Sambut Ramadhan 2025, Kemenag Kirim 1.000 Dai ke Daerah 3T

Liputan6.com, Jakarta - Ramadhan 1446 H diperkirakan jatuh pada 1 Maret 2025, berdasarkan kalender Hijriah. Kendati, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) baru akan menggelar sidang isbat penentuan awal Ramadhan 1446 H pada besok, Jumat 28 Februari 2025.

Sebagai bentuk persiapan menyambut bulan suci Ramadhan, Kemenag mengirimkan 1.000 dai dan daiyah ke berbagai daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) di Indonesia. Program ini bertujuan memperkuat pemahaman dan pengamalan ajaran Islam di wilayah-wilayah tersebut.

Selain daerah 3T, Kemenag juga mengirimkan dai ke luar negeri, seperti Australia, Jerman, dan Selandia Baru. Hal ini menunjukkan komitmen Kemenag dalam menyebarkan nilai-nilai Islam di seluruh dunia.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kemenag, Abu Rokhmad mengapresiasi para pendakwah yang meneguhkan niat untuk mengabdi selama Ramadan.

"1.000 orang yang siap terpisah selama sebulan dengan istri maupun suami ini merupakan pengabdian luar biasa. Perjalanan yang penuh dengan tantangan, tapi juga penuh dengan pahala yang luar biasa," ujar Abu Rokhmad.

Program pengiriman 1.000 dai dan daiyah ke daerah 3T merupakan program rutin Kemenag setiap Ramadan. Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.

Para dai dan daiyah ini akan bertugas selama bulan Ramadan, menyebarkan pesan kebaikan dan membantu masyarakat di daerah 3T. Mereka juga akan membantu menyelesaikan masalah sosial dan budaya di wilayah tersebut.

Kemenag berharap program ini dapat memperkuat harmoni masyarakat dan meningkatkan kualitas kehidupan beragama di daerah 3T. Program ini juga mendapat dukungan dari berbagai lembaga dan organisasi.

Para dai tidak hanya bertugas menyampaikan ajaran agama, tetapi juga membangun kedekatan emosional dengan masyarakat. Mereka diharapkan dapat menjadi teladan dan inspirator bagi masyarakat.

Direktur Jenderal Bimas Islam, Abu Rokhmad, mengapresiasi pengabdian para dai yang bertugas di daerah terpencil. Selain itu, ia berharap, para dai dapat memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat dan keluarga yang mereka bina.

"Negara membutuhkan tangan-tangan kreatif dan niat baik para dai. Bantu negara ini dengan mengajak masyarakat bekerja keras sesuai bidangnya. Bangun kedekatan emosional," ujarnya.

Perhitungan awal Ramadan 2025 beragam. Muhammadiyah menetapkan 1 Maret 2025, sementara NU menunggu hasil rukyatul hilal. Pemerintah akan menentukannya melalui sidang isbat pada 28 Februari 2025.

Potensi perbedaan awal puasa Ramadan 2025 ada, karena posisi bulan mungkin sulit diamati di sebagian besar wilayah Indonesia pada 28 Februari 2025. Namun, keputusan final tetap menunggu hasil sidang isbat.

Umat Islam di Indonesia sangat antusias menyambut Ramadan 2025. Persiapan dilakukan baik secara individu maupun komunitas, seperti mempersiapkan diri secara spiritual dan merencanakan kegiatan selama Ramadan.

Bulan Ramadan 2025 juga diiringi dengan libur sekolah. Jadwal libur sekolah akan diumumkan oleh masing-masing sekolah dan daerah.

Tradisi khas Ramadan di Indonesia, seperti buka bersama dan persiapan Lebaran, juga akan meramaikan suasana. Masyarakat Indonesia sangat antusias menyambut bulan suci ini.

Selain ibadah puasa, banyak amalan lain yang dianjurkan selama Ramadan, seperti sholat tarawih, tadarus Al-Qur'an, dan bersedekah. Ramadan adalah bulan penuh berkah dan ampunan.

Puasa Ramadan memiliki makna dan hikmah yang sangat besar bagi umat Islam. Puasa mengajarkan kita untuk meningkatkan ketakwaan, pengendalian diri, dan empati terhadap sesama.

Bulan Ramadan juga merupakan waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan amal ibadah. Banyak umat Muslim meyakini bahwa pintu surga terbuka, pintu neraka tertutup, dan setan dibelenggu selama Ramadan.

Dengan menjalankan puasa dengan penuh keikhlasan, kita dapat meraih pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Semoga Ramadan 2025 membawa kebaikan dan keberkahan bagi seluruh umat Islam di dunia.