Liputan6.com, Jakarta - Rupanya bencana banjir belum berlalu dari Jabodetabek. Masih menghantui. Curah hujan belum mencapai puncak ekstrem. Masyarakat diminta waspada.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini terkait potensi hujan ekstrem di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Baca Juga
Peringatan ini disampaikan menyusul prediksi puncak hujan yang diperkirakan terjadi antara 11 hingga 20 Maret 2025. Intensitas hujan sangat tinggi, mencapai 300 mm dalam 10 hari.
Advertisement
Intensitas hujan yang tinggi berpotensi menyebabkan berbagai bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang. Oleh karena itu, kewaspadaan masyarakat sangat diperlukan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dilakukan untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi. Ini didasarkan pada data dan analisis atmosfer yang akurat. BMKG sebagai institusi yang bertanggung jawab dalam kebijakan dan pelaksanaan modifikasi cuaca, bekerja sama dengan BNPB dalam pelaksanaan OMC.
Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto mengungkapkan OMC telah dilakukan sejak 5 Maret 2025. Pengalaman sebelumnya menunjukkan OMC mampu mengurangi curah hujan sebesar 30-60 persen pada awan hujan yang cukup masif. Dengan demikian, diharapkan risiko banjir di wilayah terdampak dapat ditekan.
Seperti apa warning banjir yang masih menghantui Jabodetabek? Bagaimana jurus OMC bisa menghadang banjir Jabodetabek? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:
Infografis Warning! Banjir Masih Hantui Jabodetabek
Advertisement
Infografis Jurus OMC Hadang Banjir Jabodetabek
