Hasil Sidang Isbat Penetapan Kapan Puasa 2025 1 Ramadhan 1446 H

Pengumuman hasil Sidang Isbat sangat dinantikan seluruh umat Muslim di Indonesia sebagai penanda kapan dimulainya ibadah puasa Ramadhan.

oleh Tim News Diperbarui 28 Feb 2025, 16:49 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2025, 16:48 WIB
Hasil Sidang Isbat Penetapan Kapan Puasa 2025 1 Ramadhan 1446 H
Hasil Sidang Isbat Penetapan Kapan Puasa 2025 1 Ramadhan 1446 H... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) menggelarl Sidang Isbat untuk menentukan kapan puasa Ramadhan 2025 dimulai, Jumat (28/2/2025), di Auditorium H.M. Rasjidi, Kantor Kemenag, Jakarta Pusat. Sidang ini akan melibatkan berbagai pihak, termasuk perwakilan organisasi masyarakat Islam, ahli astronomi, dan ulama terkemuka, untuk memastikan penetapan awal Ramadhan yang akurat dan disepakati bersama.

Proses Sidang Isbat yang merupakan tradisi penting dalam penentuan kalender Hijriah di Indonesia ini, dipimpin langsung Menteri Agama Nasaruddin Umar. Hasil sidang akan diumumkan secara resmi kepada publik setelah proses pengamatan hilal dan diskusi para ahli selesai.

Pengumuman hasil Sidang Isbat sangat dinantikan seluruh umat Muslim di Indonesia sebagai penanda kapan dimulainya ibadah puasa Ramadhan. Keputusan ini akan menjadi pedoman bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Untuk mengetahui hasil Sidang Isbat secara langsung, ikuti melalui live report di tautan ini.

Penetapan awal Ramadhan melalui Sidang Isbat merupakan perpaduan antara ilmu hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (pengamatan hilal). Kemenag melibatkan para ahli hisab untuk mempresentasikan hasil perhitungan posisi hilal, kemudian dilanjutkan dengan rukyat hilal yang dilakukan oleh tim di berbagai lokasi di Indonesia.

Kedua metode ini dibahas dan dipertimbangkan dalam sidang untuk mencapai keputusan final tentang awal Ramadhan. Proses ini menekankan pentingnya keakuratan dan kesepakatan bersama dalam menjalankan ibadah.

Promosi 1

Tahapan Sidang Isbat Ramadhan 2025

Sidang Isbat 2025 akan melalui beberapa tahapan penting. Diawali dengan pemaparan hasil hisab oleh tim ahli. Selanjutnya, laporan hasil rukyat hilal dari berbagai wilayah di Indonesia akan disampaikan.

Setelah itu, akan dilakukan diskusi dan musyawarah untuk membahas kedua hasil tersebut. Proses ini memastikan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada data yang akurat dan pertimbangan yang matang dari berbagai perspektif.

Proses musyawarah ini melibatkan berbagai pihak, termasuk perwakilan ormas Islam, ahli astronomi, dan ulama. Hal ini bertujuan untuk mencapai konsensus dan memastikan keputusan yang diambil diterima secara luas oleh masyarakat. 

Setelah musyawarah selesai, Menteri Agama akan mengumumkan keputusan resmi mengenai awal Ramadhan 1446 H. Pengumuman ini akan disiarkan secara langsung melalui berbagai media, sehingga seluruh masyarakat Indonesia dapat mengetahuinya secara bersamaan. 

Pentingnya Sidang Isbat bagi Umat Islam Indonesia

  • Menentukan awal bulan Ramadhan secara resmi dan seragam di seluruh Indonesia.
  • Menghindari perbedaan pendapat dan perselisihan terkait awal Ramadhan.
  • Mewujudkan persatuan dan kesatuan umat Islam dalam menjalankan ibadah.
  • Menunjukkan peran pemerintah dalam memberikan pedoman keagamaan kepada masyarakat.
  • Menggabungkan aspek keagamaan, keilmuan, dan peran negara dalam satu proses yang harmonis.

 

Indikasi Hilal Akan Terlihat

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais Binsyar) pada Ditjen Bimas Islam Kemenag, Arsad Hidayat, menambahkan, berdasarkan data hisab awal Ramadan 1446 H, ijtimak terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 07.44 WIB. Pada hari yang sama, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96’, dengan sudut elongasi antara 4° 47,03’ hingga 6° 24,14’.

"Dengan kriteria ini, secara astronomi, ada indikasi kuat bahwa hilal akan terlihat. Namun, keputusan akhirnya kita tunggu berdasarkan hasil sidang isbat yang akan diumumkan Menteri Agama,” sebut Arsad.

Data hisab ini akan dikonfirmasi melalui proses pemantauan hilal atau rukyatul hilal. Kemenag bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kemenag di berbagai daerah akan melakukan pemantauan hilal di berbagai titik di seluruh Indonesia. Hasil hisab dan rukyat akan dipaparkan pada sidang isbat yang dipimpin Menteri Agama.

Pengamatan Hilal di Lampung

Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) akan menggelar pengamatan hilal Ramadan 1446 Hijriah pada Jumat (28/2/2025). Kegiatan ini berlangsung di Kompleks Stasiun Pengamat Bulan (OZT-ALTS) Taman Alat MKG Kampus Itera, bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung.

Ketua Tim Pengamatan Hilal Ramadan 1446 H OAIL, Dr. Annisa Novia Indra Putri, mengungkapkan bahwa tim OAIL akan menggunakan Teleskop Robotik OZT-ALTS, yang merupakan refraktor triplet apokromat berdiameter 152 mm dengan panjang fokus 1.200 mm. 

"Selain itu, pengamatan didukung oleh kamera CCD monokrom berkecepatan tinggi dengan filter inframerah serta kamera CMOS berwarna. OAIL juga menyediakan beberapa teleskop portabel, seperti Barride Optics A-102, binokuler, dan teleskop Utopia III, yang bisa digunakan oleh peserta yang hadir," katanya, Kamis (27/2/2025).

Dalam astronomi, kata dia, awal bulan Hijriah ditandai dengan munculnya bulan sabit muda (hilal) saat Matahari terbenam pada tanggal 29 bulan Hijriah. 

"Jika hilal tidak terlihat, maka bulan Hijriah digenapkan menjadi 30 hari. Tahun ini, 29 Sya’ban 1446 H bertepatan dengan 28 Februari 2025. Berdasarkan perhitungan OAIL, konjungsi toposentrik terjadi pada pukul 06.03 WIB," terangnya. 

Saat matahari terbenam di Itera pada pukul 18.19 WIB, Bulan berada di horizon barat dengan umur 12 jam 4 menit. Berdasarkan perhitungan, ketinggian Bulan saat itu mencapai +03°:38′:55″ dengan elongasi +05°:09′:32″. 

"Meski ketinggian hilal sudah melebihi kriteria visibilitas hilal Neo MABIMS yang mensyaratkan minimal 3 derajat, elongasi hilal masih di bawah batas minimal 6,4 derajat. Oleh karena itu, keputusan resmi mengenai awal Ramadan 1446 H akan ditentukan melalui sidang isbat yang digelar Kementerian Agama RI," jelas dia.

Prediksi BRIN

Menurut Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaludin, ilmu astronomi dan metode rukyat menjadi dua pendekatan utama dalam penetapan hilal yang sering menimbulkan perbedaan pandangan. 

"Ilmu astronomi dan ilmu falak berperan penting dalam menentukan posisi hilal secara ilmiah," kata Thomas seperti dikutip dari situs resmi BRIN, Jumat (28/2/2025).

Dia menjelaskan, khusus untuk Ramadan 1446 Hijriah atau 2025 di kalender Masehi, berdasarkan analisis garis tanggal pada 28 Februari 2025 saat maghrib di wilayah Indonesia menunjukkan posisi bulan telah memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan oleh MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura).

"Kriteria MABIMS di wilayah Aceh, dengan posisi bulan di Banda Aceh sebagai berikut: Tinggi toposentrik: 4,5o Elongasi geosentrik: 6,4o Sedikit melebihi kriteria MABIMS: Tinggi >3o, elongasi >6,4o. Dengan kondisi seperti ini di Aceh, awal Ramadan di kalender hijriyah adalah 1 Maret 2025. Tetapi karena hanya wilayah Aceh yang telah memenuhi kriteria dan mengingat cuaca mungkin mendung, ada kemungkinan gagal rukyat, jadi berpotensi 1 Ramadan jatuh pada 2 Maret 2025," ungkap Profesor Riset Astronomi-Astrofisika BRIN Thomas Djamaludin.

Meski berdasarkan keilmuan berkata demikian, Thomas menyebut kepastian tanggal akan ditetapkan pada sidang isbat yang akan dilangsungkan pada sore hari nanti. 

"Penetapan awal Ramadan 1446H menunggu hasil sidang isbat yang dilakukan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia," jelas Thomas.

Titik BMKG Pantau Hilal 1 Ramadan 1446 Hijriah

Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) melalui situs resminya hilal.bmkg.go.id turut memotret pantauan 1 ramadan 1446 Hijriah melalui Sistem Informasi Observasi Hilal.

Obervasi BMKG dilakukan tersebar di sejumlah titik di seluruh Indonesia, seperti di Rooftop Mega Trade Center (MTC) Manado, Pantai Tanah Lot, Tabanan, Kantor Stasiun Geofisika Jayapura, Stasiun Geof Saumlaki, Maluku, Bukit Gado-Gado, Pantai Air Manis, Kota Padang, VTS Sengkuang, Batam, Gunung Sitoli, Pantai Wisata Hiu Paus Botubarani, Kantor Bupati Malang.

Selanjutnya, POB Syekh Belabelu Parangtritis Bantul, Gedung Layanan MKG Kupang, Hotel Mambruk Anyer, Gedung Observatorium Hilal BMKG AveTaduma Ternate, Pantai Patra Jasa Badung, Pantai Lhok Keutapang, Delft Apartemen CPI Makassar, Pantai Tanjung Setumu Tanjung Pinang, Apartemen Delft CPI Makassar.

Berikutnya ada di Menara Hilal BMKG Desa Marana Donggala, Pantai Bahari Tanggetada Kolaka, POB Lampu Satu Merauke, Pantao Hotel Puti Retno Anyer Serang, Bukit Persaudaraan Mauliru Sumba Timur, Dermaga Kokar Alor, POB Pedalen Kebumen, Gedung Observatorium Tgk Chiek Kuta Karang Lhoknga, Hotel Tirta Kencana, dan Hotel Waigo Sorong.

Sementara itu, untuk menentukan 1 Ramadan 1446 Hijriah akan dilakukan sidang isbat di Kementerian Agama pada sore hari ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya