PSI Dianggap Wadah Politik yang Tepat untuk Jokowi

Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi masih belum memutuskan kendaraan politiknya yang baru usai dipecat oleh PDI Perjuangan (PDIP). Pasalnya, yang bersangkutan dinilai masih memiliki nilai jual di politik dengan banyak pengikutnya.

oleh Putu Merta Surya Putra Diperbarui 26 Mar 2025, 22:20 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2025, 20:18 WIB
Jokowi
Presiden Joko Widodo kembali bertemu dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep dan kadernya di Deli Serdang, Sumatera Utara. (Ist)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi masih belum memutuskan kendaraan politiknya yang baru usai dipecat oleh PDI Perjuangan (PDIP). Pasalnya, yang bersangkutan dinilai masih memiliki nilai jual di politik dengan banyak pengikutnya.

Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas mengatakan, Jokowi harus punya wadah politiknya jika masih ingin mempertahankan eksistensinya di kancah politik nasional.

"Joko Widodo membutuhkan wadah untuk bisa mempertahankan eksistensinya dalam politik Indonesia. Sehingga perlu bergabung dengan salah satu partai politik yang selama ini selalu memberikan warna dalam politik Indonesia," kata dia, Rabu (26/3/2025).

Menurutnya, partai politik yang dipandang realistis bisa menjadi wadah politiknya adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI), di mana tempat anaknya, Kaesang Pangarep menjadi ketua umum.

"Sehingga sangat mungkin Joko Widodo bergabung dengan partai yang saat ini dipimpin oleh anak bungsunya. Apalagi secara jelas gagasan partai super terbuka oleh Jokowi diwujudkan oleh Kaesang di PSI," ungkap Fernando.

Dia berpandangan, jika mantan Gubernur Jakarta itu bisa mengambil peran strategis di PSI, hal ini akan memberikan dampak signifikan bagi partai tersebut.

Menurutnya, kolaborasi antara Kaesang sebagai Ketua Umum PSI dan Jokowi dalam posisi strategis akan meningkatkan daya saing dan elektabilitas PSI dalam menghadapi Pemilu 2029.

"Kolaborasi antara Kaesang sebagai Ketua Umum dan Jokowi sebagai Pembina atau jabatan lainnya akan mampu meningkatkan suara PSI 2029 yang akan datang," kata dia.

Promosi 1

Pernyataan Jokowi

Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) buka suara soal rencana Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan berubah nama menjadi PSI Perorangan. Penambahan kata Perorangan, PSI diprediksi akan menjadi partai yang terbuka tidak dimiliki segelintir orang atau keluarga.

Konsep partai perorangan atau Partai Super Tbk pernah disampaikan Jokowi beberapa waktu lalu. Bahkan konsep tersebut telah ia sampaikan di depan para relawan dan Ketua Umum Projo Budi Arie di Jakarta.

Jokowi tak mempermasalahkan perubahan nama PSI tersebut. Namun, dia merasa konsep partai perorangan telah diserobot partai yang dipimpin anak bungsunya sendiri, Kaesang Pangarep.

"Gini, itu memang ada ide gagasan untuk membuat partai super Tbk yang saya sampaikan juga kepada relawan-relawan, tanggapannya seperti apa terhadap gagasan ini. Ternyata tahu-tahu sudah diambil, sudah diakomodir oleh PSI yang kurang lebih menurut saya konsepnya hampir-hampir mirip, tetapi dimodifikasi sedikit oleh PSI," ujar Jokowi saat ditemui wartawan di rumahnya, Jalan Kutai Utara No 1, Sumber, Solo, Rabu (5/3).

Dalam pertemuan bersama relawan di Jakarta, Jokowi menyampaikan gagasannya mengenai Partai Super Tbk. Menurutnya, Partai Super Tbk merupakan partai yang bersifat terbuka sehingga semua anggotanya merasa memiliki.

"Ya seperti itu partai yang terbuka, super terbuka. Nanti pemilihan ketuanya juga dilakukan secara terbuka oleh seluruh anggotanya dan itu betul-betul partai milik bersama," katanya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya