Budayawan hingga Pakar Hukum Ingatkan Kekayaan Negara Harus Dimanfaatkan untuk Rakyat

Pakar Hukum Tata Negara Feri Amsari mengingatkan, kekayaan negara harus digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

oleh Tim News Diperbarui 21 Mar 2025, 05:35 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2025, 20:30 WIB
Isu dugaan perampokan kekayaan negara mencuat dalam diskusi bertajuk 'Merampok Indonesia, Merobek Merah Putih Kita' yang digelar Barikade 98 di Hotel Acacia, Jakarta, Kamis (20/3/2025).
Isu dugaan perampokan kekayaan negara mencuat dalam diskusi bertajuk 'Merampok Indonesia, Merobek Merah Putih Kita' yang digelar Barikade 98 di Hotel Acacia, Jakarta, Kamis (20/3/2025). (Ist)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Isu dugaan perampokan kekayaan negara mencuat dalam diskusi bertajuk 'Merampok Indonesia, Merobek Merah Putih Kita' yang digelar Barikade 98 di Hotel Acacia, Jakarta, Kamis (20/3/2025).

Acara tersebut menjadi ajang bagi para aktivis, pakar hukum, dan tokoh nasional, untuk membedah praktik mafia yang diduga menggerogoti sumber daya negara.

Budayawan Erros Djarot menilai, hukum di Indonesia semakin kehilangan taring, saat berhadapan dengan mafia ekonomi. Sebab itu, kata dia, rakyat tak boleh tinggal diam dan harus bersatu melawan kejahatan sistematis ini.

"Kalau hukum tidak bisa menyentuh mereka, kita yang harus bertindak. Jangan biarkan negara dikuasai oleh segelintir orang rakus. Ini bukan lagi sekadar persoalan korupsi, tapi sudah menjadi perampokan sistematis yang mengancam masa depan bangsa," ujar Erros, melalui keterangan tertulis, Kamis (20/3/2025).

Dalam kesempatan yang sama, Pakar Hukum Tata Negara Feri Amsari mengingatkan, praktik penguasaan sumber daya oleh segelintir elit bertentangan dengan konstitusi.

"Pasalnya, konstitusi mengamanatkan, kekayaan negara harus digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Tapi, apa yang terjadi sekarang? Yang kaya makin kaya, yang miskin semakin terpinggirkan. Jika ini terus dibiarkan, kita akan kehilangan identitas sebagai bangsa yang berdaulat," papar Feri.

Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad tak kalah geram. Menurut dia, pemberantasan korupsi saat ini semakin dilemahkan, dan para mafia ekonomi semakin leluasa menguasai aset negara.

"KPK harus kembali ke jalurnya! Mafia-mafia ini harus ditindak, bukan diberi perlindungan. Kita tidak bisa hanya berharap pada aparat hukum yang makin tumpul, rakyat harus bersuara dan ikut mengawal," cetus Abraham Samad.

 

Promosi 1

Aktivis Harus Tetap Bersuara

Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Imanuel Ebenezer
Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Imanuel Ebenezer bersama Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea medatangi PT Softex Indonesia di kawasan industri Karawang Jabar Industrial Estate (KJIE), Karawang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025).... Selengkapnya

Sementara itu, Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Imanuel Ebenazer mengapresiasi semangat para aktivis dalam menjaga demokrasi tetap hidup. Menurut dia, para aktivis harus tetap bersuara, karena negara ini dibangun dengan pajak rakyat.

"Saya senang bisa hadir di sini. Suasana demokrasi kita masih sehat, karena kritik terus hidup. Jangan pernah takut untuk mengkritik, karena kritik adalah bagian dari demokrasi dan Brigade 98 adalah aset," ucap Imanuel.

Kemudian, Wakil Ketua Umum Barikade 98 Agus Salahudin juga turut mengapresiasi kehadiran para pendekar demokrasi dalam diskusi yang diinisiasi pihaknya. Dia juga menyoroti pengesahan Undang-Undang (UU) TNI yang dilakukan Pemetintah dan DPR.

Menurut Agus, pengesahan UU tersebut langkah mundur dalam demokrasi Indonesia. Terlebih, kata dia, langkah itu dilakukan di tengah situasi global dan kawasan, yang berada dalam ancaman perang.

"TNI dan Komisi 1 DPR gagal membaca perubahan Geostrategi dan Geopolitik, khususnya ancawan perang antar kawasan. Dalam situasi saat ini, harusnya TNI fokus pada tugas pertahanan negara," tegas Agus.

Infografis 6 Negara Tak Bekali Polisi dengan Pistol
Infografis 6 Negara Tak Bekali Polisi dengan Pistol. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya