen kerugian negara tersebut, yakni berasal dari kerugian ekspor dalam negeri, kerugian impor melalui broker, kerugian impor melalui broker, serta kerugian dikarenakan subsidi. Saat ini, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) masih melakukan penghitungan hingga menuju angka pasti.
"Dan karena ini selama lima tahun 2018-2023, nanti finalnya akan kami sampaikan setelah perhitungan oleh audit BPK sudah selesai, yang pasti kami sudah gelar perkara dengan BPK, sudah kami tuangkan dalam risalah hasil ekspose sehingga di sana ditemukan kerugian keuangan negara," kata Qohar.
Kini ketujuh tersangka korupsi langsung ditahan selama 20 hari ke depan, terhitung hari ini tanggal 24 Februari 2025. Mereka yang diumumkan sebagai tersangka dan langsung ditahan adalah sebagai berikut:
- RS selaku Dirut PT Pertamina Patra Niaga;
- SDS selaku Direktur Optimasi Feedstock dan Produk PT Kilang Pertamina Internasional;
- YF selaku Dirut PT Pertamina Internasional Shipping;
- AP selaku Vice President Feedstock Manajemen PT Kilang Pertamina Internasional;
- MKAN selaku Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa yang juga anak dari Mohammad Riza Chalid alias Reza Chalid;
- DW selaku Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim; dan
- GRJ selaku Komisaris PT Jenggala Maritim sekaligus Dirut PT Orbit Terminal Mera.
Advertisement
Infografis
