Makna Jumat Agung 2025: Libur Panjang dan Refleksi Pengorbanan Yesus

Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2025, umat Kristiani akan memperingati Jumat Agung pada tanggal 18 April. Hari ini bukan hanya menjadi hari libur nasional di Indonesia, tetapi juga momen sakral untuk merenungkan pengorbanan Yesus Kristus di Kalvari.

Peristiwa wafatnya Yesus, yang bagi umat Kristiani merupakan puncak pengorbanan untuk menebus dosa umat manusia, akan dirayakan dengan berbagai kegiatan keagamaan dan menjadi awal dari libur panjang tiga hari.

Jumat Agung, atau Good Friday, memperingati penyaliban dan kematian Yesus Kristus. Meskipun disebut 'baik', hari ini sarat dengan makna duka cita atas penderitaan yang dialami Yesus. Namun, kata 'baik' merujuk pada kebaikan ilahi dari pengorbanan-Nya demi keselamatan umat manusia, menawarkan harapan akan kehidupan baru dan pengampunan dosa.

Sejarah peringatan Jumat Agung telah berlangsung selama berabad-abad. Istilah "Good Friday" sendiri muncul sekitar tahun 1290, berkembang dari "God's Friday".

Meskipun Alkitab tidak secara spesifik menyebutkan hari kematian Yesus, umat Kristiani meyakini peristiwa tersebut terjadi pada hari Jumat. Peringatan ini menjadi puncak Pekan Suci (Holy Week), menandai titik tertinggi penderitaan dan pengorbanan Yesus sebelum kebangkitan-Nya.

Bagi umat Kristiani, Jumat Agung merupakan hari penuh makna teologis. Kematian Yesus di kayu salib dianggap sebagai tebusan dosa manusia, bukti cinta kasih Allah yang tak terhingga. Melalui pengorbanan-Nya, manusia mendapatkan kesempatan untuk berdamai dengan Tuhan dan memperoleh pengampunan. Hari ini mendorong introspeksi diri dan merenungkan arti pengorbanan Yesus.

Ajaran Kristen mengajarkan bahwa dosa memisahkan manusia dari Tuhan. Pengorbanan Yesus, sebagai Anak Allah, memperbaiki hubungan tersebut. Yesus menanggung penderitaan luar biasa, mengalami hinaan, penolakan, dan siksaan fisik sebelum disalibkan. Perjalanan-Nya ke Golgota menjadi simbol perjuangan melawan kejahatan dan penderitaan.

Jumat Agung bukan hanya tentang kesedihan, tetapi juga tentang harapan dan keselamatan. Melalui kematian dan kebangkitan Yesus, umat Kristiani percaya akan adanya kehidupan kekal dan pengampunan dosa. Hari ini menjadi waktu untuk merenungkan arti pengorbanan Yesus dan mempersiapkan hati untuk menyambut sukacita kebangkitan-Nya pada Minggu Paskah.

Perayaan Jumat Agung beragam di berbagai negara dan denominasi Kristen. Umumnya meliputi ibadah gereja yang khusyuk, seringkali dengan pembacaan kisah penyaliban, doa, dan renungan. Beberapa gereja mengadakan 'Service of the Great Three Hours' Agony' dari pukul 12 siang hingga 3 sore, mengingat waktu Yesus di kayu salib.

Banyak umat Kristiani berpuasa dan berdoa sebagai bentuk penebusan diri dan introspeksi spiritual. Prosesi Jalan Salib juga dilakukan di beberapa tempat, melambangkan perjalanan Yesus menuju Kalvari. Tradisi unik lainnya tersebar di berbagai negara, seperti menerbangkan layang-layang di Bermuda atau menutup patung-patung keagamaan dengan kain hitam di Italia.

Di Indonesia, Jumat Agung tahun 2025, yang jatuh pada tanggal 18 April, akan menjadi hari libur nasional. Banyak yang menantikan libur panjang ini untuk beristirahat atau melakukan aktivitas lainnya. Namun, bagi umat Kristiani, hari ini tetap menjadi momen untuk memperdalam iman dan merenungkan makna pengorbanan Yesus Kristus.

Selain ibadah formal, banyak komunitas Kristiani juga melakukan kegiatan sosial, seperti bakti sosial atau kunjungan kepada yang membutuhkan. Hal ini sebagai wujud nyata dari ajaran kasih dan pengorbanan yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Perayaan Jumat Agung juga menjadi momen untuk memperkuat persaudaraan dan kebersamaan di antara umat Kristiani.

Jumat Agung 2025, dengan ketepatannya di tanggal 18 April, merupakan hari penting bagi umat Kristiani di seluruh dunia. Meskipun hari berkabung, ia juga penuh harapan dan pengingat akan pengorbanan Yesus yang membawa keselamatan. Berbagai tradisi perayaan menunjukkan kekayaan dan kedalaman makna spiritual dari hari suci ini, menyatukan umat Kristiani dalam refleksi dan perenungan akan kasih dan pengorbanan Tuhan.