Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayan memastikan biaya pengobatan bagi siswa yang keracunan setelah menyantap makan bergizi gratis (MBG) akan ditanggung. Menurutnya, tiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) siap bertanggung jawab jika ada keracunan menu makan bergizi gratis.
"Nanti (anak yang sakit setelah menyantap MBG) di-handle sama kepala satuan pelayanan," ujar Dadan ditemui di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (28/2/2025).
Baca Juga
Dadan menerangkan, setiap SPPG telah memiliki anggaran bahan baku dan operasional. Nantinya, dana operasional untuk menangani siswa yang sakit.
Advertisement
"Biaya operasional di satuan pelayanan itu, sifatnya add cost untuk menanggulangi hal-hal yang seperti itu," jelasnya.
Dadan memastikan pelaksanaan makan bergizi gratis bakal dievaluasi di setiap daerah yang menimbulkan korban keracunan. Ia menekankan kualitas menu makan bergizi gratis dipastikan harus terjaga.
"Evaluasi, evaluasi agar itu tidak terulang kembali. Harus menjaga kualitas, sehingga tidak ada keluhan dari penerima manfaat," pungkasnya.
40 Siswa SD Sukoharjo Keracunan Makan Bergizi Gratis
Kepala Komunikasi Presiden Hasan Nasbi mengatakan insiden 40 siswa SDN di Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng) keracunan makanan bergizi gratis (MBG), akan menjadi evaluasi bagi Badan Gizi Nasional (BGN).
Menurut dia, BGN ke depannya memperketat penyiapan MBG untuk menjamin kualitas dan kehigienisan makanan yang disajikan.
"Kejadian semacam ini akan menjadi evaluasi yang amat penting bagi BGN untuk memperketat pelaksanaan SOP dalam setiap rantai proses penyiapan MBG. Sehingga kualitas dan kehigienisan makanan bisa terjamin," kata Hasan kepada watawan, Jumat (17/1/2025).
Hasan menjelaskan 40 siswa SD di Sukoharjo itu dibawa ke puskesmas terdekat karena mengalami mual dan muntah-muntah, usai memakan ayam yang dimarinasi. Hasan menuturkan kondisi siswa SDN itu kini telah membaik.
"40 anak yang memakan ayam yang dimarinasi mengalami mual dan muntah-muntah. Anak-anak ini sudah ditangani dan diobati di puskesmas terdekat dan keadaannya sudah kembali membaik," kata dia.
Siswa SD di Takalar Keracunan Makan Bergizi Gratis
Sebelumnya, sebanyak 12 siswa sekolah dasar di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan dilarikan ke puskesmas karena diduga mengalami keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) pada Rabu (26/2/2025). Saat ini, pemerintah setempat tengah menyelidiki kejadian tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar, dr Nilal Fauziah membenarkan hal tersebut. Dia menyebut 12 siswa SD tersebut berasal dari 3 sekolah yang berbeda.
"Kejadian ini di tiga SD, yakni di SD Kapunrengan 10 siswa, SD Bonto Ba'do 1 orang dan SD Lengkese 1 orang siswa," kata Nilal, Rabu (26/2/2025).
Dari informasi yang diterima Liputan6.com, belasan siswa-siswi itu mengalami sakit perut dan pusing usai menyantap MBG yang disiapkan. Adapun menu dalam program MBG tersebut adalah nasi, ikan, tahu dan pisang.
Menurut Nilal, kejadian dugaan keracunan makanan dalam program MBG ini tidak bersifat massal. Pasalnya, dari 97 siswa yang menyantap MBG, hanya 12 orang siswa yang terdampak.
"Jadi tidak massal sifatnya. Karena jumlah anak yang di berikan makanan ada 97 orang," bebernya.
Saat ini, Dinkes Takalar sudah menerjunkan tim surveylance. Selain itu Nilal mengaku bahwa pihaknya juga telah mengambil sampel makanan untuk diperiksa di laboratorium.
"Hari ini juga kami menerjunkan tim surveylance dari dinas kesehatan," sebutnya.
"Jadi kita belum bisa memastikan apakah dari sumber makanan karena korbannya tidak massal. Artinya banyak kemungkinan. Termasuk bisa saja berasal dari air minum yang sebagian besar dibawa anak anak dari rumahnya." imbuh Nilal.
Sementara itu, Sekda Takalar Muhammad Hasbi mengimbau kepada seluruh masyarakat Takalar untuk tidak panik menyikapi informasi ini. Ia meminta agar masyarakat mempercayakan penanganan kejadian ini kepada Pemkab Takalar.
"Kami imbau masyarakat tidak panik. Ini kejadian pertama dan tidak massal. Percayakan kepada pemerintah untuk menangani hal ini. Kami yakinkan, program ini demi perbaikan asupan gizi untuk anak-anak kita," ucap Hasbi terpisah.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Infografis
