Liputan6.com, Jakarta - Lembaga filantropi International Networking for Humanitarian (INH) bersama Badan Wakaf Indonesia (BWI) menggelar Gebyar Wakaf dengan tema “Bangun Kembali Palestina”. Acara yang digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta pada Jumat, 21 Maret 2025 lalu itu mengajak umat Islam di Indonesia ikut memperhatikan nasib rakyat Palestina.
Dalam acara tersebut, pendiri INH, Husein Gaza mengungkapkan alasan umat Islam Indonesia perlu memperhatikan nasib saudara-saudaranya di Palestina. Menurut dia, setidaknya ada tiga ikatan kuat yang menghubungkan Indonesia dengan Palestina.
"Kita punya terlalu banyak ikatan dengan mereka (Palestina dan Baitul Maqdis) yakni ikatan secara kemanusiaan, ikatan secara konstitusi, dan ikatan secara akidah," ujar Husein dalam keterangan tertulis, Jakarta, Minggu (23/3/2025).
Advertisement
Acara ini juga menekankan bahwa kontribusi umat Islam Indonesia terhadap Palestina tidak hanya terbatas pada donasi, tetapi juga pada pendidikan dan penyebaran informasi yang benar.
"Umat Islam Indonesia harus mulai mengedukasi diri sendiri dan orang lain terkait hubungan dengan Palestina itu sejauh apa," tambahnya. Hal ini mencerminkan perlunya pemahaman yang lebih dalam mengenal perjuangan Palestina.
Tidak hanya membahas wakaf dan boikot, Husein juga mengungkapkan rencana besar untuk membangun Kampung Indonesia di Gaza, Palestina.
"Kementerian Palestina siap untuk menyediakan lahan kalau masyarakat Indonesia mau merekonstruksi Gaza," ungkapnya, menunjukkan komitmen Indonesia dalam membantu rekonstruksi Gaza pasca-konflik.
Tiga Ikatan yang Menghubungkan Indonesia dengan Palestina
Husein memaparkan tiga ikatan yang sangat mendalam antara umat Islam Indonesia dengan Palestina. Ikatan pertama adalah ikatan kemanusiaan, yang berdasarkan pada rasa kemanusiaan universal untuk membantu mereka yang tertindas.
"Sebagai manusia punya naluri alami untuk membantu manusia yang sedang kesulitan," katanya.
Dalam hal ini, Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim memiliki peran penting untuk membantu mengurangi penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina.
Ikatan kedua adalah ikatan konstitusi. Husein menegaskan bahwa Indonesia memiliki kewajiban moral dan hukum untuk membantu perjuangan Palestina, mengingat semangat yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. "Dalam pembukaan UUD 1945 jelas sekali bahwa kita punya kewajiban untuk membantu perjuangan warga Palestina di situ," tegasnya.
Ikatan ketiga adalah ikatan akidah, yang menghubungkan umat Islam di dunia dengan Palestina, khususnya terkait dengan Masjid al-Aqsa. "Masjidil Aqsa adalah masjidnya orang Islam," ujar Husein.
Sebagai umat Islam, menjaga Masjid al-Aqsa dan membebaskan Palestina adalah bagian dari tanggung jawab spiritual setiap Muslim. Ketiga ikatan ini menegaskan pentingnya perjuangan bersama dalam mendukung Palestina.
Advertisement
Donasi, Edukasi, dan Aksi Nyata: Langkah Strategis untuk Palestina
Husein menjelaskan bahwa donasi saja tidak cukup untuk membantu Palestina. “Ada yang lebih tinggi dari donasi yakni edukasi,” katanya.
Edukasi adalah langkah pertama yang harus diambil umat Islam Indonesia untuk memahami lebih dalam hubungan mereka dengan Palestina. Dengan pemahaman yang baik, umat Islam dapat mengambil langkah-langkah yang lebih strategis dalam mendukung perjuangan Palestina.
Selain edukasi, informasi yang akurat dan terus-menerus juga menjadi bagian dari perjuangan ini. "Kita jaga agar isu Palestina ini jangan tenggelam, kita harus mengawal terus sebagai netizen," ujar Husein.
Di dunia digital ini, peran media sosial sangat besar dalam memastikan bahwa dunia tidak melupakan penderitaan rakyat Palestina. Umat Islam bisa menjadi agen perubahan dengan menyebarkan informasi yang benar dan mengajak orang lain untuk peduli.
Husein juga menyoroti pentingnya boikot produk Israel sebagai bentuk perlawanan terhadap kekuatan ekonomi yang mendukung penjajahan. "Kita serang di situ dengan cara boikot," katanya.
Melalui aksi boikot, umat Islam dapat memberikan tekanan kepada negara-negara besar yang mendukung Israel dan menambah dampak pada ekonomi mereka.
Terakhir, Husein menekankan pentingnya doa sebagai bagian dari usaha spiritual untuk Palestina. "Dan yang paling penting adalah dengan doa (untuk Palestina)," ujarnya. Doa menjadi senjata utama umat Islam dalam memohon kepada Allah agar memberikan kemenangan dan kebebasan untuk Palestina.
Rencana Pembangunan Kampung Indonesia di Gaza
Salah satu langkah konkret yang dibahas dalam acara tersebut adalah pembangunan Kampung Indonesia di Gaza. INH, bersama BWI dan Baznas RI, telah menginisiasi proyek ini dengan harapan dapat membantu proses rekonstruksi Gaza setelah peperangan.
Husein menjelaskan bahwa INH telah berkoordinasi dengan kementerian Palestina untuk memulai proyek ini. "Mereka siap untuk menyediakan lahan kalau masyarakat Indonesia mau merekonstruksi Gaza," ujar dia.
Pembangunan Kampung Indonesia di Gaza diharapkan akan dimulai setelah gencatan senjata permanen tercapai. Fase pertama adalah pembersihan Gaza dari puing-puing reruntuhan, diikuti dengan fase recovery dan rekonstruksi. "Fase rekonstruksi inilah peletakan batu pertama Kampung Indonesia akan dilaksanakan," jelas Husein.
Proyek ini, meskipun membutuhkan dana yang sangat besar, diharapkan akan membawa manfaat langsung bagi warga Gaza yang terdampak perang. Kampung Indonesia akan menjadi simbol solidaritas dan kebersamaan umat Islam Indonesia dalam membantu Palestina.
Rencana pembangunan ini juga membuka peluang bagi masyarakat Indonesia untuk terlibat dalam rekonstruksi Gaza, baik dalam bentuk penggalangan dana, penyediaan tenaga ahli, maupun dukungan teknis lainnya. "Kampung Indonesia ini diharapkan bisa memberikan manfaat langsung bagi masyarakat Gaza," kata Husein, menutup diskusi dengan harapan besar untuk masa depan Palestina.
Advertisement
