Penentuan Awal Ramadan, NU Tetap Berpegang Hasil Rukyat

NU tetap pertahankan metode rukyat atau melihat hilal sebagai penanda awal bulan untuk penentuan awal Ramadan 2013.

oleh Oscar Ferri diperbarui 03 Jul 2013, 00:06 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2013, 00:06 WIB
hisab-iluts130612c.jpg
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belum menentukan awal puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun 2013. Namun, NU akan tetap mempertahankan metode rukyat atau melihat hilal sebagai penanda awal bulan untuk penentuannya.

"Sesuai dengan sabda Nabi Salallahu Alaihi Wassalam, puasalah kamu dengan melihat bulan, dan berlebaranlah dengan melihat bulan. Untuk itu NU akan tetap berpegang pada metode rukyat untuk penentuan awal Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (2/72013).

Ia menjelaskan pihaknya menolak anggapan pilihan penentuan awal bulan melalui metode rukyat adalah bentuk ketertinggalan dari kemajuan teknologi. Ia menyatakan Lajnah Falakiyah NU juga canggih, sehingga untuk menentukan tanggal sampai 3 ribu tahun ke depan juga bisa.

"Ini bukan soal canggih atau tidak canggih, tapi ini mengikuti seperti apa yang dijalankan Rasulullah,"jelas Said.

Terkait seringnya muncul mendung dalam metode rukyat yang mengakibatkan penentuan awal bulan terkendala, Said menambahkan, ada petunjuk lain dari Rasulullah untuk penggenapan bulan menjadi 30 hari.

Mengenai perbedaan tanggal pelaksanaan puasa dan Hari Raya Idul Fitri yang sering terjadi di Indonesia, Ia dengan tegas menyampaikan penyesalannya. Dia mencontohkan, perbedaan menjadi hal yang wajar terjadi di Timur Tengah. Namun bukan dalam 1 negara, melainkan di negara-negara yang berbeda.

"Mesir itu menggunakan rukyat, Jordan menggunakan hisab. Di Timur Tengah penentuan puasa juga sering berbeda, tapi zntarnegara, bukan di 1 negara ada kelompok-kelompok yang saling berbeda. Al-Quran dengan tegas memerintah kita taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan taat kepada pemimpin," ucap Said.

Sekretaris Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama Nahari Ilyas menambahkan, pihaknya mulai melaksanakan motode rukyat pada tanggal 28 Sya'ban 1434 H atau bertepatan tanggal Senin 8 Juli 2013 mendatang. Sebanyak 90 titik untuk melihat hilal sudah disiapkan, termasuk tim yang akan menjalankan tugasnya.

"Semua hasil-hasil yang sudah dilihat di titik-titik itu akan dilaporkan ke Lajnah Falakiyah pusat, ke kami. Selanjutnya kemudian akan dibahas bagaimana keputusan akhirnya," kata Nahari. (Osc/Adi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya