Gempa berkekuatan 6,2 skala richter yang mengguncang Aceh Tengah dan Bener Meriah, Selasa 2 Juli 2013 lalu, tak hanya menelan korban jiwa dan harta, tapi juga mengakibatkan sejumlah desa porak poranda dan nyaris lenyap.
Seperti halnya yang terjadi di Desa Serempah, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, nyaris lenyap ditelan gempa bumi. Sisanya tak layak huni karena kondisi tanah sudah terbelah.
Pantauan Liputan6.com, Jumat (12/7/2013), di Desa Serempah hanya terlihat beberapa rumah warga yang ditinggalkan penghuninya. Sebuah kilang (lumbung) padi yang roboh dibersihkan untuk diambil isinya yang masih dapat diselamatkan. Rumah penduduk yang luput dari longsoran kini menjadi posko darurat tim evakuasi dan relawan di kawasan tersebut.
Di desa itu terlihat sebuah lembah yang tanahnya ambrol dengan kedalaman 100 meter dan lebar 500 meter. 12 Rumah tertimbun tanah longsor, puluhan warga jadi korban, 8 hilang, 6 di antaranya belum ditemukan hingga kini.
Fatimah, korban gempa yang selamat di Desa Serempah, mengungkapkan kesedihannya. Wanita beranak 8 ini kehilangan saudara kandungnya. Kini ia mengandalkan padi simpanan kakak kandungnya untuk menghidupi anak-anaknya.
Selain Fatimah, Mariati juga kehilangan keponakan dan suaminya. Suami Mariati meninggal akibat luka berat yang dideritanya.
Kapolda Aceh Irjen Polisi Herman Effendi mengatakan pihaknya dibantu TNI terus mencari korban hilang. Saat ini, kondisi desa itu sangat memprihatinkan. Warga yang tinggal tersisa setengahnya dari total sebelumnya 54 kepala keluarga di Desa Serempah. Rumah warga yang tersisa juga tak layak pakai, karena tekstur tanah yang rawan ambrol.
Selain Serempah, Desa Bah yang berdekatan dengan Serempah juga memprihatinkan. 2 Desa ini sempat terisolir selama 2 hari, akibatnya bantuan terlambat datang. Proses evakuasi juga baru dapat dilakukan pada hari ketiga pascagempa.
Daerah lain Blang Mancung Atas, Selun, Kute Gelima, dan beberapa desa lainnya di Ketol memang yang paling parah terkena dampak gempa. Bahkan Masjid Babusslihin di Blang Mancung Atas roboh hingga mengenai 7 anak. 4 Di antaranya meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan.
Desa Sukaramai, Tmang Rasa, Pantan Jerik di Kecamatan Kute Panang juga tak kurang rusaknya. Bahkan rumah Kepala Desa Timang Rasa, Mahyuddin juga hancur. Bila di Kecamatan Ketol, kebanyakan rumah yang rusak berpondasi beton, di Kute Panang, rumah yang rusak banyak yang berpondasi dari kayu.
Di Desa Timang Rasa, 80 persen dari 75Â kepala keluarga kehilangan tempat tinggal. Fasilitas umum, seperti sekolah, poliklinik desa dan puskesmas juga rusak berat. (Sul/Ali)
Seperti halnya yang terjadi di Desa Serempah, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, nyaris lenyap ditelan gempa bumi. Sisanya tak layak huni karena kondisi tanah sudah terbelah.
Pantauan Liputan6.com, Jumat (12/7/2013), di Desa Serempah hanya terlihat beberapa rumah warga yang ditinggalkan penghuninya. Sebuah kilang (lumbung) padi yang roboh dibersihkan untuk diambil isinya yang masih dapat diselamatkan. Rumah penduduk yang luput dari longsoran kini menjadi posko darurat tim evakuasi dan relawan di kawasan tersebut.
Di desa itu terlihat sebuah lembah yang tanahnya ambrol dengan kedalaman 100 meter dan lebar 500 meter. 12 Rumah tertimbun tanah longsor, puluhan warga jadi korban, 8 hilang, 6 di antaranya belum ditemukan hingga kini.
Fatimah, korban gempa yang selamat di Desa Serempah, mengungkapkan kesedihannya. Wanita beranak 8 ini kehilangan saudara kandungnya. Kini ia mengandalkan padi simpanan kakak kandungnya untuk menghidupi anak-anaknya.
Selain Fatimah, Mariati juga kehilangan keponakan dan suaminya. Suami Mariati meninggal akibat luka berat yang dideritanya.
Kapolda Aceh Irjen Polisi Herman Effendi mengatakan pihaknya dibantu TNI terus mencari korban hilang. Saat ini, kondisi desa itu sangat memprihatinkan. Warga yang tinggal tersisa setengahnya dari total sebelumnya 54 kepala keluarga di Desa Serempah. Rumah warga yang tersisa juga tak layak pakai, karena tekstur tanah yang rawan ambrol.
Selain Serempah, Desa Bah yang berdekatan dengan Serempah juga memprihatinkan. 2 Desa ini sempat terisolir selama 2 hari, akibatnya bantuan terlambat datang. Proses evakuasi juga baru dapat dilakukan pada hari ketiga pascagempa.
Daerah lain Blang Mancung Atas, Selun, Kute Gelima, dan beberapa desa lainnya di Ketol memang yang paling parah terkena dampak gempa. Bahkan Masjid Babusslihin di Blang Mancung Atas roboh hingga mengenai 7 anak. 4 Di antaranya meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan.
Desa Sukaramai, Tmang Rasa, Pantan Jerik di Kecamatan Kute Panang juga tak kurang rusaknya. Bahkan rumah Kepala Desa Timang Rasa, Mahyuddin juga hancur. Bila di Kecamatan Ketol, kebanyakan rumah yang rusak berpondasi beton, di Kute Panang, rumah yang rusak banyak yang berpondasi dari kayu.
Di Desa Timang Rasa, 80 persen dari 75Â kepala keluarga kehilangan tempat tinggal. Fasilitas umum, seperti sekolah, poliklinik desa dan puskesmas juga rusak berat. (Sul/Ali)