Pertandingan tinju memperebutkan piala 'Bupati Cup' di Nabire Papua berakhir tragis. Sebanyak 17 orang tewas dan 34 lainnya luka-luka saat berdesak-desakan pasca-kemenangan Alfius Rumkorem dari Sasana Persada atas Yulianus Pigome dari Sasana Mawa ini. Kejadian ini pun disesalkan banyak pihak. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pun dituding lalai.
"Kerusuhan ini sangat mungkin terjadi karena kelalaian pihak KONI dan Pengda cabang olahraga terkait," kata anggota Komisi X Ahmad Zainuddin melalui pesan singkatnya di Jakarta, Senin (15/7/2013).
"Sangat naif bila olahraga tinju menyebabkan belasan orang meninggal," imbuhnya.
Zainuddin menilai, kerusuhan dalam pertandingan olahraga dapat terjadi saat sudah kehilangan sportivitas dan profesionalismenya. Dia pun mengimbau agar penyebab kerusuhan ini dapat diusut tuntas untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
"KONI dan Pengda olahraga harus meningkatkan pembinaan dan pengawasan tiap cabang olahraga," pungkas Zainuddin. (Ndy/Ary)
"Kerusuhan ini sangat mungkin terjadi karena kelalaian pihak KONI dan Pengda cabang olahraga terkait," kata anggota Komisi X Ahmad Zainuddin melalui pesan singkatnya di Jakarta, Senin (15/7/2013).
"Sangat naif bila olahraga tinju menyebabkan belasan orang meninggal," imbuhnya.
Zainuddin menilai, kerusuhan dalam pertandingan olahraga dapat terjadi saat sudah kehilangan sportivitas dan profesionalismenya. Dia pun mengimbau agar penyebab kerusuhan ini dapat diusut tuntas untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
"KONI dan Pengda olahraga harus meningkatkan pembinaan dan pengawasan tiap cabang olahraga," pungkas Zainuddin. (Ndy/Ary)