Apa Kabar Proyek Giant Sea Wall? Menko AHY Berikan Penjelasan

Dengan rencana awal pembangunan Giant Sea Wall sepanjang 32 kilometer dari Tangerang hingga Pelabuhan Tanjung Priok, proyek ini berpotensi diperluas hingga 700 kilometer di sepanjang pantai utara Jawa, dari Banten hingga Gresik.

oleh Muhammad Ali Diperbarui 13 Mar 2025, 02:10 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2025, 02:10 WIB
Progres Pembangunan Tanggul Laut Raksasa Jakarta
Perahu nelayan melintas di dekat proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall di Cilincing, Jakarta, Kamis (15/3). Tanggul laut raksasa ini diharapkan mampu mencegah rob yang kerap melanda pesisir Jakarta. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Giant Sea Wall (GSW) Jakarta, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tanggul Laut Raksasa, adalah proyek yang dirancang untuk melindungi ibu kota dari ancaman banjir yang disebabkan oleh kenaikan permukaan laut dan penurunan tanah.

Proyek ini merupakan bagian dari rencana pembangunan terpadu pesisir ibu kota, yang dikenal dengan nama National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Sejak dimulainya proyek ini, banyak yang mengamati dan menunggu perkembangan GSW dengan penuh harapan.

Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), baru-baru ini memberikan penjelasan mengenai status proyek GSW. Dalam pernyataannya, AHY menekankan pentingnya perencanaan yang matang sebelum melanjutkan pembangunan, terutama mengingat proyek ini sangat besar dan kompleks.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan prioritas dan anggaran yang tersedia sebelum melangkah lebih jauh.

“Tentunya nanti akan kita lihat prioritasnya, dan kita hadapkan juga kepada anggaran yang tersedia,” kata AHY di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (12/3/2025).

Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak ingin terburu-buru dalam mengambil keputusan terkait proyek yang diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang bagi Jakarta.

Promosi 1

Tujuan Utama dan Skala Proyek GSW

GSW memiliki tujuan utama untuk melindungi Jakarta dari banjir yang diakibatkan oleh kenaikan permukaan laut dan penurunan tanah. Proyek ini juga diharapkan dapat meningkatkan pengembangan urban dan menyediakan sumber daya air bersih bagi penduduk.

Dengan rencana awal pembangunan tembok laut sepanjang 32 kilometer dari Tangerang hingga Pelabuhan Tanjung Priok, proyek ini berpotensi diperluas hingga 700 kilometer di sepanjang pantai utara Jawa, dari Banten hingga Gresik.

Skala proyek yang sangat besar ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menghadapi tantangan lingkungan yang semakin mendesak. “Kami berharap nanti juga akan kita laporkan kepada bapak presiden,” tambah AHY, menekankan pentingnya dukungan dari semua pihak terkait.

Fase Pembangunan dan Desain GSW

Pembangunan GSW dibagi menjadi beberapa fase. Fase awal berfokus pada penguatan tanggul pantai yang sudah ada dan pembangunan 17 pulau buatan di Teluk Jakarta. Fase berikutnya akan melibatkan pembangunan tembok laut raksasa itu sendiri, yang direncanakan mencakup berbagai fasilitas, termasuk bandara, pelabuhan, jalan tol, kawasan perumahan, kawasan industri, pengolahan limbah, waduk, dan area hijau.

Desain awal GSW menggambarkan tembok laut berbentuk burung Garuda, yang merupakan lambang nasional Indonesia. Desain ini tidak hanya berfungsi sebagai penghalang terhadap air laut, tetapi juga sebagai simbol identitas bangsa.

Dampak Lingkungan dan Kontroversi

Meskipun proyek ini menjanjikan banyak manfaat, GSW juga tidak lepas dari kontroversi dan perdebatan. Banyak pihak yang mengkhawatirkan dampak lingkungan dari pembangunan GSW, terutama terhadap kualitas air laut dan ekosistem sekitar. Studi telah dilakukan untuk menilai dampak ini dan mencari solusi untuk meminimalkan efek negatif yang mungkin timbul.

Beberapa kritikus berpendapat bahwa GSW hanya merupakan solusi parsial, karena tidak mengatasi akar masalah penurunan tanah di Jakarta. Mereka mengingatkan bahwa tanpa penanganan yang menyeluruh, proyek ini mungkin tidak akan memberikan hasil yang diharapkan.

Status Terkini Proyek GSW

Hingga Maret 2025, meskipun proyek ini dimulai pada tahun 2014, pembangunannya masih berlangsung dan belum selesai. Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, tetap berkomitmen untuk melanjutkan proyek ini. Anggaran untuk fase awal pembangunan diperkirakan mencapai Rp123 triliun (sekitar US$7,4 miliar) dalam delapan tahun ke depan.

Proyek ini juga diintegrasikan dengan proyek pengelolaan sanitasi dan penyediaan air bersih di Jakarta, menunjukkan bahwa pemerintah berusaha untuk menangani berbagai masalah lingkungan secara bersamaan.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Infografis

Infografis Banjir Rob dan Jebolnya Tanggul Laut di Semarang. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Banjir Rob dan Jebolnya Tanggul Laut di Semarang. (Liputan6.com/Trieyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya